***

Selesai dari pertemuan itu, Wonwoo langsung kembali ke apartemennya. Dia tampak kelelahan karena pikiran-pikiran kalut yang membebani. Namun, sebelum tangan laki-laki itu berhasil menyentuh tombol passcode pintu apartemen, tiba-tiba saja ada sebuah pesan baru masuk ke ponsel pintarnya. Dari Mingyu.

[Mingyu:

Hyeong, aku baru saja dapat informasi tentang Sera dari Eunha! Mereka lumayan akrab karena pernah sekelas waktu kelas 10. Kata Eunha, tepat satu tahun yang lalu, Sera pindah sekolah karena orang tuanya akan bertugas ke Amerika. Sejak hari itu juga, Sera susah dihubungi oleh teman-temannya. Dia seperti sengaja menghilangkan jejak.]

Wonwoo menghela napas. Sebenarnya, dia cukup senang karena mendapat informasi baru tentang Sera. Hanya saja, suasana hatinya benar-benar kacau saat ini. Yang dia inginkan hanyalah beristirahat sejenak sambil merenungkan apa yang harus dilakukannya nanti.

"Oh? Oppa sudah datang?"

Jantung Wonwoo dibuat berdetak tidak normal karena suara itu. Saat dia berhasil membuka pintu apartemen, sosok Sera yang berseragam ala maid dan sedang menaruh masakan di meja makan menyambutnya. Perempuan itu tersenyum lembut. "Sudah makan? Aku baru saja membuatkan kimchi jigae untukmu." katanya.

Wonwoo ikut tersenyum, namun kentara sekali dia tidak dapat berkonsentrasi. Mengikuti insting, laki-laki itu akhirnya berjalan ke arah meja makan dan duduk di sana. Di depannya sudah ada kimchi jigae buatan Sera yang masih terlihat panas. Padahal tadi dia sudah makan di kafe, namun entah mengapa dia tetap berkeinginan untuk menyantap hidangan buatan Sera. "Sepertinya sangat menyenangkan berkumpul dengan teman-teman lagi, ya? Oppa pergi selama dua jam lebih." tutur Sera sembari mencuci perabotan memasak yang dia gunakan.

"Yah, aku membicarakan banyak hal dengan Mingyu, Jun, Soonyoung, Jihoon, dan Zelo." jawab Wonwoo seadanya.

"Wow, pasti asyik sekali reuni dengan teman lama!"

Wonwoo tersenyum tipis. Diperhatikannya mangkuk berisi kimchi jigae itu lekat-lekat, lalu Wonwoo mulai menyendoknya dan memasukkan ke mulut. Enak seperti biasa, begitu batin laki-laki itu. "Terima kasih, Sera. Ini enak." pujinya.

"Syukurlah Oppa suka. Habiskan, ya?"

Wonwoo menyantap hidangan tersebut dengan lahap, melupakan kenyataan bahwa tadi dia sudah makan di kafe. "Ah, bagaimana keadaan restoran Paman Im? Lancar?"

"Ya, pelanggan masih banyak yang berdatangan. Tapi, mereka kelihatan kecewa karena Oppa tidak pernah datang akhir-akhir ini."

"Baiklah, lain kali aku akan mampir ke restoran lagi kalau sempat."

Sera pun terkekeh geli. Selesai mencuci perabotan, dia menghampiri Wonwoo lagi. Tiba-tiba, Sera menaruh beberapa buku tebal di atas meja. Wonwoo sempat melihat buku-buku tersebut, dia amat terkejut melihatnya. "Apa ini?"

"Kejutan untuk Oppa!" jawab Sera sambil tersenyum simpul. "Ini buku-buku kumpulan soal tes masuk universitas."

Laki-laki itu menatap Sera tak percaya. Seketika dia menghentikan kegiatan makannya. "Untukku!?"

"Aku mendapat gaji tambahan dari bosku tadi, jadi aku membeli semua buku ini untuk Oppa. Anggap saja sebagai balas budi karena Oppa bersedia mengantar-jemputku selama ini."

Wonwoo terdiam. Mendadak, lidahnya jadi kelu dan tak bisa membalas perkataan Sera tersebut. "Maaf aku sudah lancang. Tapi, aku yakin Oppa sangat ingin kuliah. Dari dulu kau bercita-cita ingin jadi dokter, kan? Berjuanglah, aku percaya Wonwoo-oppa pasti lolos ujian tahun depan!" ucap Sera lagi.

#1 WONWOO ✔Where stories live. Discover now