Chapter 30

4K 388 71
                                    

Naomi membenarkan ikatan rambutnya yang melorot, lalu ia buat kuncir cepol agar tidak mengganggu acara memotong - motong sayuran yang akan ia masak. Sebelum suami dan anaknya yang sudah berusia empat tahun itu bangun dan mengganggu acara memasaknya ia harus lekas menyelesaikan pekerjaan wajibnya yang satu itu.

Meski sesungguhnya sang suami Oh Sehun melarangnya memasak karena takut istri semata wayangnya itu akan terluka jika melakukan pekerjaan yang berat.

Memasak memang tidak berat, tapi saat ini Sehun semakin protective kepadanya. Dengan alasan tidak logis dan klisenya yang sangat berlebihan itu.

Naomi sampai geleng - geleng kepala jika membayangkan tingkah Sehun yang semakin hari semankin menyebalkan tapi itu sukses membuatnya merasa dicintai.

Walau perasaan bersalah mulai menyelubungi relung hatinya. Ingin berkata berhenti tapi sudah terlanjur separo basah.

"Masak apa sayang?" Suara serak khas bangun tidur membuat Naomi berjingkat kala sang suami tiba - tiba muncul memeluknya erat dari belakang dengan menompangkan dagunya pada pundak Naomi.

"Sudah bangun?"

"hm, apa aku mengejutkanmu?" Sehun mendongak sejenak, lalu menghirup dalam wangi leher Naomi.

"Sehun bisakah kau berhenti melakukan itu?" Naomi bergidik geli atas perlakuan Sehun yang membuat bulu kuduk di lehernya merinding.

"Tidak bisa" Jawab Sehun. Kini tidak hanya menghirup justru Sehun mulai menghisapnya.

"Sehun berhenti atau spatula ini mencium kepalamu." Naomi memperingatkan.

Naomi geram dengan tingkah Sehun yang setiap hari semankin manja terhadapnya. Entahlah sudah dua tahun mereka bersama sejak kejadian itu. Sehun menjadi sangat berlebihan dan bertingkah seperti anak kecil. Dengan alasan, dulu aku tidak pernah manja padamu, aku bahkan menyakitimu. Jadi mulai hari ini dan seterusnya aku akan tetap seperti ini. Oh Sehun yang selalu mencintai Naomi. Jangan tinggalkan aku lagi ya.

Sehun mencebikkan bibirnya kesal, jika Naomi tidak memperingatkannya sambil mengangkat spatulanya yang penuh dengan bubuk cabai itu Sehun sudah menghabisi candunya sekarang juga.

"Aku itu merindukanmu." Jawab Sehun memanyunkan bibirnya. Takut Naomi melempar spatula penggorengan itu padanya.

Naomi memandang Sehun sinis dengan intens, "Setiap hari kita bertemu, bahkan tidur di ranjang yang sama. Masih rindu juga?" Ujar Naomi kesal.

"hanya tidur tidak melakukan apa - apa. Bahkan pisangku saja jarang kau servis." Ujar Sehun enteng sambil mencebikkan bibir.

"Se-hun--" Geram Naomi jengkel. Bisa - bisanya suaminya itu mengatakan hal yang menjijikan kala ia sedang memasak dan menggoreng pisang coklat yang baru saja ia pelajari dari hasil browsing di internet.

"Sudah jangan marah - marah hari masih pagi." Ujar Sehun mengecup bibir Naomi kilat lalu menjauh takut di timpuk oleh benda yang istrinya itu pegang.

"Kau mesum sekali!" geram Naomi tertahan.

"Aku hanya mesum padamu. Kau itu bagaikan ganja yang membuat pemakainya selalu ingin menghisapnya terus- terus dan terus." Jawab Sehun dengan nada sensual.

"Ist, Sehun kau menjijikan pergi sana mandi." Usir Naomi mendorong tubuh Sehun paksa.

"Eh sayang kau buat apa? Itu pisangkan? Pisang muncrat ya?" Tanya Sehun melongok kearah makanan yang di buat istrinya.

Naomi menutup matanya geram, Sehun langsung lari ngacir ke kamar untuk mandi sebelum istrinya itu benar- benar murka. Ck, bisa - bisanya Sehun membuat nama makanan yang dibuat Naomi itu dengan sebutan pisang muncrat. Tapi Sehun ada benarnya juga sih pisang itu sebelum di balut dengan kulit tepung memang di beri coklat lumer yang banyak lalu di goreng, dan saat kita memakannya coklatnya memang muncrat.

Forced marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang