Chapter 9 : Not Yours

56.2K 2.1K 330
                                    

P.S
|
NINE
|
Not Yours



"Ya, Mom. Aku menyayangimu juga." Tutupku lalu menekan simbol merah di layar ponselku. Akhir pekan telah tiba. Aku menggerutu dalam hati bukan karena aku akan bertemu ibuku, tapi karena perjalananku akan ditemani oleh--

Aku bahkan tidak dapat melanjutkan ucapanku.

Aku merapikan barang-barangku yang tergeletak berantakan di meja. Kantor sudah mau ditutup meski matahari masih bersinar terang, karena hari ini hari Sabtu.

Kebanyakan pekerja di sini sudah mengemas barangnya dengan terburu-buru untuk pulang. Dan aku ada dalam 'kebanyakan pekerja' itu.

Ketika aku sampai di lobby dekat pintu keluar kantor, aku dihadang oleh kerumunan pekerja yang berkumpul sambil bergosip tentang sesuatu yang terdengar janggal.

Kenapa harus bergosip di belakang pintu?

Aku menelan gerutu kesalku dan bersusah payah menumbus kerumunan itu. Setelah melewatinya, aku ikut melongo melihat apa yang ada di hadapanku.

Sebuah mobil Ferrari hitam yang familiar terparkir di halaman. Terlihat Shane sedang berdiri bersandar di samping mobilnya, berlagak seakan tempat ini miliknya.

Yah, memang secara teknis tempat ini miliknya.

Yang paling mencengangkan bukanlah mobilnya, tetapi penampilannya yang begitu kasual, di depan kantor!

Ia mengenakan kemeja berwarna gelap dan celana jeans.

Ketika ia menyadari aku ada di sana, ia berjalan ke arah ku. Ia terlihat tampan.

Tunggu...

Apa yang kupikirkan tadi?

Aku mengerjapkan mataku berulang-ulang ketika ia sudah berada di depanku.

Mencuri pandang pada sekelilingku, aku menemukan hampir pandangan semua orang mengarah pada Shane, aku, dan mobil sialannya.

"Kau tahu, ini bukanlah paris catwalk tempat kau memamerkan mobilmu?" gumamku padanya.

"Aku tidak perduli, Nona Kane." jawab Shane dengan dingin. Seperti biasanya.

Ia mengambil tasku dengan segera sebelum aku sempat menghadangnya. "Mari kita pergi." ujar Shane sambil membawa pergi menuju ke mobilnya. Orang-orang di sekitarku menarik nafas dengan tajam melihat perlakuannya padaku.

Dan untuk menghindari tatapan keji yang dilontarkan oleh pekerja berspesies perempuan yang terlihat mulai mengeluarkan cakar mereka. Mau tidak mau, aku mengikuti Shane menuju mobilnya.

Aku duduk di kursi belakang. Shane duduk di kursi kemudi. Ia melihat ke arah mataku melalui kaca. "Duduk di sampingku." ujar Shane.

"Tidak mau." responku dengan kesal. Hal selanjutnya yang kutahu, Shane menarikku dari tempat duduk belakang, menepuk bokongku sehingga membuat refleksku pergi menjauh dari tangannya dan berakhir dengan duduk di tempat sampingnya.

"Kau sangat menyebalkan." ucapku dengan kekesalan yang tertenun di dalamnya sambil mengacungkan jariku padanya dengan berani.

Aku yakin wajahku sudah merah sekarang karena rasa malu dan kesal yang Shane tumpahkan padaku. Ia menatapku sebentar lalu kembali memfokuskan pandangannya ke arah jalan.

Dahiku mengerut melihat perilaku Shane yang begitu pemarah akhir-akhir ini.

"Apakah Ny. Peyton belakangan ini lupa membawamu ke psikiater?" ucapku dengan sinis.

Private SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang