Tujuh Belas.

21.9K 680 5
                                    

****
Di akhir part ada 17+ mohon bijak ya dalam membaca, kalau ada yang kurang berkenan silahkan komentar. Aku tunggu loh saran dan kritiknya.

******

Flashback

60 Menit sebelum Aldi datang, Anna yang sedang duduk di balkon apartemen milik Mytha di kejutkan dengan kehadiran Indra. Indra yang sudah merindukan Anna, akhirnya memeluk pinggang ramping Anna.

"Kau semakin kurus saja, sayang.'' ujar Indra yang sambil memeluk erat tubuh Anna.

"Hm.. Aku memang semakin kurus." ujar Anna meng iyakan ucapan Indra. "Aku merindukanmu, Indra. Kau kenapa lama sekali di Jakarta?" tanya Anna tatapannya masih sama.

"Maaf, Sayang. Aku sangat di sibukkan oleh pekerjaan disana. Maafkan aku sayang." ucap Indra menyesal. "Bagaimana kabarmu sekarang?" Indra bertanya sambil mengurai pelukan Anna.

"Baik.." singkat Anna, Anna menatap Indra sedang menyelidik. "Baiklah, aku tak baik sekarang. Aku sedang menghindari Aldi." ucapnya sambil menundukkan kepala.

Indra menautkan kedua Alisnya, "kenapa kau menghindarinya?" tanya Indra penasaran, yah. Bagaimana dia tidak penasaran? Selama yang Indra tahu Anna tak pernah mau menghindar dari Aldi, tapi ntah kenapa sekarang dia ingin menghindari Aldi. Bukankah itu hal aneh?

"Aku sebenarnya ingin dia menyelesaikan hubungannya dengan Mila." ucapnya sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu?" tanya Indra, Anna hanya mendongak menatap Indra. "Lalu? Kenapa kau tidak menemani Aldi, Anna? Apa kau lupa setiap nasihat yang aku berikan kepadamu? Hadapi masalah itu Anna, jangan kau malah menghindarinya. Keputusanmu dengan menghindar dari masalah yang Mila ciptakan itu bukan alasan Anna. Kau harus bisa bertanya kepada Mila kenapa dia masih mau menjadi kekasih Aldi, sedangkan kau sudah---"

"MILA MEMBUNUH ANAKKU INDRA!!!" teriak Anna tepat di depan wajah Indra, dan membuat Indra menutup mulutnya seketika. Indra mencerna ucapan Anna. Dan sedetik kemudian dia menatap perut Anna beserta muka Anna. "Yah, aku beberapa hari yang lalu masuk Rumah sakit, aku dinyatakan hamil. Dan di saat itu pula Janin yang masih berumur Tiga Minggu harus rela aku angkat, karena siapa? Karena Mila. Dia mendorongku, hingga perutku terkena ujung meja dan tanpa aku sadari aku sudah berbadan dua. Dia.. Dia.." Indra menarik Anna dalam pelukannya, menyisir lembut anak rambut Anna yang berada di bahunya yang bergetar.

"Maaf, aku tidak tahu jika kejadiannya seperti itu." sesal Indra. Dan dapat dia rasakan jika Anna menganggukkan kepalanya.

"Mila melakukan itu kepadaku, karena aku sudah bilang kepadanya jika Aldi tak lagi mencintainya. Dia mencintaiku, tapi ternyata amarahnya mengalahkan segalanya, dia buta akan kemarahan dan dia langsung mendorongku. Hingga.. Hingga.." Anna tak sanggup menyelesaikan perkataannya, dia sudah tak bisa berkata apa apa ketika dia mengingat semua perlakuan Mila kepadanya.

****

Selama satu jam Indra menemani Anna, menenagkan Anna yang masih labil akibat kehilangan bayinya. Miris memang, disaat dia sudah di percayai oleh Tuhan, tapi dengan segera pula Tuhan mengambil lagi apa yang sudah dia titipkan. Mungkin jika sebagian orang berkata "Sudah, jangan difikirkan. Anggap saja itu bukan rezeki kamu." tapi sebagai seorang Ibu, atau lebih tepatnya calon seorang Ibu, dia merasakan kesakitan yang sangat kental di hatinya. Mungkin Anna bisa tersenyum bagaikan tak ada masalah apapun, tapi jauh di dalam hatinya, dia merasakan sakit yang teramat sakit melebihi melihat Aldi dan Mila dulu saat mereka tak memakai baju dikamar suaminya.

"An, aku harus pulang. Apa kau tak apa aku tinggal sendiri?" pamit Indra saat melihat Anna menonton acara drama turkinya.

Anna menoleh tepat saat drama yang dia tonton sedang iklan. Dan senyuman telah terbit di wajahnya. "Hmm.. Pergilah, ayo, aku antar sampai di depan pintu." ucapnya sambil merangkul lengan Indra dengan manja. Yah, itulah Anna. Dia selalu menunjukkan sifat manjanya hanya kepada Indra, bukan kepada Aldi atau yang lain.

[Complete] Sad Weddingg Where stories live. Discover now