74~Luka~

1.5K 114 71
                                    

Persiapkan hati kalian untuk membaca part 74, wahai Pencinta SPG.

Mungkin, cerita ini gak menguras emosi dan air mata kalian. Tapi, Alice harus menghadirkan konflik untuk membangun cerita ini.

Sekali lagi, tegarkan hati kalian 😈😈😈

.

.

.

.

Julian memejamkan matanya. Seperti ini rasanya punya seorang sahabat?

Pria itu bersyukur Joshua ada di sampingnya. Julian tidak akan pernah melupakan sahabat satu-satunya. Banyak keterpurukan yang dilaluinya, tapi tetap Joshua hadir di sisinya.

Bruk!

"ARGHHHHH!!!"

"JOSHUA?!"

Pria itu tersungkur mengerang sakit pada bahunya setelah dipukul orang asing—berdiri di belakang.

"SIAPA, LO?!"

Rahang Julian mengeras menatap wajah pria asing yang tertutup—menyisakan mata yang terkesan mengejeknya.

Julian memerhatikan sebentar kayu panjang yang dipakainya untuk memukul Joshua.

Bugh!

Satu kali pukulan didapatkan pria asing itu tepat di rahangnya oleh Joshua. Mereka berdua berkelahi untuk saling melumpuhkan.

Tiba-tiba Julian menangkup kepalanya—mengerang kesakitan merasakan denyutan kuat. Air hujan membuat tubuhnya lemah dan tenaga yang terkuras.

Tidak tinggal diam, pria asing itu kembali menyerang Joshua. Pukulan dua kali telak diterimanya dan tanpa berperikemanusiaan Joshua pingsan setelah dipukul keras pada tengkuknya.

"BERENGSEK!"

Julian menyerang balik pria asing tepat pada perutnya. Penglihatannya sedikit mengabur akibat denyutan kepala yang semakin kuat.

Bugh!

Bugh!

Julian masih bisa membalaskan dua pukulan pada rahang dan dagu lawannya. Namun pria itu segera membalas Julian telak tanpa ampun.

Julian jatuh meringkuk memegangi perutnya dan merasakan perih dikedua sudut bibirnya yang robek.

Kerahnya ditarik sehingga tubuh lemasnya dipaksa berdiri. Sesaat mereka saling pandang dengan tatapan tajam satu sama lain.

Julian dapat melihat manik mata tak asing pada pria itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Pria itu dengan mudah memukul kepala, bahu dengan kayu tadi dan perut Julian. Ia terbatuk dan mengeluarkan darah. Wajahnya babak belur, berbeda dengan pria yang masih memiliki kemampuan lebih untuk menyerang sepuasnya.

Kekuatannya sekarang tidak sebanding karena seluruh tenaganya sudah terkuras. Hilang di saat seluruh tubuhnya menggigil dan denyutan kencang pada kepalanya.

Pria asing itu tersenyum misterius. Kembali ia memukul bahu Julian dengan kayu untuk kesekian kalinya. Julian tersungkur. Dengan sisa kesadarannya ia menarik kaki pria asing itu dan mereka bergulat.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang