66~Rasa Nyaman~

1.5K 119 36
                                    

Terimakasih bagi pembaca lapak Alice yang udah menuhin notif WP

Pemberitahuan dari kalian buat suasana hati Alice membaik di antara tumpukan tugas yang semakin merajalela hahaha...

Oke gengs! Happy Reading!

Pantau terus part SPG karena sebentar lagi................ (Pikir sendiri :D)
**

"Gila! Akun ini beneran ada bro?!"

"Suer! Gue ketemu akun ini karena frustrasi diputusin doi."

"Hoax kali ah!"

"Awalnya gue emang gak percaya, tapi menurut hasil selidik gue emang dia adalah dukun rekomendasi bagi gue."

Joshua memainkan matanya pada Julian yang duduk di seberang, mengikuti arahannya. Tidak jauh dari halaman mereka, Baron memperlambat jalannya karena mendengar percakapan yang nyaris berupa teriakan.

Keduanya sengaja karena telah mengaturnya sejak awal. Kemudian Joshua kembali pada ponsel Julian. "Alamat dukun ini bukannya dekat ya?"

"Nah! Maksud gue lihatin akun facebook dia ke lo, biar kita bisa cek langsung ke sana!" seru Julian memerhatikan sudut matanya dan menajamkan pendengarannya ketika Baron mulai berjalan mendekat sekitar halamannya—tepatnya dari arah belakang Julian.

"Josh, ini pisang siapa? Gue minta ya?"

Julian mengambil satu buah pisang putri; berukuran kecil. "Itu pisang lo." jawabnya masih fokus pada ponsel.

"Pisang gue gak begini." ia memandang serius pisang tersebut.

Sontak, Joshua terbahak. "Omongan lo ambigu, bikin gue berpikiran yang lain."

"Emang otak lo aja yang ngeres." balasnya terkekeh pelan, mengupas dan memasukkan pisang itu dalam satu waktu. Melempar asal kulit pisang tadi.

Bruk!

"Aduh..."

Baron terjatuh karena menginjak kulit pisang tadi. Berkas milik Pak Mulyo yang ia pegang pun berhamburan. Bokongnya terasa sakit membentur tanah penuh kerikil.

Kedua sahabat itu tersenyum puas dan bertos ria tanpa suara. Kemudian menghampiri cepat Baron yang masih merintih sakit.

"Sorry, Buronan, eh, maksud gue Baron." Julian mengulurkan tangannya. "Gue gak sengaja lempar kulit pisang tadi. Gue kira gak ada orang dari arah belakang." mimik wajahnya dibuat sedih.

"Iya, gak apa-apa kok." ia tersenyum paksa meskipun dalam hati merasa dongkol. Sialan!

"Sini, gue bantu berdiri." ia mengulurkan tangan dan disambut oleh Baron yang masih merintih sakit.

"Apa perlu kita ke puskesmas?"

"Oh, udah gak usah sampai segitunya, bentar lagi juga baik." sahutnya mengibaskan tangan sambil tersenyum paksa.

"Bagus deh, gak usah manja." gumamnya yang terdengar Baron.

"Apa Jul?"

Julian tertawa hambar sambil ikut mengibaskan tangannya di depan pria itu. "Ah, gak kok, lo salah dengar." ucapnya.

"Ini berkas penting ya, Ron?"

Keduanya teralihkan ketika Joshua mulai mengambil beberapa lembar kertas yang keluar dari map—berserakan. Dengan cepat pria itu mengambilnya, membereskan kertas yang sangat penting ini.

"Iya. Surat-surat penting untuk di bawa ke kantor Bapak." sahutnya tanpa mengalihkan pandangan.

Di sisi lain, Julian mengernyitkan keningnya dan berjongkok membelakangi Baron. Secarik kertas itu tiba-tiba membuat matanya terbelalak. Segera, ia memasukkan kertas tersebut ke dalam saku celana pendeknya.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now