12

3.2K 181 1
                                    

alfa, ia berjalan pelan menghampiri gadis itu. suara langkahnya tak terdengar, dengan hati-hati ia mendekati gadis itu.

"milky....." panggilnya. gadis itu langsung menutup mulut meredam suara dan menarik nafasnya.

"siapa yang lebih bodoh ? aku atau kamu?" ucap gadis itu dan menoleh kearahnya. alfa, tubuh tingginya langsung memeluk gadis kecil yang sedang duduk dengan tatapan kosongnya itu. tangan lebarnya itu mulai membelai rambut gadis yang sedang menangis kejar dipelukannya itu.

alfa membungkukan tubuhnya hingga sejajar dengan gadis itu, tangannya memegang kepala gadis itu dan mengarahkan gadis itu agar menatapnya.

"kamu mau jadi bodoh terus? aku sih engga" ucapnya. gadis itu masih terisak dan menahan tangisnya. jari-jari itu menyentuh ujung mata gadis itu menyeka airmata sebelum jatuh ke pipi gadis itu. "menangislah, ketika kamu masih bisa meluapkannya dalam tangisan" ucapnya lagi, dan kini gadis itu langsung menangis kembali. tubuh itu, tubuhnya langsung mendekap menghangatkan tubuh gadis itu dan membiarkan gadis itu meluapkan semua amarahnya.

"maafin aku, yang udah dengan sombongnya ninggalin kamu dan berharap kamu akan menyesal. tapi ..... malah semua itu berbalik pada aku" ucap gadis itu terbata-bata. tubuhnya terguncang tak mampu menahan tangis itu. alfa, ia langsung menutup mulut gadis itu saat ia ingin mengatakan sesuatu.

"yang terpenting sekarang,aku sama kamu bisa bersatu lagi" ucap alfa dan tersenyum tulus pada gadis itu.

                               -*-

"weh cuy! pradith!" panggil darren dan menarik pradith ke toilet laki-laki. ia menunjukan sesuatu berupa tulisan ke pradith. pradith mengerutkan dahinya tak percaya dan menatap aneh darren.

"tau dari mana lo?" tanya pradith, seakan darren sudah menebak pertanyaan dari pradith, ia menunjukan sesuatu lagi. pradith terdiam dan keluar berjalan ke kelasnya.

                                -*-

"pagi..." sapa gadis itu seperti biasanya, tapi tak tahu mengapa hari ini ia tak mengharapkan sapaan itu. kemarin-kemarin, sapaan itu merupakan candu baginya jika tak mendengar sapaan itu rasanya aa sesuatu yang kurang hari itu. ia menyunggingkan senyum tipisnya pada gadis itu, gadis itu membalas menatap kearah pria itu khawatir.

"kamu gak apa-apa kan, ses?" tanya gadis itu.

"hah? gak ko gak apa-apa. pelajaran apa sekarang?" jawab pradith terbangun dari lamunannya. gadis itu menunjuk judul buku yang ada didepannya, BIOLOGI.

"gimana sisa liburan kamu? jalan-jalan sama elsa? jalan kemana?" tanya gadis itu antusias seakan tak terjadi apa-apa.

"cuma nganterin di ke singapura doang ko" jawab pradith dengan wajah cengengesannya, gadis itu langsung penuh antusias dengan deretan pertanyaan diotaknya. pradith membuka bukunya dan melirik ke gadis itu.

"aku nganterin dia ke SG, cuma sampe bandara soetta" sambung pradith dan mendapatkan tatapan kesal serta cubitan dari gadis itu. pradith hanya bisa meringis kesakitan dan mencoba melepas cubitan gadis itu.

                              -*-

bel pulang sudah berbunyi, gadis itu beranjak dari duduknya dan ingin keluar dari tempat duduknya namun pria disampingnya masih terduduk diam di kursinya dengan tatapan kosongnya kedepan.

"moses!" panggil gadis itu dan membuyarkan pikiran pria itu. "hah? ada apa?" jawab pradith dan gadis itu terduduk kembali dikursinya. ia menatap interogasi pria didepannya yang berperilaku aneh sejak tadi pagi, yang terkesan lebih diam. biasanya, tangannya suka usil mencoret-coret buku gadis itu, menyembunyikan alat tulis gadis itu dan mengadu pada guru jika gadis itu sedang memakan keripik saat pelajaran padahal ia juga ikut makan.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang