ENAM : Kelas Baru

32.1K 1.7K 11
                                    

Alvin keluar dari kamar mandi dengan handuk menutupi tubuh bagian bawahnya sedangkan bagian atas tanpa apa-apa alias topless. Memaparkan keindahan ciptaan Tuhan yaitu perut dengan six pack yang terpahat sempurna. Rambut Alvin juga masih setengah kering karena dia hanya menggosoknya dengan handuk menambah kesan seksi padanya. Aroma wangi maskulin pun menyebar di seluruh kamar itu.

Kini Alvin tengah bersiap mengenakan seragam sekolahnya. Setelah mengoleskan pelembab pada wajahnya, Alvin menyemprotkan parfum beraroma musk ke seluruh tubuhnya. Meskipun lelaki tidak ada salahnya kan ingin kulit tetap bagus, wangi, serta terlihat bersih dan rapi?

Banyak orang mengatakan lelaki yang pakai makeup, skincare, dan sejenisnya itu banci. Padahal biasa saja jika dalam range yang wajar, contohnya Alvin.

Bagi orang-orang yang berpikiran cowok nggak perlu merawat diri. Ya terus cowok item, dekil, berpenampilan semrawut, ditambah lagi yang bau keringat adalah cowok manly? Idih.. yang ada bikin cewek ilfeel malas dekat-dekat.

Alvin menyambar tas sekolah dan kunci mobilnya kemudian berjalan menuruni tangga. Kedua sudut bibirnya terus terangkat membentuk sebuah senyuman. Bahkan dia bersiul-siul dengan wajah yang memancarkan kebahagiaan.

"Jennie.."

Ternyata penyebab Alvin tersenyum daritadi pagi bahkan sejak pertama kali dia membuka matanya, hanya karena satu alasan yaitu gadis bernama Jennie.

I'm coming sweety.

######

Liburan sekolah berlalu dan sekarang Alvin sudah naik ke kelas duabelas sama seperti gadis pujaannya. Jennie dan Alvin memang satu angkatan.

Alvin berjalan menuju ke kelas dengan senyuman yang jarang sekali hinggap di wajahnya. Bagi Alvin tahun ini adalah tahun ajaran baru yang sejak kemarin dia tunggu-tunggu. Satu tahun terakhirnya di sekolah akan menjadi satu tahun paling menyenangkan dalam hidupnya.

"Eh Alvin tuh Alvin."

"Akhirnya sebelum gue lulus bisa sekelas."

"Rejeki anak sholehah."

"Semangat sekolah kalo gini mah."

"Nggak usah lulus juga gue ridho kalo bisa lihat Alvin tiap hari."

Alvin baru saja sampai di kelasnya dan langsung melangkah menuju kursi di pojokan kelas dekat jendela. Dia tidak mempedulikan tatapan kelaparan para singa betina. Sudah biasa. Sejak kelas sepuluh kata-kata barusan selalu mengiringi langkah Alvin ketika memasuki kelas baru. Bagai musik penyambutan bagi pangeran kerajaan saat memasuki istana barunya.

Sudah hampir jam tujuh, hanya tersisa beberapa menit lagi sebelum bel masuk dibunyikan. Alvin duduk di kursinya sambil terus melihat ke arah pintu masuk. Tentu saja karena dia ingin menyambut kedatangan gadisnya.

Alvin tahu bahwa Jennie masuk di kelas yang sama dengannya. Tetapi bukan karena dia melihat pengumuman di grup angkatan seperti siswa-siswi lainnya. Dia sudah tahu bahkan sebelum pengumuman itu disebarkan. Emm.. bagaimana harus mengatakannya ya?

Bisa dibilang Alvin lah yang membuatnya. Bukan pembagian kelas untuk seluruh siswa di sekolah itu, Alvin tidak tertarik untuk mengurusi hal yang merepotkan. Hanya saja penempatan kelas untuk dirinya sendiri dan.. Jennie.

Binggo!

Alvin lah yang meminta untuk ditempatkan di kelas yang sama dengan Jennie. Tentu saja itu bukan hal yang sulit baginya. Masih ingatkan sekolah ini milik siapa?

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now