"Kerahkan semua kemampuanmu, Sera! Ingat apa saja yang kau pelajari selama dua tahun ini!" bisik Kahee sebelum dirinya berjalan ke ujung ruang studio, meninggalkan Sera sendirian di depan para kru dan si fotografer botak super galak itu.

Sekali lagi, Sera mengatur napasnya untuk menenangkan diri. Dia sempat melihat ke ujung ruang studio, dimana Kahee menyemangatinya lewat bahasa tubuh. Tak jauh dari sang manajer, ada sosok Wonwoo yang sedang duduk di sofa kecil sambil bermain Nintendo DS kesayangan laki-laki itu. Satu buket bunga sweet pea bertengger di pangkuan Wonwoo. Senyum Sera semakin merekah, apalagi saat Wonwoo menoleh ke arahnya dan memberikan tatapan intens, seolah dia juga tertarik melihat bagaimana pemotretan Sera berlangsung.

"Oke, kita mulai!"

Aba-aba dari sang fotografer membuka sesi pemotretan tersebut. Tanpa ada keraguan, Sera berpose dengan penuh percaya diri saat kilatan kamera mulai menghujaninya. Dia melakukan sesuai arahan sang fotografer dan kru penata gaya dengan baik. Ekspressi perempuan itu sangat natural, tidak ada raut kegugupan sama sekali. Sulit dipercaya bahwa beberapa saat yang lalu dia mengeluh tidak percaya diri. Di luar dugaan, sesi pemotretan hari itu berjalan tanpa ada halangan yang berarti. Semua orang yang berada di studio terpana melihat kepiawaian Sera dalam berpose di depan kamera sang fotografer. Tak terkecuali Wonwoo, dia sampai tak berkedip melihat sahabatnya itu. Hong Sera bak model profesional saja, padahal ini pertama kalinya perempuan itu menjadi model utama.

Setelah tiga jam berlangsung, akhirnya sesi pemotretan tersebut selesai. Tak lupa Sera membungkuk sopan sembari mengucapkan terima kasih kepada seluruh kru yang bertugas dan juga kepada sang fotografer. Dia pun kembali ke ruang ganti untuk melepas kostumnya. Perempuan Hong itu tampak tidak ada beban lagi. Park Kahee baru mendatangi Sera setelah perempuan itu selesai mengenakan kembali seragam sekolah beserta mantel merah jambunya–ya, sepulang sekolah dia langsung datang ke studio karena jadwal pemotretan hari ini membuatnya tidak bisa pulang dulu. Sang manajer langsung memeluk Sera dengan sangat erat.

"Tadi itu bagus sekali! Kau sangat cantik, Sera!" puji wanita itu.

"Sungguh?"

"Ya! Semua kru memujimu, bahkan fotografer sombong itu terlihat puas dengan hasilnya!"

Sera menatap Kahee tak percaya. "Eonnie bercanda!?"

"Tidak! Aku tadi melihat ekspressi orang-orang yang menonton sesi pemotretanmu! Mereka semua menyukaimu, Sera! Bahkan, Wonwoo sampai tidak berkedip melihatmu!"

Lagi, obrolan yang menyangkut Wonwoo itu sukses membuat wajah Sera memerah. "J-Jeonsan juga?..."

Kahee tersenyum geli. "Iya! Sudah, cepat ke sana! Dia menunggumu di luar!"

Perempuan paruh baya itu pun mendorong tubuh Sera. "Besok akan kutraktir makan malam spesial dengan anak dan suamiku! Hari ini kau kuserahkan pada pangeranmu dulu!"

"Eonnie!"

Sambil tersipu malu, Sera berjalan keluar ruang ganti. Matanya langsung menangkap sosok Wonwoo yang sedang menunggunya di tempat yang sama, yaitu sofa kecil di pojok ruang studio. Kebetulan juga laki-laki itu sedang memandangnya, jadi mata mereka saling beradu. Sera tersenyum sumringah, dia pun segera menghampiri laki-laki itu di pojok ruang studio. "Jeonsan, bagaimana tadi?" tanya Sera bersemangat. "Apa poseku ada yang aneh?"

Bibir laki-laki itu tersenyum simpul. Dia menaruh Nintendo DS kuningnya di saku mantel, lalu meraih buket bunga sweet pea di pangkuannya. Wonwoo berdiri, membuat mereka kini saling berhadap-hadapan dengan jarak yang cukup dekat. "Kerja yang bagus, Hong Sera!" sahutnya seraya mengusap puncak kepala Sera. "Tadi itu sangat luar biasa!"

#1 WONWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang