4

6K 246 9
                                    

"kamu kenapa sih semenjak pindah sekolah jadi cuek? sms aku kalo aku sms kamu ga pernah nelpon aku kalo aku gak nelpon kamu. kamu lupa sama aku?" bentak seorang perempuan berambut lurus panjang dengan warna sedikit pirang, memakai rok selutut dan baju gantung serta memakai sepatu yang heelsnya terlihat setinggi 10cm.

wajahnya terlihat sangat kesal dan kecewa. berbeda dengan laki-laki dihadapannya, laki-laki itu terlihat lebih sabar dan menahan kekesalannya agar tak ikut meluap.

"kamu juga lupa kita anniv, 2 tahun loh. aku berharap banget kamu ngapain gitu tapi kenyataannya? nihil. nanya kabar aja engga" sambungnya semakin kesal lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"maaf. maaf.maaf. emang itu salah aku, aku sadar. tapi kamu bisa kan ngertiin aku? aku baru masuk sekolah baru harus adaptasi. soal celebrate anniv kita itu gak harus hari itu kan? masih banyak hari lain. dan sekarang aku mau ngerayain kamu ngerusak dengan omelan kamu. cowok juga butuh dimengerti." jawab laki-laki itu, kini amarah yang terpendam itu mulai muncul perlahan-lahan seakan tak terima dituduh seperti itu.

"apa jangan-jangan kamu punya gebetan baru disana? siapa sih cewek gak tau diri itu? seenaknya aja godain cowok yang udah punya pacar" ucap perempuan itu dan membuat laki-laki didepannya menatap tajam kearahnya.

"elsa stop! semakin lama kamu semakin kaya anak kecil. ayo pulang!" jawabnya lalu mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja.

"engga! aku gamau pulang sebelum kamu sadar!" bantah perempuan itu dan tetap duduk dikursinya.

laki-laki itu hanya menatap sinis perempuan itu lalu meletakan beberapa uang 50 ribu diatas meja lalu meninggalkan perempuan itu.

"Pradith!" teriak perempuan itu tanpa digubris sedikitpun oleh laki-laki itu, ia tetap berjalan meninggalkan perempuan yang tenggelam akan kekesalan.

-*-

DUG..... "aww" ah shit sebuah bola basket terlempar mengenai kepala pradith, ia hanya bisa meringis kesakitan sambil mengusap-usap dahinya dan bergerutu dalam hati.

"moses gak apa-apa kan? aduuh maaf banget,ses. gak berdarah kan?" ucap seorang gadis yang tak lain ialah milky. karna hanya ialah yang memanggil dirinya moses. gadis itu menatap pradith penuh penyesalan dan mengigit bibirnya serta tangannya menyentuh-nyentuh kening pradith. "awas ah" ucap pradith dan menghempaskan tangan gadis itu kebawah yang sontak membuat gadis itu terkejut dan terdiam melihat perilaku terhadapnya.

pradith pergi meninggalkan gadis itu sendirian masih terpaku dengan sikap yang ia terima. gadis itu pun duduk dipinggir lapangan dengan tatapan kosong. pradith berhenti di koperasi tepat berhadapan dengan posisi gadis itu terduduk. ia membeli minuman dingin yang dijual di koperasi dan tak sadar matanya jatuh pada gadis yang duduk ditepi lapangan itu.

"kenapa sendirian,ky?" tanya seorang laki-laki yang menghampirinya dan duduk disampingnya dan memberikan sebotol air minum dingin. milky hanya tersenyum dan menggeleng-geleng tak kenapa-napa. mereka pun beranjak pergi dari sana dan berjalan menuju kelas.

"ngintipin siape lu? serius amat mas" ucap alex dan langsung mengikuti arah mata pradith. pradith pun langsung menggeleng-geleng kepalanya dan mengalihkan pandangannya. tahu siapa yang sedang dipandangi pradith alex pun tertawa puas dan mengangguk-angguk mengerti lalu menepuk-nepuk pundak orang yang disampingnya.

"bro.. bro... udah gue tebak pasti bakal begini." ucap alex dan tak henti berdecak. "ganti baju yuk bro" sambung alex dan langsung membuat pradith terhentak kaget.

"hah?!" jawab pradith penuh tanya dan kaget. alex langsung menarik tangan pradith merangkul leher pradith dan pradith mengikuti dengan sedikit menahan karna heran dan takut.

MILKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang