17~Karakter Tersembunyi~

2.2K 183 30
                                    

Baru beberapa hari lalu deh Alice ngomong gak tau kapan update. Tapi nyatanya Alice pengen banget cepet-cepet lanjut cerita ini😥

Kuylah dibaca gengsss...

Btw, sekadar info doang untuk readers. Cerita ini bakal di private acak, dan gak tau di part berapa. So, untuk mencegah hati Alice yang kembali terluka, lebih baik Alice memilih jalan ini(?)/ apaan dah😒

Next! Happy Reading gengs

Keheningan menyelimuti keadaan di dalam Range Rover putih itu. Julian menghela napas pelan. Melirik sekilas wajah Olyn yang terus cemberut.

"Lo gak ada rasa penyesalan gitu?"

Olyn pun menatap bingung Julian yang masih fokus menyetir. Jalanan begitu padat karena hari semakin sore.

"For what?"

Julian berdecak kesal mendapat pertanyaan balik. Semalaman ia harus bolak-balik kamar mandi, menahan rasa sakit perut yang mendera. Sekarang rasa itu sudah semakin membaik karena obat diare yang ia minum. Tapi dengan info dan foto yang bertubi-tubi Joshua kirimkan membuat ia tidak sakit perut melainkan sakit hati.

Bagaimana tidak? Dean kembali menampakan rasa sukanya terhadap Olyn. Andaikan ia di sana, pasti pria itu tidak berani melakukan hal tersebut. Foto kemesraan Mauza dan Olyn semakin membuat darah nya mendidih. Enak saja mereka melakukan semuanya di saat dirinya tidak ada. Bahkan kalau pun ia ada, akan ada berbagai hal yang ia lakukan untuk membubarkan adegan yang menurutnya tidak berguna itu.

Tin.. tin..

Klakson kendaraan menyadarkan Julian karena lampu rambu telah berganti menjadi hijau.

"Gue tau, lo pasti ngelamunin yang gak bener 'kan?"

Julian menoleh cepat sambil menyipitkan matanya tidak terima. Ia mencoba memutar arah kendaraan menghindari macet panjang di depan sana.

"Sembarangan aja!" Marahnya.

"Terus?" Balasnya dengan nada menggoda.

"Gue itu lagi mikir betapa kerasnya gue nahan sakit perut yang mendera semalaman. Dan semuanya berasal dari elo! Oli!"

Olyn tertawa keras membayangkan menderitanya Julian di hari dimana dirinya menuangkan beberapa sendok kembali hidangan pedas. Ditambah Julian yang selalu mengelap keringat yang terus bercucuran, dan setelah semuanya selesai. Ia langsung pamit dan meng-gas motornya dengan kecepatan penuh.

"Pokoknya lo harus tanggung jawab atas apa yang elo perbuat ke gue!"

Julian melihat Olyn dari sudut matanya. "Apa yang elo lakuin?" Merasa aneh saat Olyn melihat perutnya.

"Katanya gue harus tanggungjawab. Tapi yang gue lihat, perut lo gak membesar." Balasnya polos masih tanpa mengubah posisinya.

Julian tersenyum mengejek, "Lo gak perlu cari alasan hanya untuk melihat isi dibalik kaos gue."

Dengan cepat gadis itu menarik kepalanya menjauh. "Mau perut lo kotak-kotak kayak tempe yang dipotong persegi, atau berbentuk segitiga kayak lupis, bodo amat!"

Ia melipat kedua tangannya dan memilih memalingkan wajahnya menatap keluar jendela. Sedangkan Julian terkekeh kecil dan kembali fokus menyetir.

Perasaan daritadi ini mobil lama amat nyampenya. Sekalian aja naik motor biar bisa nyalip kayak valentino rossi aja.

Olyn tertawa tanpa suara membuat Julian menatapnya aneh. Ia tidak peduli apa yang ada di pikiran bule tersebut.

Wait.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora