Chapter 2

11.2K 1K 27
                                    


Netra Naomi mengitari setiap sudut kamar hotel yang dihuni pria berpawakan tinggi, dengan pahatan wajah sempurna itu.
Perlahan ia meneguk salivanya susah. Masih terkagum - kagum seberapa banyak materi yang di miliki pria itu. Berbagai fikiran terlintas di benaknya. Munkinkah pria ini seorang chaebol di negaranya atau pria ini seorang gigolo yang menjual wanita - wanita peliharaannya?
Ya tuhan bahkan Naomi tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Ia takut kembali ke Korea. Ia takut masa lalu akan mengungkit hidupnya kembali.

"Masuklah, besok pagi kemasi barang yang ada dirumahmu. Kita akan ke seoul." Ujar Sehun santai sambil mengambil air di dalam lemari pendingin.

"Ya tuhan aku kira dengan aku dibeli orang ini aku tidak akan pergi ke korea." Ucap  Naomi nelangsa.

"Kau korea?"

"Ya, Kau tidak mau kesana? Ah sudahlah walaupun kau tidak mau kau harus ikut." Ujar Sehun sinis.

Sejatinya tidak ada untungnya Oh Sehun membeli Naomi atau membawa Naomi ke Korea. Namun, yang ada di fikiran Sehun saat ini: pertama menyelamatkan seorang wanita yang kemalangan. Kedua Sehun harus membawa wanita itu pergi jauh dari ayahnya yang kurang ajar.

Sehun sedikit khawatir jikalau Ayah Naomi kembali dan akan menjual Naomi kembali kalau Sehun tidak membawanya pergi. Iya, Hanya itu!

Keesokan harinya...

Naomi dan sehun sudah tiba di
bandara Internasional Seoul. Sehun memakai kaos di padukan celana jeans dan topi dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya tak lupa tas gendong yang terpasang di belakang punggungnya. khas style bandara ala pria K-pop. Sedangkan Naomi mengenakan kaos oblong di padukan kulot santai dan sepatu yang membuatnya sedikit lebih tinggi, rambut pirang kecoklatan sebahu terurai sempurna. Mereka berdua seperti pasangan idol yang ketahuan berkencan.

"Wah indah sekali." Ucap Naomi dengan mulut menganga sempurna.

Sehun melirik ke arah Naomi dan berujar "tutup mulutmu. Jika tidak ingin lalat masuk!" lanjut Sehun terkekeh. Sedangkan yang dibicarakan mulutnya tampak maju bersungut, mendecak sebal.

"kau tak menyesal, indahkan seoul?" Ucap Sehun berdehem. Sedangkan Naomi melengos.

"tidak !, jepang lebih indah tuan Oh."
Elak Naomi.

"Aku mendengarnya,kau barusan mengatakannya."
Naomi memanyunkan bibirnya.

Suara ponsel berdering...

Ibu memanggil itu yang tertera dilayar ponsel Sehun.
"Halo Ibu?" Jawab Sehun.

"Putraku Sehun kau sudah tiba di korea sayang?, malam ini  luangkan waktumu untuk bertemu ibu. Kita akan makan malam bersama Ayah dan rekan bisnis Ayahmu, pokoknya kau harus datang hmm. ibu akan marah jika kau sampai tidak datang."

"Iya aku mengerti." jawab sehun singkat.

"Baiklah sayang ibu tutup bye."

Sehun menghela nafas...

Naomi menatap Sehun menyelidik.

Setiba di Apartement milik Sehun, Naomi lagi - lagi di buat takjub. Desain interior yang menakjubkan. Tidak disangka Naomi bisa merasakan tinggal di tempat semewah ini. Tempat tinggal impiannya dahulu kurang lebih seperti yang Sehun tempati. Dahulu Naomi hanya bermimpi, namun apa ini? Sekarang nyata Naomi bisa menghembuskan udara segar tanpa bau masakan tetangga sebelah atau suara bising kanan kirinya.

"pekerjaanmu disini membersihkan semuanya."

Kalimat Oh Sehun barusan membuatnya seketika seperti nasib Cinderella. Si upik abu yang tinggal di rumah semawah apapun tempatnya hanyalah di dapur.

Forced marriageWhere stories live. Discover now