TIGA PULUH EMPAT : His Smile

17.2K 1K 33
                                    

"Jennie.."

Kata terakhir yang sempat terucap dari bibir Alvin. Setelah itu jatuhlah tangan Alvin yang ada di genggaman Jennie. Alvin kembali tak sadarkan diri.

"Al!"

"Bangun, Al!"

"Al, buka mata kamu!"

"Alvin!"

Jennie terus berteriak memanggil Alvin. Air mata mengalir deras di kedua pipinya. Air mata berwarna merah yang bercampur dengan darah dari luka di pipi Jennie.

Sakit.

Setiap tetes yang melewati luka itu menimbulkan rasa perih. Tapi semua itu tak sebanding dengan perihnya luka di hati Jennie. Melihat Alvin yang diam tak bereaksi, merupakan siksaan yang lebih berat bagi Jennie.

Jangan tinggalin aku, Al..

######

"Alvin pasti baik-baik aja, Jen."

"Udah ada dokter yang menangani dia, semua akan baik-baik aja."

"Alvin itu kuat, Jen."

Berbagai kalimat untuk menguatkan Jennie serasa tak berarti.

Alvin tertabrak di depan matanya. Alvin tak sadarkan diri di pangkuannya. Darah Alvin yang tak sedikit itu masih memancarkan bau anyir dari kedua tangannya.

Bagaimana Jennie bisa berpikir bahwa Alvin baik-baik saja?

"Al.. hiks.. jangan pergi.."

Terputar kembali ingatan Jennie ketika Alvin bercerita soal kematian mamanya. Jennie takut. Sangat takut. Akankah Tuhan mengambil Alvin darinya dengan cara yang sama?

"Al.. hiks.."

"Alvin nggak mungkin ninggalin elo."

"Alvin sayang banget sama elo, Jen. Dia pasti bertahan."

"Mending sekarang kita obatin luka lo dulu, ya?"

Jennie sama sekali tidak mempedulikan luka-luka di tubuhnya. Bahkan beberapa dari luka itu masih mengeluarkan darah, tapi bagi Jennie semua itu tidak sakit sama sekali. Tubuh Jennie sudah mati rasa, tepat di saat Alvin menutup kedua matanya.

"Gara-gara gue.."

"Jen?"

"Gue bikin Alvin celaka lagi.."

Jennie kembali mengingat semuanya. Mulai dari kecelakaan mobil Alvin, bahkan sampai kecelakaan kecil ketika tangan Alvin terpotong pisau dapur dengan tidak sengaja. Hanya ada satu hal di pikiran Jennie saat ini, bahwa semua yang menimpa Alvin adalah kesalahannya.

"Salah gue.. Alvin kayak gini karena kesalahan gue.."

"Bukan salah lo, Jen." Kata Rossa yang beberapa saat lalu datang bersama Jessie dan Lisa.

"Seandainya gue pergi ke taman buat ketemu dia.."

"Seandainya gue nggak terlalu ceroboh untuk dibawa Roy pergi.."

"Harusnya gue nggak nangis.. harusnya Alvin nggak perlu lari.. harusnya gue nolongin Alvin.."

"Ini bukan salah siapa-siapa."

Semua adalah kecelakaan..

bukan!

Semua adalah takdir.

Tidak ada yang bisa menyalahkan takdir. Tapi kalau pun ada yang harus dipersalahkan, bukankah orang itu adalah Roy? Kenapa Jennie? Roy yang menabrak Alvin, bukan Jennie.

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now