Sepuluh.

29.3K 1.1K 10
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian dimana Aldi berucap, Aku tak ingin anak darimu. Itu masih terngiang di otak Anna. Setiap dia memikirkan ucapan itu air mata Anna kembali menetes, bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Apa benar jika Anna tak pernah di harapkan oleh Aldi? "Bodoh kau Anna." gumamnya sambil menghapus tetesan air mata yang mengalir di pipinya. "Dia tak akan pernah mau menyentuhmu. Dan menurutnya, menyentuhmu beberapa hari lalu itu sebuah kesalahan. Dan kau adalah seseorang yang sangat tak dia harapkan." ucapnya yang menyakiti hatinya.

"Ann, kau kenapa?" tanya Indra yang kini duduk di hadapannya. Kini Indra dan Anna sedang makan siang di salah satu Restoran yang cukup terkenal di samping tempatnya bekerja. "Ann.. Ceritalah jika kau ada masalah." ujar Indra lagi sambil menggenggam tangan Anna.

Anna menatap wajah Indra dan dia kembali meneteskan air matanya. "Dra, apa aku salah mencintai Aldi?" ucap Anna sambil menggigit bibir bawahnya agar dia tak menangis di hadapan Indra.

"Kamu ada masalah dengan Aldi?" tanya Indra sambil meminum juice Apel di hadapannya.

Anna menganggukkan kepalanya, "Aku seminggu kemarin bertengkar hebat. Aku tak menyangka jika dia mengatakan hal itu." lirih Anna sambil mengaduk-aduk makanan yang kini ada di hadapannya.

"Ceritakan kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu." ujar Indra sambil menggenggam jemari Anna.

Anna menggelengkan kepalanya. "Tidak! Maaf Ndra, aku tak mau menceritakan keburukan suamiku." ucap Anna sambil tersenyum tipis, seakan senyuman Anna itu menutupi kesedihannya.

*****
Aldi Pov

Aldi terlihat kacau di ruangannya. Semenjak rapat tadi Vio yang menyadarkan Aldi dari lamunan yang kini memenuhi fikirannya.

"Al, boleh gue masuk?" tanya Vio di depan pintu ruangan kerja Aldi. Vio sadar jika sahabatnya satu ini sedang berada dalam kondisi Bad Mood.

Ceklekk.. Vio memutar gagang pintu itu dan masuk ke dalam. "Al. Lo kenapa?" tanya Vio yang kini telah duduk di samping Aldi.

"Gue nggak apa-apa." ujar Aldi sambil meremas rambutnya.

"Al. Lo nggak bisa bohongi gue. Gue tahu kalau lo ada masalah. Cerita ma gue." ujar Vio sambil menepuk bahu Aldi.

"Gue, gue memang brengsek Vio." cicit Aldi. Vio yang ada di sampingnya hanya bisa diam membiarkan Aldi mengeluarkan semua uneg-unegnya. "Gue sudah nyakitin Anna sangat dalam Vio. Gue nggak tahu apa bisa gue memperbaiki semuanya." lirih Aldi yang kini sudah melepaskan dasi dari lehernya. Aldi kacau, Vio tahu akan hal itu. Jadi dia lebih memilih untuk diam dan mendengarkan apapun keluh kesah Aldi. Karena sekarang yang di butuhkan Aldi hanyalah tempat cerita.

"Lo ada apa? Cerita ma gue." ucap Vio sambil duduk di sofa yang ada di ruang kerja Aldi.

Aldi berjalan ke arah Vio duduk dan mulai menceritakan semua "Gue bilang ma Anna, jika gue nggak mau anak darinya." Aldi menjeda ucapannya "Dan ntah kenapa itu malah membuat hati gue sakit Vio." ujar Aldi sambil duduk di samping kiri Vio.

"Kenapa lo bilang seperti itu? Terlebih lagi ketika lo sudah melakukan hal itu dengannya." ucap Vio sambil menepuk bahu Aldi. "Al, lo jangan seperti ini ma Anna, dia sangat sayang dan cinta sama lo." imbuhnya lagi sambil memandang ke arah lain.

"Gue tahu dia cinta sama gue, tapi itu dulu. Waktu dia masih Smp. Sekarang, aku kira dia sudah tak mencintaiku lagi." lirih Aldi. Jangan di kira jika Aldi dulu tak mencintai Anna, dia memiliki hal yang sama dengan Anna. Tapi ketika Aldi ingin mengutarakannya, Anna malah berkata kepada teman sekelasnya jika dia tak mencintai Aldi. Sakit hati, Marah, dan juga dendam mulai masuk ke dalam hatinya. Dia bersumpah jika dia tak akan pernah melirik wanita seperti Anna lagi, ini pertama kali Aldi mencintai wanita biasa.

[Complete] Sad Weddingg Where stories live. Discover now