Tiga Puluh.

16.4K 524 11
                                    

Anna masih memikirkan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, ketika dia masuk di Ruang rawat inap Ayah mertuanya, dan di sambut pelukan hangat dari Ibu Mertua dan Kedua Orang tua kandungnya. Anna merasa Lega, dan sedikit ada ketakutan yang timbul di hatinya. Saat dia merasa jika semua yang terjadi itu adalah kesalahannya.

Setelah pulang dari Rumah sakit Mertuanya beberapa pertanyaan hinggap di dalam diri Anna, Mengapa mereka tak memarahiku? Mengapa mereka tak membenciku? Mengapa mereka tak mengusirku? Dan masih banyak lagi.

Sudah tiga hari Anna tak berkunjung ke Rumah sakit, bukan karena dia tak mau kesana. Tapi, bayinya sedang bergejolak, setiap pagi dia membuat Anna tak bisa makan karena bolak balik ke kamar mandi. Muntah dan Mual membuatnya tak bisa ke Rumah sakit.

Di saat yang seperti ini, dia merindukan Aldi, ah ralat, bukan dirinya tetapi anaknya. Dia ingin bertemu dengan Aldi dan memeluknya. Hiks.. Hiks... Kenapa harus Aldi yang kau rindukan, Nak? Gumamnya dalam hati sembari tangannya yang masih setia mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol ke depan. "Nak, jangan bikin Mama susah ya Sayang. Mama dan Papa sedang tak akur Sayang, jangan minta yang aneh aneh ya!!" ucapnya seakan menasihati seorang anak yang berada di hadapannya.

Ting.. Tong..
Suara bell Apartemen nya membuat Anna berhenti mengelus perutnya. Dia berjalan ke arah pintu, mengintip sedikit siapa yang datang ke Apartemennya. Karena jika di fikir fikir Anna tak memberitahu siapapun jika dia membeli Apartemen itu. Bahkan Mytha saja yang status nya Sahabat tak dia beritahu, apalagi orang lain?

Anna memegang handle pintu dan membukanya, saat pintu sudah terbuka, Anna tak percaya dengan apa yang dia lihat. "Ba-bagaimana bisa kau ada disini?" tanyanya kepada tamu yang baru saja dia bukakan pintu. "K-kau tahu dari mana aku ada disini?" tanyanya masih dengan tatapan tak percaya.

"Jadi, ini Apartemen mu?" tanya tamu Anna dengan tatapan sinis dan menghina.

"Iya. Jadi, katakan bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?" Anna mengulang pertanyaan yang seharusnya sudah di jawab oleh tamunya beberapa menit yang lalu.

"Apa kau tak mengizinkan aku masuk? Aku lelah mencarimu kesana kemari." ucapnya sambil masuk tanpa permisi. Anna yang masih berdiri di sisi kanan Pintu tak menghalanginya buat masuk ke dalam Apartemen mini milik Anna.

"Putra, kenapa kau bisa ada disini? Dan bagaimana caranya kau tahu jika aku tinggal disini?"

"Sudahlah, Anna. Jangan terlalu panik seperti itu. Kau seharusnya tahu, jika aku bisa menemukanmu walau kau berada di lubang semut sekalipun." ucap Putra dengan angkuhnya. Dan Anna sedikit sadar, jika Putra saja bisa menemukan dirinya di apartemen Aldi, maka dia bisa dengan segera menemukan dirinya di Apartemen ini. Tapi, yang membuat hatinya kini sedikit nyeri, saat dia memikirkan Aldi. Kenapa Pria itu tak dapat menemukannya? Sedangkan Putra? Dia bisa menemukannya dengan mudah!! Apa memang Aldi tak pernah perduli dengannya? Dengan anaknya? Apa dia tak khawatir sama sekali? "Ch, hya!! Malah melamun." desis Putra saat dia tahu jika Anna sedang sibuk akan fikirannya.

"Akh!!" Anna meringis saat perutnya merasakan kram. Dia meremas ujung sweeater yang dia kenakan. "Akh, perutku!!"

"K-kau kenapa?" tanya Putra panik saat dia tahu Anna meringis kesakitan.

"Pe-perutku!! Kram.." ucap Anna terbata. "Akh, sakit.." Anna berucap sambil meremas sweeter yang dia pakai.

"Akh, sial. Kenapa dengan Anakmu?" omel Putra sambil menggendong Anna ala Bridal-Style, dan membawa tubuh Anna ke mobil yang dia parkir di Basement apartemen Anna.

***

Selama perjalanan Anna meringis menahan kram yang ada di perutnya. Anna tak tahu kenapa anak yang sedang dia kandung berulah seperti ini. Apa dia tahu jika yang datang itu bukan Aldi? Atau karena beberapa hari ini dia kelelahan?? Atau setress??

[Complete] Sad Weddingg Where stories live. Discover now