Chapter 8

2K 144 1
                                    

Jika tuhan berkata tidak, apa aku harus berhenti mencintaimu?

***

Happy Reading :)

-o0o-

Sinar mentari di balik tirai memaksa masuk dan membuat Dyra bangun dari tidur pulasnya. Ia mengerjapkan saat membuka matanya. Tangannya meraih jam weker yang tergeletak di atas nakas. Matanya membulat dengan sempurna saat jam tersebut menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Dengan sigap ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi dengan berlari kecil.

Setelah selesai mandi dan semua di rasa siap, Dyra menuruni tangga dengan tas yang sudah menempel pada punggungnya. Di bawah sudah terlihat Anna yang sedang mempersiapkan sarapan untuk Dyra.

"Sayang, sarapan dulu. Bunda udah siapin makanan kesukaan kamu. Roti panggang selai kacang." ucap Anna begitu Dyra menuruni tangga.

Dyra berjalan dan meraih satu lapis roti buatan Anna, lalu ia telan dengan lahap. "Bun, Dyra mau langsung berangkat ya. Takut telat." ucap Dyra sembari menunjukkan jam yang melingkar pada tangannya.

Anna mengangguk mengerti. Dyra pun mencium tangan Anna dan melangkah menuju garasi.

Berkali-kali Dyra mencoba menstater mobilnya. Namun sial, mobilnya tidak juga menyala. Sepertinya ada yang tidak beres dengan mobilnya.

Akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dan memesan ojek online.

Tiba-tiba telpon masuk.

"Halo," ucap Dyra pada seseorang diseberang sana.

"Halo mbak, dengan mbak Dyra?" ucap seorang lelaki.

"Iya, benar."

"Saya dari gojek mbak. Maaf mbak, saya gak bisa jemput. Tiba-tiba istri saya telpon mau ngelahirin mbak. Maaf ya mbak. Mbak cari driver lain aja."

Angan [TELAH TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora