Chapter 1

23.6K 1K 64
                                    

Bagiku uang adalah penguasa kehidupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagiku uang adalah penguasa kehidupan. Bagaimana kita bisa bernafas tanpa uang? Jika ada yang bilang bisa, di dunia modern ini tolong katakan padaku bagaimana caranya?
Aku benar - benar bertanya!
Aku hampir mati tercekik karena benda kertas yang manusia sebut itu uang atau apalah.
Atau kalian ada yang bernasib sepertiku? Oh ya Tuhan tanpa selembar kertas itu aku bisa gila. Bahkan Ayahku akan terus menerorku jika aku tidak bisa mendapatkannya.

Dunia ini begitu keras bukan? Jika kau bukan siapa-siapa kau harus merangkak tarbatah. Kau merangkak saja banyak batu sandungan.

"Jika ingin hidupmu enak, maka terlahirlah dari keluarga berkecukupan!"

Mck! Dulu aku mematahkan pepatah itu. Namun, saat kau menginjak dewasa pasti kau akan membenarkan pepatah itu benar adanya. Bukan hanya omong kosong manusia angkuh!

Haruskah aku mengesampingkan harga diriku demi tumpukan lembaran kertas - kertas merah dan biru itu?

🐥🐥🐥

Wanita itu Naomi lee, wanita blasteran Jepang - Korea yang tinggal di daerah gang sempit tidak jauh dari Kyoto Station. Gadis periang, pekerja keras, yang ingin bertahan hidup di kondisi ekonominya yang sulit.

Jepang memang di kenal sebagai negara maju, negara yang mayoritas masyarakatnya berkehidupan serba berkecukupan. Namun, Naomi adalah salah satu kaum yang kehidupannya jauh dari kata maju atau cukup. Fikirannya saja yang maju dan realistis tapi tidak dengan nasibnya.
Naomi banting tulang berharap secercah cita - cita semasa ia SMA masih bisa ia raih.

Tuhan memang penentu nasib seseorang.

Tapi bolehkan berusaha dan berharap? Agar Tuhan mengabulkan harapan dan mengubah garis ketentuannya pada hambanya yang mau bersungguh - sungguh.

Setiap hari Naomi bekerja di Cafe dari pukul 8:00 - 17:00. malam harinya bekerja di Pom bensin. Istirahat? Sehari ia hanya bisa tidur kurang lebih 4 - 5 jam. Ya mau bagaimana orangtuanya hanya tinggal sang Ayah. setiap hari sang Ayah pekerjaannya menghabiskan jerih payah Naomi di meja judi. Ayahnya berdalih disanalah ia mampu menghasilkan uang dengan cepat.

Menghasilkan uang dengan cepat di meja judi? Pernyataan sialan macam apa itu?! Yang ada keuangan semakin membengkak karena ulah Ayahnya.

Setiap pagi pukul 6:30 Naomi harus naik bus Kyoto 502 melewati Kyoto Station, Taman Shoseien, baru ia turun di halte Shijo Kawaramachi yaitu di daerah pasar Nhisika lokasi Naomi bekerja.

Kehidupan yang sulit? Iya karena Naomi bukan anak seseorang yang bergelimang harta. Bahkan ia seorang tulang punggung keluarga.

Ingin hidup? Ingin punya uang? harus bekerja!

Forced marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang