TIGA PULUH TUJUH : Please, Wake Up

17.1K 1K 20
                                    

Lisa is Calling..

"Kenapa, Lis?"

"Alvin.."

"Alvin bangun?"

"Dia kritis.."

.

.

DEG

.

.

Dua kata yang barusan Jennie dengar dari seberang sana, berhasil membuat dunianya runtuh seketika.

Secuil harapan yang baru saja Jennie dapatkan harus secepat ini menghilang.

"Al.."

Panggilan itu terputus secara sepihak. Jennie langsung mematikan handphonenya dan bergegas menuju rumah sakit.

Jangan pergi..

######

Sampailah Jennie di rumah sakit tempat Alvin dirawat. Nafas Jennie tersengal karena baru saja berlari. Peluh dan air mata membanjiri wajahnya. Orang-orang di sana menatap khawatir ke arahnya.

"Kamu nggak papa, Nak?"

Seorang wanita paruh baya mendekat dan bertanya kepada Jennie yang masih susah payah memasukkan oksigen ke dalam paru-parunya.

"Ibu panggilkan suster ya?"

"Aku dateng.."

"Nak?"

"Al.." Jennie seakan tak mendengar suara wanita yang kini menatapnya dengan cemas itu. Dengan mengerahkan tenaganya yang masih tersisa, Jennie melangkah kakinya pergi dari situ. "Tunggu aku."

######

Jennie akhirnya dapat melihat pintu itu,

di balik pintu itu Alvin-nya sedang menunggu..

Benar.

Alvin pasti menunggunya,

menunggu Jennie-nya..

.

.

BRAK

.

.

"Jen."

Semua mata tertuju pada Jennie yang baru saja masuk. Suara yang ditimbulkan pintu itu cukup keras, karena Jennie mendorongnya dengan buru-buru. Tanpa mempedulikan tatapan teman-temannya, Jennie berjalan lurus ke depan. Yang ditangkap oleh mata Jennie sejak pintu itu terbuka hanya satu.. Alvin.

"Kondisinya udah stabil sekarang." Kata Jessie seakan dia bisa membaca pikiran Jennie.

Entah, perkataan barusan didengar Jennie atau tidak. Jennie terus saja berjalan melewati Jessie dan yang lainnya lalu sampailah dia di ranjang Alvin.

Jennie menggenggam tangan Alvin, kemudian menempelkan tangan itu ke pipi kirinya. Jennie menggenggamnya erat sekali, membuat tangan Alvin seakan-akan melekat di sana.

"Al.."

Nafas Jennie mulai teratur ketika dia bisa merasakan nadi Alvin yang masih berdenyut. Jennie tersenyum. Senyuman tipis yang kemudian diikuti tetesan air mata.

"Kamu bikin aku takut."

Kini Jennie mencium punggung tangan Alvin yang basah terkena air matanya.

"Seneng ya lihat aku khawatir?"

.

.

FLASHBACK

Possessive BoyfriendOnde histórias criam vida. Descubra agora