Chapter 5

2.2K 159 11
                                    

Salah gak kalau aku sedih
liat kamu sama dia?
Meskipun aku gak tahu dia siapa kamu.

***

Happy Reading :)

-o0o-

Dyra memandang enggan gerbang sekolahnya. Hari ini ia sangat malas untuk memasuki sekolah. Semangatnya seakan terputus setelah kejadian semalam.

Pak Amin sudah berdiri di sisi pintu gerbang menunggu Dyra masuk.

"Mbak Dyra, kok gak masuk? bentar lagi belnya di bunyiin loh." ucap Pak Amin membuat Dyra tersadar dari lamunannya.

"Iya Pak." Dyra menunduk, lalu berjalan melewati Pak Amin.

Dyra menghela nafas, kakinya melangkah menyusuri koridor. Matanya beradu pandang dengan Dareen yang baru saja keluar dari ruang TU. Buru-buru Dyra mengalihkan pandang. Ia mengerjap, menunduk dan berjalan cepat menuju kelasnya.

Ini nampak berbeda dari Dyra biasanya. Yang biasanya ceria saat melihat Dareen. Yang biasanya selalu mencari cara agar dapat melihat Dareen. Namun, kali ini semua tampak berbeda. Jelas hanya Dyra yang merasakan perbedaannya.

Suasana riuh khas kelas terpampang jelas di depan matanya. Ia melangkah masuk. Fanya, Nadhia dan juga Hanifa sudah ada di sana. Mereka sedang asik mengobrol tanpa mempedulikan kehadiran Dyra.

"Dih, asik banget ya ngobrolnya sampai yang ini di lupain." cibir Dyra membuat mereka menoleh.

"Eh elo Dyr. Gue fikir lo gak bakal sekolah. Abisnya tadi gue pegang dahi lo panas banget. Gue fikir lo sakit. Yaudah gue tinggalin." ucap Fanya.

"Tau ah, Bete!" ucap Dyra kesal lalu duduk di bangkunya.

Bel masuk berbunyi bersamaan dengan datangnya Pak Barta-wali kelas mereka. Pak Barta datang tidak sendiri, melainkan bersama seorang siswi. Sepertinya murid baru.

Dyra memperhatikan siswi tersebut dengan seksama. Ia merasa pernah melihatnya, tapi dimana?

"Wah, Pak Barta pagi-pagi bikin kita seneng aja. Pagi-pagi udah bawa bening aja." celetuk Egi yang langsung mendapat sorakan dari teman-temannya.

Dyra yang sedari tadi bertanya pada dirinya pun akhirnya mendapatkan jawaban, "Ya, gue baru inget. Dia ini cewek yang semalem sama Dareen. Terus ngapain dia kesini?" tanya Dyra dalam hati.

Hanifa menyenggol lengan Dyra, "Lo inget kan itu cewek yang semalem kita liat di Mall sama Dareen?" tanya Hanifa memastikan.

Dyra mengangguk membenarkan, "Iya, gue inget banget. Cewek ini yang bikin gue gak bisa tidur semaleman. Jangan bilang dia bakal sekelas sama kita?"

"Roman-romannya si gitu." jawab Hanifa membuat Dyra menunduk frustasi.

"Selamat pagi anak-anak." sapa Pak Barta membuat riuh khas kelas menjadi hening seketika.

"Pagi,,, pak!" jawab seluruh siswa.

"Bapak punya kabar gembira, hari ini kalian kedatangan teman baru."

Dyra memutar bola mata malas mendengar ucapan Pak Barta.

'Kabar gembira apanya? Kabar buruk lah iya.' batin Dyra.

"Ayo nak perkenal namamu." lanjut Pak Barta kepada siswi tersebut.

Siswi tersebut mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya, "Selamat pagi teman-teman."

"Pagi." jawab seluruh siswa dengan suara riuh, kecuali Dyra.

"Perkenalkan nama saya Felda Elzira. Kalian bisa panggil saya Felda. Saya pindahan dari Semarang." ucap siswi bernama Felda tersebut.

Setelah memperkenalkan diri, Pak Barta menyuruh Felda untuk segera duduk.

Dyra mengernyit begitu Felda berjalan ke arahnya. Rupanya Felda berjalan menuju bangku yang kosong, tepatnya di belakang Dyra. Dyra begitu sebal dan ingin sekali pindah dari tempat duduknya sekarang juga. Namun percuma, tak ada lagi bangku yang kosong di kelasnya. Kecuali bangku yang ada disamping Egi.

"Han, gue pindah tempat duduk aja apa ya?" bisik Dyra pada Hanifa.

Hanifa mengernyit, "Hah? Pindah kemana? Terus lo ninggalin gue gitu disini? Enggak-enggak."

"Yaelah,"

"Gak boleh, gak boleh."

Dyra menghembuskan napasnya gusar dan sekilas menengok ke arah belakang, dimana Felda berada.

'Cobaan apalagi ini?' batinnya.

-o0o-

Jam istirahat tiba. Pak Barta pun segera meninggalkan kelas tersebut.

"Maaf," Felda menepuk pundak Dyra pelan membuat Dyra menoleh. Begitu juga dengan Hanifa.

"Kenapa?" tanya Dyra cuek. Ia terlihat sekali jika tidak suka dengan Felda.

"Boleh minta nomor kalian gak? Siapa tau, gue butuh bantuan kalian berdua." ucapnya.

Dyra menatap wajah Hanifa datar.

"Emm, boleh." jawab Hanifa yang membuat Dyra melebarkan matanya.

Felda tersenyum dan menyerahkan ponselnya ke Hanifa. Hanifa pun segera menuliskan nomor hp-nya.

Felda meraih ponselnya kembali dan tersenyum senang. "Oh, jadi nama lo Hanifa?"

"Iya, lo bisa panggil gue Han."

Felda mengangguk. "Kalau lo?" tanyanya pada Dyra dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

Dyra diam. Hal itu membuat Felda bingung.

"Namanya Dyra. Dia lagi pms, makanya kaya gitu." jawab Hanifa yang langsung mendapat tatapan tajam dari Dyra.

Felda hanya tersenyum mendengar jawaban Hanifa.

"Oh ya, kalian kalau istirahat biasanya kemana?" tanya Felda lagi yang sepertinya ingin menjadikan Dyra dan Hanifa temannya.

"Biasanya si ke kantin. Ya kan Dyr?"

Dyra mengangguk.

Tak lama dari itu, tiba-tiba Dareen memasuki kelas mereka. Jantung Dyra kembali berdetak kencang. Namun ia sudah tahu, pasti Dareen kemari untuk menghampiri Felda.

"Hei," sapa Felda begitu Dareen sampai di hadapannya.

"Laper gak?" tanya Dareen.

Hati Dyra terasa teriris-iris melihat pemandangan dihadapannya itu. Ini lebih sakit dari apa yang ia lihat semalam.

"Laper. Makan yuk?" ajak Felda pada Dareen.

"Justru gue kesini mau ajak lo makan." jawab Dareen yang membuat Felda tertawa.

"Hehe, pengertian banget. Yaudah yuk."

Dareen mengangguk.

Sebelum beranjak dari tempat duduknya, Felda menoleh ke arah Hanifa dan Dyra. "Kalian mau ikut gak?"

Dyra menggigit bibir bawahnya dan menatap ke arah lain. Dalam hatinya, bisa-bisanya Felda mematahkan hatinya dengan pertanyaan sepele itu.

"Kalian duluan aja. Nanti kita nyusul." jawab Hanifa.

Felda mengangguk, "Oke. Yuk Reen?"

Setelah kepergian Dareen dan Felda, Dyra hanya dapat menatap punggung keduanya yang mulai menghilang. Rasa kehilangan semakin terasa.

"Gue capek kalau tiap hari harus kaya gini Han,"

-o0o-

Untuk menghargai karya, jangan lupa vote-nya ya ❤


2 September 2017

Prepti Ayu Maharani

Angan [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now