Khansa meneguk ludahnya sendiri, kenapa rasanya terasa sangat canggung ??

____

"Kenapa gak langsung ngantar pulang ?"Tanya Khansa setelah menyadari mereka sekarang telah berada di halaman rumah Naufal.

"Umi mau ketemu."Jawabnya tanpa sedikitpun memandang Khansa.

Naufal keluar diikuti Khansa dari belakang. Khansa berjalan mengikuti jejak Naufal dari belakang.

Apa Khansa harus terus mengikuti jejak Naufal seperti saat ini ??

Entahlah, waktu yang akan menjawabnya.

Pintu terbuka lebar.

Sudah berapa lama Khansa tidak menginjakkan kaki di rumah ini.
Entahlah, tapi rasanya masih tetap sama. Suasananya juga masih tetap sama. Mungkin karena tak banyak yang berubah dari rumah ini.

Bibi Mina menyambut mereka.

Kenapa Khansa gak lupa sama bibi Mina, karena bibi Mina sudah seperti pengasuh mereka saat kecil, saat mereka masih berumur lima tahunan.

Tak banyak yang berubah dari bibi Mina, hanya ada sedikit kerutan di wajahnya menandakan usianya sudah tidak muda lagi.

"Eh, ini Khansa yah ?"Tanya bibi Mina seakan tidak percaya akan kedatanganku. Maklum, kurang lebih sudah dua tahun lamanya ia tidak menginjakkan kakinya lagi di rumah ini.

Khansa tersenyum lalu memeluk bibi,"Ini Khansa bi, Khansa rindu bibi."Katanya dengan mata berkaca-kaca.

Bibi membalas pelukannya,"Bibi juga rindu non.."Kata bibi dengan senyuman hari di bibirnya.

"Yaudah, Khansa kedalam gih, nyonya udah nungguin dari tadi."Kata bibi setelah melepas pelukannya.

Khansa hanya bisa mengangguk. Gak usah tanya dimana Naufal sekarang karena dia sudah jalan lebih dulu saat Khansa melepas rindu dengan bibi.

Jahat kan ??

Masa tamu di tinggal sendiri.

Gak sendiri sih sebenarnya, ada bibi. Tapi tetap aja, sebagai tuan rumah harus menghargai tamunya.

Khansa berjalan menuju ruang keluarga. Disana sudah ada umi Adiba dan abi Adnan sedang bersantai di sofa sambil menatap layar tv.

"Assalamualaikum.."Sapa Khansa.

Abi dan umi berbalik secara bersamaan. Khansa bisa melihat bagaimana terkejutnya wajah mereka saat melihat Khansa berdiri tak jauh dari tempat mereka.

"Waalaikumsalam."Jawab mereka secara bersamaan.

"Khansa.."Ujar umi sambil berjalan menghampiri Khansa.

Khansa tersenyum setelah mendapat pelukan dari umi. Umi sudah Khansa anggap sebagai mamanya sendiri. Umi selalu memberikan kehangatan dalam diri Khansa. Kasih sayangnya kurang lebih sama dengan apa yang mamanya selalu berikan kepadanya, yah pastinya sebelum kejadian itu. Sebelum ia harus melihat keluarganya hancur.

"Umi... Khansa kangen..."Ujar Khansa dengan air mata yang tidak dapat dibendung lagi.

Umi Adiba mengusap-usap punggung Khansa dengan lembut.
"Umi juga kangen sayang."Katanya sambil memeluk Khansa dengan erat.

Asmara Anak SMAWhere stories live. Discover now