Chapter 3 : Hopeless

98K 2.4K 88
                                    

Private Secretary

Chapter 3 : Hopeless

-

Aku mengemasi barang-barangku. Shane memaksaku melakukan ini. Ia membayar sewa apartmentku yang sudah menumpuk selama 4 bulan dan aku diharuskan untuk tinggal di rumahnya kini. Di rumah penyiksaan.

Aku mengerjapkan mataku secepatnya untuk menghilangkan pemikiran buruk itu. "Sudah selesai?" Shane yang ternyata telah berdiri di ambang pintu kamarku.

Aku memandangnya dengan kesal. "Hampir selesai." Aku berusaha menutup koperku yang terlalu penuh. Aku memerlukan bantuan.

Namun, karena ego dan gengsi-ku, aku tidak berkata apa pun. Terlebih lagi, aku tidak mau Shane yang menutup koper ini untukku. Aku terus berusaha. "Terlalu lama.." dengusnya. Aku tidak ingin menjawabnya.

"Kau perlu bantuan."

"Tidak." ucapku dengan ketus.

"Aku tidak bertanya."

Ia langsung menuju ke arahku dan berdiri di sampingku. Tangannya masih kelihatan kekar walaupun terbungkus di dalam balutan baju lengan panjang. "Cepat kunci." ucapnya menekan koperku. Dengan segera, aku segera menuruti kata-katanya dengan tenggorokan yang tercekat. Bodoh.

"Kau sangat keras kepala." ujarnya setelah aku selesai mengunci koperku. Aku tidak ingin menjawabnya dan menurunkan koperku dengan cepat. "Ayo cepat..." Ia keluar dari kamarku. Aku mendengus kesal.

Demi neraka. Aku sangat membencinya.

Aku keluar dan ia dengan santainya menungguku di Ferrari hitam yang kuyakini adalah miliknya, karena ia duduk di depan.

"Ayo, tuan putri. Aku sudah menunggu cukup lama." sindirnya. Aku membawa masuk koperku ke dalam mobil dan duduk di belakang. Ia melihatku melalui kaca. Ia keluar dari mobil dengan wajah kesal. Terkejut. Aku bersiap menghadapinya yang terlihat akan mengamuk. Ia membuka pintu dekat tempat dudukku, dan menarikku keluar.

"Apaan?!" Aku mencoba melepaskan tangannya dari pergelangan tanganku. Ia menyeretku. Dengan terpaksa, karena tidak dapat menandingi kekuatannya, aku mengikutinya.

Ia mendudukkanku di depan. Dengan bingung, aku menatapnya yang menuju ke kursi tempatnya mengemudi kembali.

"Kenapa kau mendudukkanku di sini?" tanyaku dengan heran.

"Karena aku tidak ingin terlihat seperti seorang supir yang sedang mengantarkan nona-nya." Aku mengatupkan mulutku dengan kesal. Dasar bajingan! umpatku keras-keras dalam hati. Ia melakukannya untuk penampilan.

-

-

Aku turun dari mobil itu. Lalu, mengambil kedua koperku keluar dari bagasi. Seorang pria berseragam datang menghampiri kami. "Sir, aku akan memarkirkan mobilmu di garasi."

Tanpa bicara, Shane hanya menyerahkan kunci mobilnya kepada pria itu. Dan pria itu juga melakukan apa yang perintahkan.

"Ayo masuk!" perintahnya. Aku memutarkan mataku dengan kesal. Sangat kesal. Namun, aku harus menuruti kata-katanya. Ia membuka pintu tersebut. Terlihat seorang wanita berseragam serupa pria tadi.

"Mr. Weston, selamat datang." Lalu, tatapan wanita itu mengarah kepadaku. "Anda perlu bantuan?" Ia berjalan ke arahku dan mengambil kedua koperku yang sebenarnya sangatlah berat.

"Tidak apa-apa." ucapku segan. Namun, sepertinya wanita ini mengetahui kesulitanku. "Tidak apa-apa." bujuknya lembut hampir menggapai koperku.

"Kalau ia bilang tidak apa, berarti tidak apa." ketus Shane. Wanita itu langsung menuruti keinginan Shane lalu diam. Dasar tidak berperasaan.

Private SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang