Dua Puluh Satu

16.9K 568 10
                                    

Aldi terjaga dari tidurnya dia melihat di sekitarnya. Senyuman lantas mengembang dari sudut bibir merahnya saat dia mendapati Anna sedang tidur di dada bidangnya. Cantik, sabar, dan aku suka. Gumamnya dalam hati. Tapi, senyuman itu hilang saat dia memikirkan apa yang baru saja mengganggunya. Mila, Mila hamil dan berkata jika itu adalah anaknya. Apa benar itu anakku? Lalu, jika memang benar seharusnya usia kandungannya sudah berjalan Tiga atau Empat bulan. Seharusnya seperti itu. Pikirnya.

"Enghh.." lenguhan manja terdengar dari bibir sensual Istrinya.

Cup'

Kecupan hangat dia berikan di kening Istri kesayangannya. Bibirnya sekali lagi tersenyum saat melihat sang Istri membuka mata lentik miliknya. "Selamat pagi, Sayangku." ucap Aldi saat mata mereka bertemu.

"Pagi, Al.." ujar Anna dengan suara serak khas orang bangun tidur. "Aku kesiangan ya?" tanyanya sambil melihat jam dinding yang berada di sudut kamarnya.

"Hmm.. Jam 8 pagi.." ujar Aldi mengiyakan apa yang Anna ucapkan. "Tapi, tak masalah." imbuh Aldi saat melihat sang Istri berusaha bangun sambil melilitkan Bad Cover di tubuhnya. "Kau mau kemana?" tanya Aldi seraya ikut bangun dari posisi tadi.

"Aku mau mandi, dan menyiapkan makanan untukmu Al. Ah, aku harusnya bisa bangun seperti biasanya." ucapnya kesal saat mengingat kejadian kemarin malam.

Aldi mencekal tangan Anna. "Tidurlah, biar aku menelfon Delivery untuk sarapan kita." ujar Aldi lembut sambil meraih Ponsel yang ada di atas nakas.

"Tapi, Al. Makanan cepat saji itu tak baik untuk kesehatan." seru Anna kesal.

"Tapi, kalau sesekali itu tak masalah." jawab Aldi santai. "Aku tak mau di bantah Anna. Tidur dan aku 'kan memesankan mu sarapan Nasi goreng spesial yang di taburi dengan potongan Sosiz dan juga Ayam, dan buat camilan kita, kentang goreng ukuran besar, Bagaimana?" potong Aldi saat melihat Anna akan menjawab perkataannya. Setelah selesai berbicara dengan orang diseberang sana, Aldi melihat tubuh polos Anna yang sedang tidur memunggunginya. "Aku hanya ingin berdua denganmu di kamar kita, Sayang." ujarnya saat dia memeluk erat Anna dari belakang.

"Al, lepas. Aku mau mandi." ujar Anna berusaha melepas pelukan yang Aldi berikan kepadanya.

"Aku tak akan melepaskannya." ujar Aldi sambil menciumi tengkuk Anna dari belakang. "Aku tahu, kau sedang marah kepadaku. Kau mendiamiku, kau tak ingin melihat wajahku. Tapi, yang harus kau tahu jika aku tidak pernah menyentuh Mila, saat kita selesai manikah. Apalagi membuatnya hamil. Aku hanya menyentuhmu saat kita selesai menikah." ucap Aldi lembut.

Aldi tak mungkin membiarkan Anna terus menerus salah faham akibat ucapan yang Mila katakan kemarin. Dia tak mau kehilangan Anna untuk kedua 'Kalinya.

"Lalu, bagaimana aku bisa percaya kepada setiap ucapan yang baru saja kau ucapkan?"

"Aku berani bersumpah demi nama Mama yang sangat aku sayangi, Aku tak menghamili Mila sayang." jelas Aldi.

Anna masih membeku, Aldi tak pernah menggunakan nama orang yang sangat dia sayangi di Dunia ini. Anna teringat bagaimana Aldi dulu bercerita tentang Mama yang sudah melahirkannya.

'Aku bersumpah Anna, kalau aku kelak memiliki seorang kekasih, Aku akan menjaganya seperti aku menjaga Mama.'

'Apa kau sangat mencintai Mamamu, Al?'

'Tentu saja.' ucap Aldi sambil menoleh ke arah Anna yang sedang memakan bakso di kantin. 'Dan aku tak akan membiarkannya terluka, dan melepaskannya. Karena jika dia sudah menjadi milikku, maka aku akan menjaganya. Dan tak akan melepaskannya.' imbuh Aldi yakin bahwa suatu saat nanti, dia akan memiliki istri seperti Anna.

Anna tersentak kaget saat Aldi memluknya, dan dengan cepat Ia membalik tubuhnya ia melihat beberapa tetes air mata yang Aldi keluarkan untuknya. Dia selama ini tak pernah menangis untukku. Gumamnya dalam hati, Anna mengurai pelukan yang Aldi berikan lalu ia mencium kedua kelopak mata Aldi dengan penuh perasaan. "Aku mencintaimu, An.. Apa yang membuat mu tak percaya kepadaku??" ucap Aldi masih dengan air mata yang menetes dipipinya.

"Aku.. Aku hanya takut, takut kau hanya membual atas ucapan kasih sayangmu, Al." ujar Anna mencurahkan isi hatinya. "Sejak awal aku melihatmu masuk di kelas yang sama denganku, aku sudah mencintaimu. Anggaplah itu hanya cinta monyet anak yang baru berusia Tiga belas tahun. Tapi, itulah yang aku rasakan. Aku mencintaimu sangat, tapi hatiku terluka, ibarat ada yang merobek hatiku saat aku tahu kau menghinaku, kau sahabat yang satu satunya aku miliki ikut menghinaku di hadapan banyak orang. Di hadapan ratusan anak yang sekolah di sekolahan kita, kau mengacuhkan rasa cintaku dan kau malah berbalik mencintai Mila. Katakan padaku Al, kenapa kau melakukan hal itu? Aku mencintaimu sepenuh hati, tapi kau malah menyia-nyiakanku. Seolah kau menganggapku tak berarti di hidupmu."

"Aku tahu Al, dulu aku gadis yang bodoh. Aku tak pernah bisa menangis walau hatiku perih saat melihat kau menggenggam tangan Mila begitu erat, kau bercanda tawa dengannya, dan bahkan kau mencium keningnya tepat saat aku ingin lewat di hadapanmu. Tapi sekali lagi, senyum palsuku membuatku tegar, Al. Aku selalu tersenyum walau kau membawa Mila di depan kelas, memperhatikannya, dan juga menggenggam tangannya."

"Anna.."

"Apa lagi Al? Aku lelah sekarang. Jika kau memang menghamili Mila, kau seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya. Aku lelah mempertahankanmu. Aku lelah berfikir jika kau dan Mila akan berakhir jika aku memperjuangkanmu. Tapi, aku rasa sekarang aku sudah di tampar akan kenyataan." Anna menjeda ucapannya dan mata indahnya menatap wajah Aldi dengan lekat. "Bahwa aku tak bisa memilikimu, walaupun aku telah mendapatkanmu." ucapnya dingin lalu dia meninggalkan Aldi yang membatu atas ucapannya.

Aku lelah, mempertahankanmu, ucapan Anna membuat Aldi merasakan nyeri di hatinya. Bagaimana bisa Anna berbicara seperti itu? Dia tak mau lagi mempertahankanku, lalu.. Apa yang akan aku lakukan sekarang?? Apa aku melepaskannya? Dan kembali bersama Mila?? Aldi meremas kepalanya yang sakit karena memikirkan hal ini. Dia tak akan melepaskan apa yang sudah dia dapatkan dengan susah payah. Dia tak akan melepaskannya.

'Maafkan aku, An.. Aku tak akan melepaskanmu.' ucap Aldi di dalam hati sambil melihat pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. "Yah, aku tak akan melepaskanmu, kau harus menungguku aku akan membuktikan jika apa yang Mila ucapkan itu tidaklah benar." inilah Aldi, dia memang tak akan mengemis agar Anna tetap bersamanya, tapi.. Dia tak akan melepaskan Anna dengan mudah. Dia akan membuktikan apa yang Mila ucapkan itu tidaklah benar.

*****

Mila tersenyum sambil menyesap wine yang dia pegang. Dia masih terngiang apa yang baru saja dia dengar pagi ini. Aku akan melepaskanmu, Al. Ucapan Anna dengan tetesan air mata maaih terngiang di kepalanya. Sekali lagi, Aldi akan menjadi miliknya. "Mari kita tunggu saja. Kapan Aldi akan kembali kepadaku." ucapnya dengan menenggak habis wine yang dia pegang.

"Kenapa dengan wajahmu?" ucap seorang pria dari belakang tubuhnya. "Kau terlihat sangat bahagia. Ada apa? Ceritalah kepadaku." imbuh pria tadi sambil melipat tangannya di depan dada kekar yang ia miliki.

Mila menghentikan kegiatannya lalu membalikkan tubuhnya dan menatap tajam pria yang baru saja masuk ke dalam mini bar miliknya. "Sedang apa kau disini?" tanyanya ketus. Lalu dia menuangkan wine lagi dalam miliknya. Wine putih yang Mila pilih sangat cocok untuk suasana hatinya. Dia merasa putih dan bahagia dalak hatinya.

"Aku tak tahu jika seorang wanita yang sedang hamil suka sekali meminum wine. Apa kau tak tahu, jika wine itu mengandung Alkohol?"

"Apa urusanmu, hm? Aku tak perduli tentang ucapanmu sama sekali." Mila menjawab dengan lantang. Dan tajam. "Sudahlah.. Jangan ikuti apa yang ada dalam fikiranku, aku tak mau membagi apa yang sedang aku alami sekarang. Jadi lebih baik kau diam dan jika aku butuh, kau harus memberitahuku apa yang harus ku lakukan." ucap Mila sambil meneguk wine hingga tandas. Sedangkan pria tadi hanya bisa tersenyum dengan ucapan Mila, tersenyum mengejek lebih tepatnya.

****
Lama gk update ya? Iya nih, maaf ya lagi sibuk banget di desa, di desa juga gk ada signal. Jadi maaf banget ya.. Ini partnya pendek, besok akan aku panjangin lagi. Ide lagi adanya segini soalnya. Hehehe..

[Complete] Sad Weddingg Where stories live. Discover now