11| Pertemuan Moza dengan Tejo

52.7K 1.5K 95
                                    


"Mau ketemu siapa sih, Moz?" tanya Kak Eghi kepadaku.

Saat ini kami sudah berada di mal. Dan memang dari tadi Kak Eghi terus saja bertanya kepadaku tentang orang yang ingin kutemui sejak aku mengatakan akan menemui seseorang di salah satu restoran di mal ini. Namun, hingga sekarang aku masih belum memberitahunya tentang rencana pertemuanku dengan Tejo. Aku takut jika aku memberitahunya sejak awal, bisa-bisa Kak Eghi menolak mengantarku ke sini.

"Moza?" panggil Kak Eghi ketika aku tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Aku tersenyum lebar ke arahnya. "Nanti juga tahu," jawabku.

"Siapa, sih?" tanya Kak Eghi lagi tampak penasaran.

Aku terkekeh pelan melihat wajahnya penasarannya yang tampak begitu menggemaskan. "Ada deh," kataku.

Kak Eghi menaikkan sebelah alisnya, menatapku penuh curiga. "Lo mau ketemu gebetan lo?" tanyanya.

Gebetan gue kan lo, Kak!

Ingin sekali kuteriakkan jawaban itu. Tapi, tentu saja aku tidak berani. Aku kan malu. Masak terang-terangan mengakui Kak Eghi gebetanku.

"Hmm ..., gebetan bukan, ya?" balasku dengan tampang pura-pura berpikir.

"Anak sekolah kita? Kelas berapa? Satu kelas sama lo?" tanya Kak Eghi bertubi-tubi.

Pertanyaan-pertanyaannya itu membuatku tertawa. Kak Eghi terlihat khawatir dan penasaran. Ekspresinya lucu sekali.

"Moza, jawab gue. Plis," kata Kak Eghi terdengar seperti sebuah perintah.

Aku berdeham. "Jadi, sebenarnya kita ke sini buat ketemu sama Tejo, Kak. Dia tadi WA gue katanya minta ketemu buat minta tolong soal Masha dan Ferrish," kataku akhirnya.

Kak Eghi menatapku dengan tatapan tidak percaya. "Lo ke sini buat ketemu sama Tejo?"

Aku menganggukkan kepala. "Iya."

"Lo tahu kan kalau dia tuh deket sama Masha?"

Aku kembali menganggukkan kepala. "Tahu," jawabku.

"Dan lo tadi kan habis berantem sama dia, Moza. Bagaimana kalau Tejo punya rencana jahat buat nyelakain lo?"

Aku terkekeh mendengar teorinya itu. "Nggak mungkin lah. Masak dia mau nyelakain gue di tempat ramai kayak gini, sih, Kak? Lagian kan ada lo. Jadi, kalaupun Tejo punya niat jahat sama gue, gue nggak akan kenapa-napa," kataku tersenyum lebar. "Lo bakal melindungi gue kan?" Aku menaik turunkan alisku sambil memamerkan cengiran lebarku.

Kak Eghi menghela napas dalam. "Ya Tuhan," gumamnya terdengar pasrah.

Sebenarnya aku tidak begitu peduli tentang pertemuanku dengan Tejo. Aku pun tidak peduli dengan apa yang akan Tejo bicarakan mengenai Ferrish ataupun Masha. Bagiku, yang terpenting adalah aku punya alasan untuk bisa ke mal bersama dengan Kak Eghi. Ya. Itu saja. Karena hal lainnya tidaklah penting.

Tak lama kemudian kami sampai di tempat di mana Tejo menungguku. Aku melihat Tejo duduk di meja yang berada di ujung ruangan. Aku dan Kak Eghi segera menghampirinya.

"Hai, Moza. Makasih udah mau datang buat nemeuin gue," kata Tejo seraya bangkit dari duduknya untuk menyambutku.

"Untuk apa lo ngajakin Moza ketemuan? Lo mau balas dendam sama dia soal kejadian tadi siang di sekolah?" tanya Kak Eghi menatap Tejo penuh curiga.

Cinta Satu KompleksМесто, где живут истории. Откройте их для себя