Halaman Kedelapan

5.2K 678 94
                                    

Brotherhood


By : tychastie

Rate : T
Genre : Drama, Brothership, AU; school life
Warning : Harsh words, rating may change may not, the vids or pict might lead anyone who doesn't in stable state into suicidal tendencies (for those who are, just skip it, thank you)

.
.

Happy Reading! I'll be glad if you kindly click the vote button and left a comment for me. I appreciate it so much! xoxo

.
08
.

tychastie presents

"Tuan! Sudah Tuan!"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Tuan! Sudah Tuan!"

Suasana kantor siang itu ricuh sekali, pekikan histeris sekretaris Daehyun, gedebum keras benda jatuh, adalah hasil dari adu pukul kakak beradik yang tengah terjadi.

"Maumu apa lagi bangsat? Bangun!" Mencengkram kerah Daehyun kuat-kuat setelah sebelumnya menendang kursi tamu roda tiga yang menghalangi meja. 

Daehyun memecah tawa yang terdengar luar biasa sinting, "Selamat siang juga, Dik." Kaki yang bebas digunakan untuk menendang perut Taehyung dengan kuasa sekuatnya. Hingga membuat remaja Kim yang muda terdorong mundur beberapa langkah. Kemudian, setelan Emperio Armani silver stripes yang dikenakan oleh Daehyun ditepuk beberapa kali guna menghilangkan kusut-kusut yang timbul perkara kejadian sekon lalu, berdeham beberapa kali sebelum menghampiri Taehyung yang tengah digelapkan emosi.

"Aku tersanjung kau mengunjungiku." Badan Taehyung disudutkan ke tembok dengan kerah yang dicengkram sedemikian kuatnya, dengan jarak sedekat ini aroma vanila yang menyesakkan mulai menguar pekat sekali, buat mual remaja Kim yang tersudutkan. Pandangan Taehyung mulai berkunang-kunang, perutnya terasa dikocok kuat-kuat, rasa mual setara jika dibandingkan saat penetrasi endoskopi.

Aroma Vanila bangsat.

Keringat dingin mulai mengucur dari dahi, "Wah ... sebegini manisnya efek vanila padamu. Kau manis sekali, sumpah."

Kriettt ....

Kemudian pandangan remaja Kim yang lebih tua beralih pada sekretarisnya yang masih berdiri terpaku dekat pintu, "Keluar!"

Tersentak adalah respons yang sudah pasti dapat ditebak, terburu membenarkan apapun yang berada dalam genggaman, kemudian terbirit berlari keluar.

Demi apapun yang dipuja tokoh kartun favorit, kalau-kalau bukan karena aroma vanila sialan ini, ia jelas masih punya tenaga untuk melawan, setidaknya ia bisa tambah hiasan baru pada wajah sang abang sialan. Taehyung mual. Lebih-lebih, saat jemari panjang abang kandungnya mulai meraba tulang pipi hingga ke dagu. Bulu kuduk meremang hingga titik terburuk, dirinya mendesis tak suka, napasnya bergerak tak beraturan, selaras dengan kadar sadar yang jua menurun pelan-pelan.

Brotherhood ✔ [Masih dalam proses perevisian]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora