13~Tarik Hati~

2.5K 203 49
                                    

Mending gue tarik hati lo, biar semakin dekat ke gue. Daripada harus tarik tali tambang ini.

Nandish Julian Schmidt

***

Suara riuh gemuruh berasal dari dalam kelas. Para siswa-siswi sedang bergegas mendekorasi kelas masing-masing. Mempercantik interior untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.

Sedangkan di luar, para anggota OSIS dan Paskib juga sibuk mempersiapkan pelaksanaan upacara bendera.

Setelah upacara nanti, akan diadakan berbagai macam perlombaan yang sudah di data para perwakilan setiap kelas. Lomba yang berlangsung sekarang adalah Interior Kelas.

Ya. Dalam dekorasi kelas tahun ini. Setiap kelas akan menghias ruangannya pagi hari, tepat satu setengah jam sebelum bel tanda upacara dibunyikan.

"Dean... ini udah pas belum?"

"Kurang ke tengah,"

Olyn menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mencoba bersabar membentuk rangkaian huruf Kemerdekaan bertuliskan Dirgahayu Republik Indonesia di depan kelas. Dengan di bagian atasnya akan dipasang angka 72, juga bagian pertama balon HUT yang telah terpajang rapi.

"Nah! Udah oke Lyn," Seru Dean yang sedari tadi sibuk mendata teman kelasnya yang hadir. Sesekali juga melihat pekerjaan yang dilakukan Olyn.

"Gue pasang sekalian angkanya."

"Gak usah. Biar anak cowok yang lakuin itu," Sanggahnya mendekati Olyn.

"Gak apa-apa."

"Nisa!" Teriak Olyn ke arah Anisa yang berdiri tidak jauh darinya.

Gadis berhijab itu menoleh dan menurunkan teks pidatonya.

Ia mengerutkan keningnya, "Pegangin meja ini, gue mau pasang angka HUT." Balasnya menunjuk meja di sebelahnya.

"Siap!"

Dean menggeleng saat gadis itu benar-benar menaiki salah satu meja kelas. Iapun berlalu sambil memeriksa perlengkapan yang lain.

"Pegang ya Nis, gue masangnya bentar doang." Anisa mengangguk mengerti.

Olyn menoleh sebentar ke arah pintu, dan ia melihat Julian yang baru datang tanpa menoleh ke arahnya.

Masih sama.

Gadis itu lalu segera memasang angka nomor tujuh, menyesuaikan dengan letak. Tanpa sengaja angka dua terjatuh tersenggol kakinya.

Olyn mendesah pelan dari atas, "Nis, tolong dong ambilin angkanya." Ucapnya

"Makasih," Mengambil uluran angka tanpa menoleh dan segera memasangnya.

Menyesuaikan tata letak agar tidak miring. Perpaduan antara warna angka dan tulisan tersebut sangat pas dengan cat ruang kelas.

"Udah sesuai, 'kan?"

Senyum senang sirna berganti dengan keterkejutan yang tidak terduga.

"Selamat pagi Oli motor,"

Degupan jantung Olyn berdetak tidak seirama. Ejekan yang beberapa hari ini tidak terdengar pun kembali terngiang.

Julian berdiri di posisi Anisa tadi. Sedangkan gadis itu sudah tidak ada lagi di kelas. Baru ingin membuka mulut, Olyn mendapati perkataan yang membuatnya malu bercampur kesal oleh siulan nakal Julian.

"Ukurannya pas sesuai anak SMA, puas gue lihatnya dari bawah,"

"JULIAAAAANNN!!"

Pria itu berlari ke luar menghindari amukan singa betina.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang