TIGA : Menyambut Liburan

53.1K 2.3K 23
                                    

Hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas. Setelah kurang lebih seminggu semua murid memeras otak untuk mengerjakan berbagai macam soal ujian, kini saatnya bagi mereka melepas penat. Liburan akhir semester telah tiba.

"Selesai sudah penderitaan." Lisa meregangkan tangannya yang panjang sama seperti kebiasaan yang dilakukannya ketika bangun tidur. "Pegel banget tiap hari empat jam duduk kayak gini."

"Namanya juga ujian, lo mau duduk di sofa gitu?" Jessie membereskan pensil 2B, penghapus, dan rautan di atas meja lalu memasukkannya ke dalam tempat pensil.

"Kalo bisa sih kursi pijat elektrik yang sering ada di mall itu."

"Iya nanti SPP lo naik jadi seratus juta sebulan."

"Udah, kayak gitu aja debat kalian tuh." Rossa yang sudah menunggu di depan pintu mencoba menyudahi perdebatan kedua temannya.

"Kalo besok sekolah ini jadi punya gue, semua kursi bakal gue ganti pake kursi yang elo mau." Jennie mengambil tasnya dan berjalan mendekati Lisa.

"Janji?" Lisa mengeluarkan jari kelingkingnya. Selain itu dia juga berkedip manja kepada Jennie yang kini sudah merangkul pundaknya.

"Yeah sist!"

"Mau lo nunggu sampe Haji Bolot nggak budek lagi, kagak bakal kejadian si Jennie beli sekolah ini."

"Berisik lo ganggu orang seneng aja," sahut Lisa.

"Kantin yuk, laper nih!" Rossa yang dari tadi menunggu pun mencapai titik kesabarannya. Akhirnya dia berteriak dari di depan pintu. Teman-temannya itu benar-benar kurang kerjaan. Mereka sangat hobi memperdebatkan hal yang tidak berfaedah.

"Yuk, Ros. Nggak seharusnya gue ladenin tukang ngayal kayak mereka." Jessie merangkul pundak Rossa lalu menggiringnya berjalan menuju kantin. Jennie dan Lisa pun berjalan mengekor di belakang mereka.

######

"Gue pesen bakso kuah satu, pempek kapal selam satu, batagor satu, sama es tehnya dua."

"Lo kesurupan buto ijo? Banyak banget itu gila." Lisa menjadi orang nomor satu yang merespon pesanan gila-gilaan Jessie.

"Gue yang makan ini kenapa lo yang ribet sih?"

"Heh! Gue itu perhatian sama badan elo ntar melar kek karet nggak cukup lagi kostum kita, nyet." Omel Lisa panjang dikali lebar sama dengan sangat luas. Lisa memang yang paling cerewet di antara mereka. Selain ketua, dia juga merupakan penanggung jawab kostum dan make up merangkap manager juga. Sayang sekali semua kerja kerasnya tidak pernah dibayar.

"Ini tuh biar gue nggak kangen makanan kantin selama libur sekolah besok."

Alasan Jessie selaku anak kost tidak bisa dibilang salah. Jatah makannya tiga kali sehari dihabiskan dua kali untuk makan di sekolah. Pagi dan siang dia selalu makan di kantin sekolah. Ketika lulus besok Jessie akan menuliskan #TerimakasihIbuKantin di buku kenangannya. Baginya beliau adalah pahlawan wanita kedua setelah R.A. Kartini. Tentu saja karena Jessie tidak pernah memasak. Menurutnya lebih enak makan di luar aja. Yaiyalah..

"Hari ini adalah hari terakhir bagi kita~" Tiba-tiba Jessie mengambil sendok di depannya dan menyanyikan sebuah lagu dangdut dengan syahdunya.

"Heh!" Teriakan Lisa berhasil membuyarkan khayalan Jessie. Padahal tadi dia sedang membayangkan ada di panggung megah bersama Sang Raja Dangdut Ridho Roma. Eh.. maksudnya bapaknya.

"Inget ya lo! Kita mesti perform di Pesta Penyambutan Siswa Baru."

"Buset! Masih dua minggu lebih kali, ntar gue tinggal diet gampang." Jawab Jessie enteng. Jessie memang termasuk cewek yang berbadan kurus. Berat badannya gampang naik tapi juga gampang turun. Diet bukanlah hal sulit untuk Jessie.

Possessive BoyfriendWhere stories live. Discover now