DK ❤ 3

43.8K 3.6K 37
                                    

PoV 3 (Omniscient)

Project Thn 2017 (Kwartal 4)

Genre : ChicLit (sub GenFic &  Romance)        

--o0o--


Kiandra hanya menghela nafas pelan meresapi cerita teman akrabnya yang masih tersedu-sedu dibangkunya, mengusap punggungnya mencoba memberi dukungan. Terpaksa kian pulang malam lagi hari ini...

Kian sudah tahu bakal begini jadinya, sudah dari awal bisa ketebak ending percintaan Anggi dan Marcel bagaimana, bahagia di Marcel dan merana di Anggi.

"Sudahlah Nggi, toh sudah terjadi, disesali juga tidak bisa kembali lagi," ucap Kiandra sambil meminum moccacino'nya.

"Tapi Kian, gw-gw...." Anggi sudah tidak sanggup melanjutkan.

"Udah kasih segalanya? Ke cowo berengsek pemangsa kaya Marcel?" Ucap Kian pelan.

"Gw udah bilang sama Lo, tapi lo bilang gw baperan," ucap Kian melembut.

"Gw tertipu, dia gak pernah maksa minta ini itu, kita cuma gandengan tangan Ki...," ucap Anggi sambil menyeka air matanya.

"Terus lo rasa Marcel tulus sama Lo, lo serahin semuanya, lo kasih apapun yang dia mau dan setelah dapet BOOM! Hilang...," ucap Kian sambil mengusap punggung Anggi yang bergetar menahan tangis.

"Sekarang gw cuma bisa bilang, lo harus tabah. Hidup lo gak mati gara-gara hal ini... suatu saat lo bakalan ketemu seseorang yang terima lo apa adanya, percaya ama gw."

"Thanks, Ki." ucap Anggi dengan wajah mengenaskan. Bagaimana tidak, terbangun di kamar hotel sendirian dengan tubuh hanya tertutup selimut, pacar tersayang sudah kabur entah kemana.

Anggi itu gadis yang cantik, gadis dengan perawatan mahal, wajah putih mulus tanpa jerawat, body sexy, rambut indah terurai, memakai baju baju mahal yang dilihat dari jauh aja kelihatan beda, beda sama baju Kiandra...

Kalau duduk rame rame, antara Kiandra, Anggi, Tiwi dan Rena, ibarat Kian itu kertas kusut bekas bungkus kado yang langsung masuk tong sampah setelah liat isi kadonya, nah Tiwi sama Anggi itu kadonya, Rena pitanya.

"Gw malu sama lo, lo tetep jaga prinsip lo meskipun deket sama dunia malam," ucap Anggi sambil minum chocolava-nya, tangisnya sudah mereda.

"Lah hidup memang harus pegang prinsip Nggi, klo gak hidup kita kaya ke ombang ambing gak jelas"

"Biarpun depan mata lo semua nyesatin, tapi kalo lo teguh ya pasti lo selamat. Yaah belok dikit mah wajar, sekedar pengen tau" ucap Kian terkekeh sambil mengaduk moccacinonya.

"Kayak lo yang suka penasaran ya, cobain segala jenis minuman, ganja. Untung gak keterusan," ucap Anggi tersenyum tipis, lalu kembali melamun melihat minumannya.

"Itu yang gw bilang, pake prinsip."

 "Eh, kalau yang terakhir itu jangan dihitung, cuma sekali isap, nyobain punya Rosa."   

"Abang lo pulang ya? Kata bang Ical kemarin ketemu sama bang Revan di depan rumah lo," ucap Anggi yang sudah tenang.

"Iya."

"Selama abang lo dirumah, lo mau nginep di rumah gw," ucap Anggi pelan, dia tahu gimana hubungan Kian dengan abang tirinya itu.

"Gak usah, kasian nyokap gw malah."

"Ya udah, lo pulang gih, tar kena amuk abang lo lagi sekarang udah jam 7, Sudirman-Priuk jauh." 

"Lo gimana?"

Dear KiandraWhere stories live. Discover now