Chapter 10 : A Fool, a Liar

Mulai dari awal
                                    

Membicarakan sang iblis maka ia akan muncul.

Shane dan Vincent tiba di dapur dengan ekpressi suram yang bahkan bisa menakuti hantu. "Selamat pagi, Shane, Vincent." sapa Mom dengan riang pada mereka tanpa menyadari ekpressi keduanya.

"Selamat pagi, Lucy." respon keduanya. Shane duduk di atas kursi di samping kiri ku sedangkan Vincent duduk di samping kananku. Mom berbalik dari meja dapur dan menyajikan sarapan di atas meja.

"Dimana Caitlyn, Jayden, Jason dan Jessica?" tanya Mom kepada kami.

Kami hanya merespon Mom dengan mengangkat bahu kami.

"Aku berada di sini!"

Aku menoleh ke arah belakang dan menemukan Caitlyn dengan rambut yang masih basah. Wajahnya masih saja dihiasi dengan senyum.

"Selamat pagi, Lucy!" sapanya dengan bersemangat. Aku dapat merasakan bahwa kedua pria di sampingku sedang memutarkan bola matanya.

"Selamat pagi Michelle, dan dua saudaraku yang tercinta!" sambung Caitlyn.

Aku tersenyum kepadanya. "Selamat pagi, Caitlyn." Kedua saudaranya tidak menjawabnya.

"Dan, apakah kalian, kedua saudaraku, tidak akan menjawabku?" tanya Caitlyn pada mereka sambil memasang wajah yang sulit ditolak.

"Selamat pagi, Caitlyn." jawab keduanya yang dengan anehnya, serentak. Caitlyn tersenyum puas.

-

"Kane." panggil Vincent. Aku memalingkan kepalaku yang awalnya bersender pada dinding ke arahnya.

"Shane sudah pergi." sambungnya dengan singkat.

Baguslah

Udara terasa begitu pekat bila aku berada di ruangan yang sama dengan Shane. Setelah kejadian tadi malam, ia terlihat menjaga jaraknya denganku.

Well, memang aku yang mulai kebiasaan dengan caranya yang psycho padaku, awalnya merasa agak ada kesenggangan yang entah mengapa mengaga lebar di depanku.

Tetapi, dengan akalku yang lebih rasional, tentu saja aku tersadar bahwa ini adalah suatu hadiah dari Tuhan.

"Kane?" Suara Vincent menyeretku bangun dari dunia mimpi.

"Ah, ya." responku.

"Kau pasti tidak mendengarkanku tadi."

"Ada apa?"

"Jay, Jace, dan Cat mau pergi ke taman kota."

"Oh, tentu. Bawa saja mereka."

"Dan maukah kau ikut?"

"Nah, aku akan tinggal untuk menemani Jessica." Vincent terkekeh seakan mengejek, membuatku menaikkan sebelah alisku dengan tuntutan penasaran.

"Jess dan Lucy sedang mengunjungi dokter." Ekspresi terkejut yang terpampang di wajahku membuat Vincent melanjutkan penjelasannya.

"Mereka akan pulang pada sore hari nanti, dan ini masih siang, jadi--" ucapnya sebelum terpotong oleh Jayden.

Jason hanya diam dan agak malu melihatku, well, hal serupa juga kurasakan karena, dia adikku.

"Jadi, kau harus ikut dengan kami." tegas Jayden. Dan entah bagaimana, secara magis, aku terhipnotis dan ikut dengan mereka.

Saat di taman, Vincent dan aku, menikmati pemandangan dimana Cat, Jay, dan Jace bermain sepeda sambil tertawa histeris dan mengejar satu sama lain. Cat benar-benar masih muda.

"Aku haus." ucap Vincent. Aku memandang ke arahnya yang ternyata tengah menatapku dengan penuh drama di matanya.

"Dan lapar." pelasnya. Aku tersenyum, menyadari pesona Vincent terlalu kuat untuk ditolak. Berdiri, aku menggengam kedua tangannya dan pamit dengan cepat pada tiga orang gila itu.

Private SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang