Chapter 8

6.9K 609 12
                                    

"Luhan....!" teriak Naomi reflek menolong Luhan yang jatuh tersungkur.

"NAOMI BERDIRI ..!! AKU BILANG BERDIRI."
Orang itu meneriaki Naomi begitu keras. Dan Naomi hanya memandang orang yang meneriakinya dengan tatapan kebencian yang teramat.

"Sehun hentikan... kumohon!" kata Naomi akhirnya.
Sehun tidak mengindahkan apa yang Naomi katakan, Sehun hanya memandang Luhan dengan bengis.

"Luhan kali ini aku berbicara dengan status pertemanan kita. Kumohon pergilah dari apartementku sekarang juga, dia wanitaku." Ucap Sehun dengan emosinya yang sudah mulai reda.

Luhan menatap Sehun dengan tatapan meremehkan.
"Wanitamu kau bilang? Naomi tidak mencintaimu SEHUN !" kata Luhan dengan penuh penekanan.

"Yang dicintainya adalah aku. Maka kau yang harus berhenti. Bukankah begitu Oh Sehun ?" lanjut Luhan meremehkan.

Sehun mengepalkan tangannya dia bersumpah jika pria yang di depannya kini bukan sahabatnya ia akan memukulnya sampai mati. Tapi jiwa dan fikiran Sehun masih memikirkan apa yang harus dilakukannya tidak mukin dia memukuli Luhan sampai mati apabila tidak mengingat betapa baiknya sahabatnya itu.

"Luhan, Sehun kumohon kalian berhenti...kalian ini berteman! Kenapa kalian menjadi seperti ini." Bentak Naomi yang sedari tadi hanya diam dan terisak menyaksikan pertengkaran Sehun dan Luhan.

"KAU PILIH AKU ATAU DIA?"
Pertanyaan itu sukses membuat Naomi kebingungan. Pasalnya dia juga bingung disisi lain dia sangat menyukai Luhan. Tapi disisi lain dia juga tidak munkin mengingkari Sehun. Yang sudah jelas akan melangsungkan pernikahannya sebentar lagi.
Bahkan Ibu Sehun selalu menghubunginya untuk segera fitting baju pengantin bersama Sehun.

"Ya tuhan aku harus bagaimana." Gumam Naomi dalam hati.

"Naomi jawab pertanyaannya. Katakan yang sebenarnya kau mencintaiku kan? Katakan apa yang kau bilang tadi padaku." Ucap Luhan dengan memandang Naomi yang hanya diam mematung.

Naomi menghela nafas sejenak. Dia merasa memang harus menengahi pertengkaran dua sahabat ini. Naomi tidak mau merusak persahabatan mereka. Mereka belum lama ini bertemu, dan tidak munkin dia tega merusaknya hanya karna seorang yang tidak begitu berarti seperti dirinya.

"Baiklah kali ini aku akan menjawabnya. Dan kuharap kalian menerima keputusanku. Dan satu lagi kumohon kalian jangan pernah bertengkar lagi." Ucap Naomi penuh penegasan.

"Katakanlah." Jawab Luhan. Sehun diam saja, dia hanya menatap Naomi dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Luhan?" panggil Naomi
Luhan memandang naomi penuh harap dan tersenyum bak malaikat.

"Maafkan aku Luhan, terimakasih kau telah menyukaiku. Dan kau juga tau bagaimana perasaanku padamu tapi maafkan aku. Aku akan ikut dengan Sehun." ucap Naomi merasa bersalah.

Luhan menatap Naomi kecewa. Perasaan Luhan kini benar - benar hancur. Dia masih bertanya - tanya kenapa Naomi lebih memilih Sehun ketimbang dirinya bukankah sudah jelas bahwa Naomi juga menyukainya. Semua yang terjadi pada Naomi bahkan Luhan tidak mempermasalahkannya.

"maafkan aku Luhan." Ucap Naomi sekali lagi.

Sehun tersenyum remeh pada Luhan.

"Lebih baik kau pergi sekarang. Bukankah sudah jelas dia memilihku." Ucap Sehun.

"Baiklah Naomi jika ini memang keputusanmu. Aku menerimanya tapi jika kau berubah fikiran, jangan sungkan katakan padaku." Ucap Luhan.

Sehun mengepal tangannya menahan emosi.

Naomi hanya tersenyum miris mendengar apa yang dikatakan pria yang ada di depannya ini. Betapa baiknya pria ini. Naomi mulai berfikir munkin dia akan menyesal karena telah memilih Sehun ketimbang Luhan. Tapi dia masih memikirkan Luhan dia takut Sehun akan berbuat sesuatu terhadap Luhan. Dia tau Sehun tidak mencintainya. Sehun menikahinya karena hanya menginginkan warisan yang segera jatuh ditangannya. Meski sebenarnya Naomi juga mulai ragu dengan perasaannya. Terkadang dia mulai khawatir jika Sehun belum pulang ketika larut. Tapi entahlah persaannya begitu ambigu. Dia lebih berat ke Luhan.

Luhan meninggalkan apartement Sehun dengan jalan gontai. Fikirannya kacau.

"Wah kau hebat ya. Luhan menyukaimu? Bahkan dia rela melawanku hanya untuk gadis sepertimu?" ucap Sehun dengan nada meremehkan.

Naomi memandang Sehun penuh dengan kebencian. Munkin dia memang akan segera menyesal karena mengikuti aturan main Sehun.

"Terserah apa katamu. Kau jangan ganggu Luhan. Tetaplah kalian menjadi sahabat seperti sebelumnya." Ucap Naomi serius.

Sehun hanya tersenyum meremehkan.
"hey, kau tidak berhak mengatakan itu padaku, Itu urusanku. Dan sepertinya kau perlu di hukum karena telah menggoda temanku sampai dia sangat menyukaimu."

"Seehuun kau mau apa?" ucap Naomi bergetar.

"Tentu saja aku mau dirimu." Ucap Sehun mendekati Naomi.

Sial naomi terpojok kedua tangan Sehun sudah menghadangnya. Sehun mulai mendekatkan wajahnya pada Naomi. Hembusan nafasnya yang beraroma mint pun kian gencar menerpa wajah naomi.

Cup

Kedua material bibir menyatu Sehun mulai mengecap bibir Naomi kasar. Memutar wajahnya mencari posisi yang dirasa paling nyaman untuk mecumbu bibir cerry Naomi. Naomi memberontak, memukul dada Sehun dengan kekuatan yang tersisa. Tapi apa daya kekuatannya tidak jauh lebih kuat dari Sehun. Dan sialnya Naomi pasrah saja atas apa yang dilakukan Sehun, meski Sehun melakukannya dengan kasar.

Entah bagaimana kini Sehun dan naomi sudah berada di kamar Sehun. Sehun mulai melucuti pakaian Naomi.

***

Naomi mengerjapkan matanya, dia mulai sadar dari tidurnya. Menggerakkan badannya yang terasa remuk dan sakit di seluruh badannya. dengan tubuh yang penuh bercak keunguan dimana-mana. Ketika dia ingin bangun ada tangan yang masih melingkar di perutnya dari balik selimut.

Dia mulai meneteskan air matanya lagi. Dia berharap Sehun melakukannya dengan lembut bukan kasar seperti yang dilakukan Sehun semalam. Tapi harapan hanya sebuah harapan Sehun tidak munkin melakukannya dengan lembut. Hanya pria dan wanita yang saling mencintai melakukannya dengan lembut, pikir Naomi. Sehun menidurinya bukan karena menganggap Naomi wanitanya tapi munkin Sehun hanya menganggap Naomi seperti wanita - wanita yang selama ini Sehun temui.

Padahal perkiraan Naomi salah, selama ini Sehun tidak pernah meniduri wanita manapun kecuali Naomi. Ini adalah pertama kalinya Sehun bertingkah brengsek.

Sehun tidak merasa ini kesalahan, tapi Sehun tidak ingin wanita itu dengan pria lain. Maka dari itu, Sehun jerat Naomi dengan cara ini. Wanita mana yang akan pergi jika sudah diperlakukan seperti ini? Semenderitanya dia akan tetap bertahan.

"Kau sudah bangun?" Sehun mengeratkan pelukannya pada Naomi. Naomi mengangguk sebagai respon jawabannya.

"Jika kau tidak macam - macam pasti aku akan memperlakukanmu dengan baik." Ucap Sehun sambil mencium kening Naomi.

Psikopat kau Oh Sehun!

Naomi tidak  habis fikir apa yang ada difikiran Sehun. Terkadang Sehun bersikap baik. Terkadang Sehun memperlakukan Naomi begitu buruk seperti semalam. Naomi merasa dirinya hanyalah seperti seorang jalang dari pria bernama Oh Sehun. Naomi tersenyum miris.

"Kau mandilah. Penata rias akan segera datang sebentar lagi. Kuharap kau menyukai kejutan yang sebentar lagi akan terjadi." Ucap Sehun.

Naomi memicingkan matanya. Ada acara apa sampai Sehun mengundang penata rias kemari pikirnya. Sudahlah dia tidak mau memikirkan toh Sehun ditanya juga tidak akan memberitahunya.

Forced marriageWhere stories live. Discover now