Tiga Puluh Empat.

16.8K 492 2
                                    

Sebelum baca part ini. Aku mau ingetin, jika di akhir part ada unsur dewasa, buat yang masih di bawah umur, skip aja ya!!

Dan juga thanks banget buat vote dan komennya, aku sebisa mungkin balas komentar kalian. Makasih yang udah ngasih vote, aku nggak bisa balas apapun, cuma ucapan thanks, thanks, and big thanks buat kalian semua.

Senang kalian bisa nikamati cerita pertama ku!! Sangking senengnya nggak sadar jika sudah 2000+ words!! Hehe..
Semoga kedepannya kita bisa berteman dan kalian bisa menikmati ceritaku yang lain.
Maaf jika upnya lamaa banget, cz banyak kerjaan, niatnya mau hiatus tapi kemarin ada yang nagih jadi aku selesain deh!!
Komentar dan sarannya aku tunggu!!

Jangan lupa Add fb, ig, yang ada di bio ya!! Thank you!!
Enjoy reading!!

***

Sinar mentari masuk kedalam ruang tidur Anna dengan lancang. Hingga membuat Anna menautkan kedua alisnya saat sinar mentari menerpa kedua kelopak mata Anna, yang memaksa Anna untuk membuka kedua bulu bola mata lentik yang dia miliki.

Anna menoleh ke arah dimana Aldi berada, dan menemukan sang suami sedang menghadapnya dengan posisi meringkuk, lucu memang. Karena Anna tak pernah melihat Aldi tidur dengan posisi seperti ini, yang membuatnya sangat ingin tertawa.

Aldi yang meringkuk bagaikan bayi mungil di hadapannya. Perlahan tangan Anna terangkat, Dia menyentuh permukaan dahi Aldi, pipi Aldi, dan juga bibir Aldi. Bibir yang selalu dia nikmati ketika mereka sedang bercumbu satu sama lain. Aldi yang merasa tidurnya terusik, kini membuka bulu matanya dsn menemukan Anna yang sedang menyentuh bibirnya sembati tersenyum. "Apa ada hal yang lucu di bibirku? Hingga membuatmu tersenyum seperti itu di pagi ini?" perkataan Aldi sukses membuat Anna yang sedari tadi memikirkan percumbuan mereka hanya bisa merona merah karena perkataan Aldi.

Anna menarik tangan kanannya yang dia buat untuk menyentuh bibir Aldi tadi. "Nggak ada apapun." ucap Anna sinis bercampur malu.

Aldi yang sudah terbangun langsung memeluk Anna hingga hidung Anna berada di depan dada bidang Aldi, "Kau mengusik tidurku, Anna.." gumam Aldi saat dia memeluk Anna dan mengusap punggung Anna.

Anna yang sedang berada di pelukan Aldi, hanya bisa tersenyum. "Apa maksudmu aku mengusik tidurmu?" protesnya tak terima, "Aku tadi hanya tak sadar jika aku menyentuh bibirmu, seperti ini." guraunya lalu mengurai pelukan yang Aldi berikan kepadanya, dan menyentuh permukaan bibir Aldi dengan jemarinya sembari mengulum senyum khas yang dia miliki.

''Kau memang nakal, sayang." Aldi berucap merengkuh Anna lagi agar masuk ke dalam pelukannya. "Kau tahu? Aku tak pernah menyangka jika aku dan dirimu akan bersatu seperti sekarang, aku bahkan sempat berfikir akan membuang rasa cintaku kepadamu. Tapi aku tak bisa." Anna yang mendengarkan Aldi hanya bisa diam tak bersuara apapun.

"Aku selalu memperhatikanmu, aku bahkan selalu berada di sekitarmu dengan Mila, hanya saja kau tak sadar atas kehadiranku." sambung Aldi dengan senyuman getir.

"Kapan kau berada di sekitarku? Bukankah setelah kau lulus SMA kau pindah?" tanya Anna yang sedikit tak paham atas ucapan Aldi.

"Aku memang berkata jika aku Pindah, tapi sebenarnya tidak Anna.. Aku dan keluarga berada di sekitar Surabaya. Hanya saja kau terlalu sibuk dengan duniamu, jadi kau tak mau tahu orang yang berada di sekitarmu." Aldi berucap singkat lalu mengurai pelukan Anna. "Aku harus kekantor sekarang, aku harus menyelesaikan semua pekerjaanku dan minta ijin ke Ayah untuk cuti, agar aku bisa menemanimu sepanjang hari." Aldi bangun dari posisi tidurnya, dia melihat jam weker yang berada di atas nakas lalu masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya dengan cepat.

[Complete] Sad Weddingg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang