Dyra menghembuskan napasnya gusar saat telpon itu dimatikan sepihak. Ia menatap jam yang melingkar di tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 7 lewat 15 menit. 15 menit lagi, gerbang sekolahnya akan di tutup. Ia tak yakin akan cepat sampai sekolah jika tak ada angkutan yang mengantarnya.

"Apa gue jalan ke depan aja ya. Terus cari angkot." pikirnya. "Aih, mana sempet naik angkot. Pasti ujungnya telat." gerutunya.

Dari jauh, terdengar suara mobil mendekat. Dyra menoleh ketika mobil tersebut berhenti tepat di sampingnya.

Mata Dyra menyipit begitu kaca mobil tersebut terbuka. Terlihat jelas wajah tampan Dareen yang membuat Dyra tak mampu berkata-kata.

"Mau naik gak?" tawar Dareen.

Dyra menggeleng, lalu mengarahkan pandangannya ke dalam mobil yang Dareen kendarai. Terlihat Felda yang sedang duduk di kursi belakang tersenyum ke arahnya.

"Buruan! Gue gak punya waktu lama." ucap Dareen dengan raut wajah sedikit kesal.

"Dyra, ayo naik aja." timpal Felda.

Dyra akhirnya mengangguk dan masuk ke dalam mobil Dareen. Ia duduk di bangku belakang tepat di samping Felda.

"Lo tumben belom berangkat?" tanya Felda.

"Mobil gue gak mau nyala." jawab Dyra seadanya.

Felda mengangguk dan tersenyum, "Lain kali kalau mobil lo gak bisa nyala juga, lo ikut gue aja. Nanti kita berangkat bareng." saran Felda dan mendapat anggukan oleh Dyra.

-o0o-

Sesampainya di sekolah, Dyra segera dari mobil Dareen.

"Fel, gue duluan ya. Bilangin sama Dareen, makasih tumpangannya." ucap Dyra dan berjalan lebih dulu.

Felda menatap punggung Dyra yang mulai menjauh dan mengejarnya.

"Dyra!" teriak Felda yang membuat Dyra menghentikan langkahnya.

"Kenapa?"

Felda menghela napas, "Gue ngerasa, dari awal lo liat gue, kayanya lo gak suka sama gue. Apa itu bener?" tanya Felda yang membuat Dyra terdiam.

"Lo cemburu sama gue?" tanya Felda lagi.

Dyra menyipitkan matanya, "Maksud lo apa sih? Gue gak ngerti."

"Lo suka sama Dareen?"

Dyra semakin tak mengerti apa yang Felda ucapkan. Darimana Felda tahu jika ia menyukai Dareen?

"Wajar, kalau lo cemburu sama gue. Tapi--"

"Cukup. Ini gak ada hubungannya sama Dareen. Dan soal gue gak suka sama lo. Itu gak bener. Mungkin perasaan lo aja." ucap Dyra dan melangkah pergi.

-o0o-

Dyra menjatuhkan pantatnya tepat di samping Nadhia. Saat ini mereka sedang duduk-duduk di bawah pohon sambil menghabiskan jam istirahat. Awalnya Dyra ingin ikut Hanifa dan Fanya pergi ke kantin. Namun begitu ia melihat Dareen sedang bermain basket, ia membatalkan niatnya dan memilih duduk di bawah pohon dengan Nadhia sembari memandangi wajah tampan Dareen dari kejauhan.

"Masih berhenti di Dareen?" tanya Nadhia. Dyra mengerti arah pembicaraan Nadhia.

Dyra tersenyum samar, "Kalau gue pergi, apa gue bisa?"

Nadhia mengedikkan bahu, "Bisa enggaknya semua itu lo yang jalanin, gue dan yang lain cuma bisa dukung."

Dyra menghela nafas, "Tapi kalau gue tetep gini-gini aja gak ada untungnya. Lagian sekarang udah ada Felda. Dan keliatannya dia sayang banget sama Felda. Jadi buat apalagi gue ngejar-ngejar dia lagi?"

Angan [TELAH TERBIT]Место, где живут истории. Откройте их для себя