Chapter 6 : Topless

83.7K 2.3K 70
                                    

Chapter 6

Topless

"Kalu begitu, menarilah di depanku."

Udara di sekitarku menghilang begitu saja. Aku mempertimbangkan jawaban yang tepat untuk situasi ini.

Apakah aku harus pergi keluar dengan segera?

Tapi, Brandon mungkin masih ada di luar sana.

"Mia."

"Ya?" Secara refleks, aku menjawabnya dengan cepat.

"Aku bilang, menarilah di depanku." tegas Shane dengan beku. Ia menatap mataku. Terus menusukku. Melihat nya, benar-benar membuatku merasakan hancurnya hatiku ketika aku membuat perjanjian dengan Shane, dan ketika aku mendengar pengakuan Albert.

Aku begitu mencintainya... Ucapan Albert kemarin kembali bermain di kepala ku.

"Mia." tegur Shane lagi.

"Baik." jawabku sambil bergetar. Oh Tuhan, tolonglah aku...

Aku berjalan lurus dan menggapai tiang besi yang digunakan untuk menari. Dan aku mulai menari mengikuti irama musik lembut, mengitari tiang besi tersebut, dan mencoba untuk menutupi kegugupanku. Aku dapat merasakan tatapan Shane yang terus mengikuti gerakanku. Dengan pelan, aku mulai melepaskan pakaian tipis yang membalutku.

Lagu hampir berakhir, dan ini adalah bagian dimana aku harus melepaskan bra yang sedang kukenakan. Apakah aku sanggup? Aku menutup mataku, mencoba menghindari tatapan Shane yang masih menatapku. Aku melepaskan bra-ku dengan gugup. Tanganku telah mencapai pengait bra di punggungku tapi, entah kenapa tanganku terasa membeku.

Aku sudah melakukan pekerjaan ini bertahun-tahun, jadi bagaimana aku bisa merasa gugup ketika melakukannya lagi sekarang? Aku bertanya pada diriku sendiri.

Tiba-tiba, aku merasakan suatu kehangatan mendekati tubuhku. Aku membuka kedua mataku yang terpejam. Dan menemukan permukaan kemeja hitam yang familiar. Aku mendongak ke atas dan menemukan dua mata biru yang juga sedang melihatku.

"Biarkan aku membantumu." Tangannya telah berada di atas tanganku yang berada di atas pengait bra yang kupakai. Aku membeku di tempat ku berdiri. Lidahku terasa kelu sehingga aku tidak tahu harus menjawab apa.

Pandangan Shane kepada ku masih juga belum terlepas. Ia menunduk dan mendekatkan wajahnya padaku. Aku segera menoleh ke arah lain untuk menghindarinya. Tangannya segera memegang dagu-ku. Memaksaku untuk menatapnya.

Tiba-tiba, bra-ku yang memang tidak bertali, melonggar dan terlepas dari tubuhku, dan jatuh di dekat kaki ku. Secara refleks, aku segera menggunakan kedua tanganku untuk menutupi ketelanjanganku. Aku tidak pernah merasa lebih ter-ekspos daripada sekarang.

Ia mendekatkan wajahnya padaku kembali. "Lihat aku, Michelle." Lalu, ia langsung menciumku tanpa peringatan. Aku dapat merasakan bau whisky dari bibirnya. Tapi, aku tidak ingin menikmatinya, aku meletakkan kedua tanganku di dada bidang Shane dan mendorongnya pergi.

Membuatnya mundur beberapa langkah dariku. Memberikan jarak untukku. Dan melepaskan ciuman yang tidak pernah kuimpikan.

Dan lagi, aku menutup dada ku yang terekpos menggunakan kedua tanganku. Aku tidak berani menatapnya walau ku tahu ia masih menatapku. Aku segera memakai kembali bra dan pakaian tipis ku dengan terburu-buru. Mengalihkan pandanganku, aku melihat ke arah gelasnya yang kosong. "Aku akan mengambilkan minuman."

Aku beranjak dan berjalan pergi menuju pintu. Dan lagi, gerakan-ku tertahan. Shane menggengam salah satu pergelangan tanganku dan menarikku ke arahnya dengan kasar.

Private SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang