DUA PULUH EMPAT : Worried

19.3K 1K 71
                                    

FLASHBACK

"Pagi, Tan."

Alvin berdiri di depan pintu rumah Jennie dan dia disambut oleh Tante Rena.

"Manggil apa barusan hayo?"

Tante Rena pura-pura marah tapi namanya juga pura-pura so.. masih sambil senyum juga.

"Pagi, Mah."

"Gitu dong."

Alvin mengoreksi sapaannya sesuai dengan permintaan Tante Rena. Beliau meminta Alvin memanggil 'mamah' seperti waktu pertemuan pertama mereka. Tentu saja Tante Rena senang, pacar putrinya itu manis sekali.

"Bunga buat mamah ya?"

"Maaf, yang ini buat Jennie."

"Adududuh.. enak banget jadi Jennie. Ya udah masuk yuk."

Alvin masuk dan duduk di sofa ruang tamu setelah dipersilahkan oleh tuan rumah.

"Mau minum apa, Vin?"

"Apa aja, Tan--" Belum sempat selesai kalimat itu, Alvin segera memukul pelan mulutnya sendiri. Kebiasaan Jennie sepertinya menular pada Alvin. Cepat-cepat dia mengganti sebutannya. "M-mah."

"Belum biasa ya?" Tante Rena yang melihat kelakuan Alvin hanya bisa tersenyum. "Nggak papa, lama-lama juga biasa."

Setelah beberapa menit meninggalkan Alvin sendirian, Tante Rena kembali dengan segelas jus jeruk lalu meletakkannya di depan Alvin.

"Diminum, Vin."

"Makasih.. Mah."

Alvin pun mulai membiasakan diri memanggil Tante Rena dengan sebutan itu. Alvin sendiri merasa senang karena itu artinya dia sudah mendapat restu. Selain itu karena Alvin sudah lama ditinggal mamanya, bisa memakai sebutan itu lagi membuatnya senang. Apalagi yang dia panggil seperti itu adalah mamanya Jennie.

"Kamu masih marahan sama Jennie?"

Alvin tersenyum tipis kemudian menganggguk pelan setelah menaruh kembali gelasnya di atas meja.

"Maafin Jennie ya, Vin? Anaknya emang keras kepala. Masalah udah beberapa waktu yang lalu tapi ngambeknya sampai sekarang."

Maksud Tante Rena adalah pemberhentian karir Jennie sebagai model majalah beberapa hari yang lalu. Tante Rena tidak tau jika ada masalah baru, yaitu kaburnya Jennie untuk pemotretan dengan Kak Andra. Alvin tidak menceritakan apapun pada beliau. Alvin tidak mau Jennie tambah marah padanya.

Berarti pemikiran Jennie soal Alvin yang mengadu pada mamanya, sehingga beliau ambil cuti tepat di saat pemotretan member Black Queen salah besar. Semua memang hanya kebetulan. Di dunia ini ada kalanya kebetulan benar-benar terjadi. Tidak seharusnya orang main tuduh seenaknya. Benar kan?

"Jennie ada di kamar?"

"Iya tuh dia di kamarnya. Sana susulin aja."

"Kalau gitu Alvin naik dulu."

Alvin pun naik ke kamar Jennie dengan sebuket bunga di tangannya. Alvin ingin berbaikan dengan Jennie meski terlambat. Dari kemarin Alvin lah yang mengabaikan pacarnya itu. Nampaknya Alvin mulai menyesal setelah Jennie ikut-ikutan mengabaikannya.

"Jennie."

Alvin memanggil nama gadis itu dari luar kamar.

"Sayang, buka pintunya."

"Kamu masih marah?"

"Maafin aku, Jen."

Masih tidak ada respon sama sekali.

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now