9

3.8K 198 2
                                    

angin semilir yang melewati secara halus membuat tubuh terasa damai. matahari tak lagi seterik saat siang tadi. damai. mungkin mereka tak percaya jika ada tempat seperti ini di jakarta kota tersibuk di indonesia. tempat dimana kita bisa berteduh dibawah pohon yang rindang menghadap danau yang tenang serta hamparan bunga warna-warni yang tertata rapih di pinggir jalan. gadis itu tak henti merasa takjub dengan tempat yang baru ia temukan selama ia tinggal di jakarta 5 tahun. tak terasa sedikitpun panasnya kota jakarta, pengapnya udara kota jakarta yang berselimut asap kendaraan, dan danau yang lebih jernih dibanding danau lain.

                               -*-

"ini..." ucap seseorang dibelakangnya, gadis itu mendongakan kepalanya dan mengambil orangesquash yang dibeli laki-laki itu, ryan.

"thanks" jawabnya dan langsung menyedot cup ice itu.

"oh ya, ada apa?" sambung gadis itu dan langsung menoleh kearah ryan yang terduduk disampingnya memandang lurus kedepan. ryan hanya bergumam dalam hati dan menghabiskan minumannya.

"mungkin tanpa aku bilang ini ke kamu, kamu udah tau dan maafin aku. tapi, aku gak mau jadi cowok pengecut" ucap laki-laki itu. ia masih memakai celana sekolah dengan atasan kaus abu-abu. berbeda dengan gadis disebelahnya yang sudah memakai jeans sebetisnya dengan ujung yang terlipat dan kaus berwarna pastel itu. gadis itu pun mengerti maksud dari laki-laki yang disampingnya dan hanya tersenyum tipis mendengar ucapannya.

" Cinta tampaknya indah, namun sesungguhnya sangat keras ketika kau mengalaminya. maaf, maaf membuat kamu menunggu dan pada akhirnya kamu tersakiti. aku benar-benar menyesal membuatmu seperti ini" ucap laki-laki itu lirih. milky, ia tersenyum lebar mendengar perkataan itu dan menyelonjorkan kakinya itu.

"bukan salah kamu sepenuhnya, salah aku juga yang terlalu berharap." ucapnya singkat dan meminum kembali minumannya itu. "tapi, aku juga menyesal karna telah menjadi cowo pengecut yang gak berani ngungkapin persaannya hanya karna takut akan ditolak." ucap ryan dan melempar batu ke danau itu.

"bagaimana pahitnya sesuatu adalah saat kita melihat ke dalam kebahagiaan dengan mata orang lain. munafik jika aku mengatakan 'aku akan bahagia jika kamu bahagia walaupun dengan orang lain' . bahagia itu, saat orang yang kita cintai itu bersama kita, kita akan merasa aman, nyaman dan ingin waktu berhenti berputar untuk sementara. kebahagiaan hanya sebentar, tak ada bahagia abadi. bahagia abadi, ialah mereka yang mengambil kebahagiaan orang lain untuk kebahagiannya sendiri. kebahagiaan yang kita alami selama ini hanyalah kenyamanan. dan aku selalu nyaman dengan kamu" ucap gadis itu, tangan-tangannya mencoba mencabuti rumput-rumput yang ada didepannya.

"entah, sampai saat ini aku masih belum bisa membiarkan kamu didekati oleh orang lain. aku sadar jika semua itu hanya ketamakan dan pengecutnya aku yang selalu berharap kamu ada selalu disampingku walau aku sudah bersama orang lain" ucapnya dan berdeham. langit mulai memunculkan warna jingga, menunjukan jika hari mulai senja dan  matahari akan kembali ke tempat istirahatannya setelah seharian menerangi langit ditempat itu.

"bukan manusia jika ia tak punya rasa tamak sedikitpun. manusia selalu dipenuhi akan hasrat memiliki, tak pernah sadar dengan hal yang sudah dimilikinya mereka terus meminta lebih dan lebih." ucap milky, lalu ia mendongak ke arah langit. "belajar memahami pelajaran lebih gampang dibanding belajar memahami perasaan orang lain dan belajar merelakan sesuatu." lanjutnya dan menundukan kepalanya.

"merelakan sesuatu memang susah, tapi jika kamu berhasil kamu akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. pradith, kamu suka sama dia?"

                              -*-

"duh, milky kemana yah? udah telat 30 menit" ucap caca khawatir. "diculik kali" sahut alex yang asyik bermain games diponselnya. "heh!" bentak karin mendengar jawaban alex, alex hanya bisa menyeringai lebar.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang