Role play

2.2K 248 4
                                    

Sebut saja ini bukan kekhawatiran yang menjadi-jadi ketika akhirnya Kalila akan lulus dari sekolah menengah atas bersamaan dengan Argo sahabatnya dan dia akan melanjutkan sekolahnya ke luar negeri bersama dengan Argo. Bagaimana dia bisa melakukan semua itu dengan menjadi orang lain?

Perempuan itu bersandar pada balkon dengan tidak tenang dan ketika itu, Rival Javaris melewatinya bersama dengan Monica Dharmawangsa dan juga beberapa anak populer lainnya sambil menatap Kalila. Bukan, namanya sekarang adalah Jillia Elwood yang terkenal sebagai anak gadis paling kaya raya saingan keluarga Javaris dan keluarga besar lainnya.

"Hai... Jilli..." Sapa Rival kemudian tersenyum kepada Jillia dengan ramah, tapi perempuan itu mengabaikannya, "Hey, i remember your name. Okay?"

Jillia memutarkan kedua bola matanya kemudian melihat ke lorong dan menemukan Argo Januraksa sedang berjalan kearahnya dengan membawa kaleng minuman pesanannya, "Go away, people. Gue mau berdua dulu sama Argo..."

Monica menggelengkan kepalanya, "Lo cuma beruntung, Ji. Beruntung bokap lo tajir dan yah, semua perawatan mahal lo itu. Aslinya muka lo kan minus dari standar. Gak heran kalo temen lo cuma Argo..."

"Why so mean, Monica. Lo juga temen gue,,," Jillia menggelengkan kepalanya kemudian bersandar dengan lebih santai kepada tembok di belakangnya, "Okay... Gue bakalan ikut party, kalo itu yang kalian mau. Gue bayar iurannya. How much?"

Monica tertawa kemudian mengambil ponselnya, "Gak banyak. Buat lo hanya uang receh, kan?"

"Atau kalo mau bisa jadi satu sama punya gue, asalkan lo dateng sama gue..." tawar Rival yang kemudian tertawa bersamaan dengan teman-temannya, "How?"

"Go, do you have money?" Tanya Jillia sambil menyampirkan rambutnya didaun telinganya dengan super bitchy, "Ada orang sok kaya yang mau bayarin gue duit prom..."

Argo menatap Rival bergantian dengan Monica, "Which one?" tanyanya kemudian menatap Jillia dengan kerutan di keningnya, "Berapa?" katanya sambil mengeluarkan dompetnya dengan pelan lalu menghitung jumlah lembaran berwarna merah yang dia punya

"Lima juta,,," kata Monica menunggu, dia hanya melihat gerakan Jillia yang sudah berdiri kalem disamping Argo sementara anak cowok itu berusaha menghitung uang didalam dompetnya

"Anak sma mana yang bawa duit segitu banyak ke sekolah, you take credit?" Tanya Argo setelah dia mengeluarkan satu buah kartu hitam didalam dompetnya

Jillia sudah bersandar di tembok dengan satu tangannya menopang dagunya dan mata cantiknya memandang Rival dari atas sampai bawah. Dan yang laki-laki itu lakukan hanya memandang Argo tidak berhenti. Membuat Jillia ikut menoleh ke sahabatnya dan terkejut ketika Argo mengeluarkan salah satu kartu paling mahal seingatnya. Jillia melongo kepada Argo

"Gak perlu sombong begini, Go. Lo bukan satu-satunya orang yang megang kartu itu..." kata Rival kemudian menggelengkan kepalanya, yah walaupun egonya terluka karena kartu ditangannya hanya berwarna silver

"Gue juga belom bayar, makanya mau sekalian..."

Monica menganggukkan kepalanya, "Nanti aja, di kantin ada atm. Lo bisa balik ke sana lagi..."

"Repot. Gue mau sekarang, aja..."

Perempuan itu menghela nafas pada akhirnya. "Fine. Pake uang gue dulu. Lo bisa balikin nanti siang. Ck..."

"Thankyou, sweetheart..." kata Jillia kemudian mengedipkan matanya dengan manja kepada Monica

Monica memandang malas kepada Jillia dan kemudian berkata dengan tenang dan santai seperti biasanya, "Don't be a bitch. Thank you... Dan, J. Cari pasangan lo buat ke prom, ok? Lo kan dapet nominasi queen..."

Jillia mendengus dengan kesal kemudian menarik lengan Argo yang tersedak karena sedang menegak minumannya, "Don't bother, Val..." katanya memperingatkan Rival yang sudah akan bicara, "Go lo pasti dateng sama gue, kan? Always... Kita kan pasangan serasi..."

Argo melotot kepada Kalila dan terbatuk beberapa saat. "Ya..." katanya dengan terpaksa kemudian melirik Monica dan gerombolannya yang sudah menggelengkan kepala menatap mereka

"Actually i wish you come with Abraham, Jil..."

Jillia mengerjapkan matanya kepada Monica

"Dia keliatan lebih cocok sama lo dibanding sobat seneraka lo ini" Tunjuk perempuan itu kepada Argo yang sudah tersenyum dan menggelengkan kepalanya beberapa kali, "Ckck, tapi lo kebagusan kalo dapet Januraksa, kan? Lagian, gue juga suka sama adeknya Argo..."

Argo menatap dengan menaikkan satu alisnya, "Tapi gue yakin kalo Abra gak suka sama lo dan..." dia menoleh kepada Jillia kemudian menatap perempuan itu sambil kebingungan, "Emang gue keliatan suka sama ini cewek?"

Rival terkekeh pelan, "No you're not. Argo, lo keliatan sakit jiwa kalo sampe akur sama Monica..."

"Tumben lo sama gue sepemikiran..." kata Argo menanggapi dan tidak melirik Monica yang sudah ingin mencincangnya sekarang

"Kita bakalan selalu gini kan? Lo sama Jillia, dan gue sama Monica..."

Ya, akan selalu begitu, kan? Jillia...

NostalgiaWhere stories live. Discover now