10~He~

4.1K 468 225
                                    

Silent readers? Bisa kali klik bintang doang😆

Kania tersenyum melihat ke datangan Olyn. Gadis itu mengambil posisi duduk tepat di depannya. "Gimana Lyn, suka?"

Olyn mengangguk cepat dengan senyum sumringah, "Gue sangat suka." Ucapnya dengan mata berbinar, "Makasih lo udah ajak gue ke wahana permainan, di sana gue banyak banget main."

Ia menarik napas lalu menghembuskannya pelan, "Dan terakhir kita di sini."

Mata olyn menatap Joshua dan Milly sedang menarik satu makanan, di meja khusus makanan kecil khas nusantara. Entah lah apa. Tetapi mereka terus saling menarik piring kecil tersebut. Tidak mau kalah.

"Gue juga ikut seneng,"

"Kita memang rencanain ini semua. Tapi ide ini muncul dari Julian."

Gadis itu hampir saja memuncratkan minumnya, "A-apa?"

Kania mengangguk, "Bukan gue yang harus dapat terima kasih dari elo. Julian orang yang lebih tepat."

Satu tarikan pada bahunya membuat Olyn tersadar dari lamunannya. Ia menatap kedua tangan Julian memegang bahunya, lalu melepasnya. "Heh! Jangan cari kesempatan ya, di mobil Cuma ada kita berdua. Bisa ada setan ketiganya,"

Olyn menatap tajam Julian. Pria itu justru mengerling nakal, "Gak papa deh, gue mau kok." Balasnya.

"Enak aja." Sungutnya melipat tangan di depan dada.

"Cepet jalanin ini mobil, udah malem gue mau pulang." Ucapnya tanpa menoleh.

Julian menatapnya dengan wajah datar, "Lo udah sampai daritadi,"

Gadis itu menatap keluar kaca mobil. Benar. Pagarnya pun hanya berjarak dua meter dari mobil.

"Kok?"

"Lo ngelamun terus daritadi. Gue pikir lo kecantol penghuni sana," Ungkapnya. Olyn meninju lengan Julian. Pria itu meringis sedikit lalu mengusapnya, "Emang lo ngelamunin apa sih?" Tanyanya penasaran.

"Gue tau lo yang ngerencanain ini semua."

Julian tidak kaget mendengar kalimat itu terucap dari Olyn, dan ia pasti akan mengatakan hal ini, "Oh.."

"Makasih,"

Pria itu menatap lekat manik mata hitam tersebut. "Makasih untuk semua ini, karena Papa dulu yang sering ngajak gue ke sana, hiks.."

Julian gelagapan melihat Olyn yang menunduk menangis, sesekali menyeka air matanya.
"K-kenapa lo nangis? Duh.. diem dong. Ntar Mama lo ngira gue ngapa-ngapain lo lagi,"

Ia menarik beberapa helai tissue dari dashboard. Gadis itu menerima dan mengusap air matanya.

"Tapi gue heran. Kenapa lo bisa tau kalau dua hal tersebut yang paling gue suka?" Olyn menatap Julian yang tersenyum kikuk. Matanya masih sedikit berkaca-kaca

"Lo lupa ya? Dari dulu kan gue suka ngikutin elo," Jujurnya.

Olyn mengangguk membenarkan, "Ya. Seorang penguntit."

Julian tidak marah. Ia justru membuat gadis yang bersedih tadi menjadi tersenyum sendiri. Ia pun menegakkan tubuhnya, dan mengambil tas selempang di atas dashboard.

"Kalau gitu gue masuk duluan."

Pria itu hanya mengangguk, takut membuat hati Olyn berubah lagi. Julian melongo ketika satu kata keluar dari bibir gadis itu dengan wajah sedikit bersemu, dan sebelum pintu mobil benar-benar tertutup.

SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)Where stories live. Discover now