[Telah dibukukan! Tidak tersedia di Gramedia]
Namanya Dyra. Gadis cantik yang tak berhenti mengejar cinta Dareen Martana. Dareen adalah teman seangkatannya yang ia sukai sejak 3 tahun belakangan ini.
Sikap dingin Dareen sekalipun tak mampu membuat D...
Dareen memegang sudut bibirnya dan benar, ada darah disana.
"Lo kenapa?" tanya Dyra khawatir.
"Bukan urusan lo. Mending sekarang lo pergi." ucap Dareen.
"Tapi lo kenapa?"
"Gue bilang pergi!, ya pergi!" pekik Dareen membuat Dyra tersentak.
Dyra terdiam, lidahnya kelu untuk mengatakan. Ia menghela napas panjang, "Kalau gitu gue balik." ucap Dyra dengan senyum di paksakan. Dareen mengangguk dan membiarkan Dyra berjalan pergi.
Air mata Dyra turun tanpa seizinnya, "Gue fikir lo udah berubah dan bisa liat perasaan gue, tapi gue salah. Lo sama aja kaya dulu, dingin. selalu sulit buat gue raih."
Dyra berlari meninggalkan tempat tersebut. Ia menghentikan taksi yang kebetulan lewat. Ia memutuskan pulang tanpa mengabari teman-temannya.
-o0o-
Sesampainya di rumah, Dyra memilih menemui Max (Anjingnya) yang berada di taman. Taman yang di maksud adalah tanam kecil yang Dyra buatkan khusus untuk Max bermain.
Melihat kehadiran Dyra, Max pun berlari menghampiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Max, aku merindukanmu." Dyra menggendong Max dan menciumnya.
Dyra menaruh Max di atas karpet, lalu meraih gitar yang ada di sudut taman. Gitar itu adalah pemberian Bundanya saat ia berulang tahun yang ke 16. Jarinya mulai memetik senar gitar itu dan memainkan sebuah lagu.
"tertegun ku memandangmu
saat kau tinggalkanku menangis
bodohnya ku mengharapmu
jelas sudah tak kau pedulikan cintaku"
Bibir Dyra bernyanyi dengan fasihnya.
"mestinya telah kusadari
betapa perih cinta tanpa balasmu
harusnya tak ku paksakan
bila akhirnya kan melukaiku"
Air mata Dyra akhirnya jatuh tanpa seizinnya.
"mungkin ku tak akan bisa jadikan dirimu
kekasih yang seutuhnya mencinta
namun kurelakan diri
jika hanya setengah hati
kau sejukkan jiwa ini"
Dyra membiarkan air mata itu jatuh. Tak ada niatan untuk mengusap ataupun membersihkannya. Biarkan air mata itu mengalir bersamaan dengan lagu yang Dyra nyanyikan.