"Hyung! Kami sudah menunggumu dari siang!" pekik Jungkook.

Demi Waria gila!

Taehyung sudah cukup terkejut dengan kondisi kamarnya, kemudian ditambah dengan keberadaan dua makhluk—yang dianggapastral menyusup masuk ke kamarnya, dan kini, adik kesayangan dalam perkumpulan kawan dekat memekik dengan luar biasa kencang lengkap dengan gerakan grasak-grusuk yang membuatnya resmi tersentak.

Taehyung rasanya tak mampu berkomentar lebih, napas dihela panjang kemudian meletakkan kantung plastik berisikan botolan minuman soda serta ramen instan di atas meja makan sebelum kembali mendekat ke arah pintu dan menutupnya rapat-rapat lalu memutar kunci pada kenop hingga terdengar bunyi 'krek' dua kali.

"Dari mana sih, Hyung?" Jungkook berjalan mendekat ke arah kantung belanjaan.

Taehyung yang tengah membuka pintu balkon pun langsung paham, pertanyaan Jungkook dianggap basa-basi, paling-paling anak itu minta jatah camilan malam, "Jika kau cari makanan ringan, ada di laci kedua, aku tak beli keripik atau semacamnya."

Jungkook langsung mengangguk, dan berjalan cepat ke arah laci yang dimaksud meski harus melangkahi tubuh Jimin yang tertidur kaku bak orang mati.

Sedang Taehyung melanjutkan langkah dengan sebatang rokok di tangan, dan duduk di atas sofa santai pada balkon. Rokok diselip pada selipan belah bibir kemudian disulut dengan pematik, botol soda dibuka dan diteguk sedikit saat rokok sedang tak dihisap.

Suara decit pintu kaca yang digeser terdengar dari samping lalu disusul dengan suara krauk-krauk yang berisik sekali, tak perlu dilihatpun ia yakin bahwa itu pasti adiknya—Jungkook— yang datang menghampiri seenak bokong sendiri.

"Tch, rokok lagi, tak ada beda kau dengan Yoongi atau Namjoon."

Taehyung memutar kedua matanya malas, "Oi-oi, sempat Yoongi dengar kau meletakkan entah dimana honorifiks 'hyung' yang seharusnya tersemat pada nama, kau habis," komentar Taehyung kemudian, menghiraukan konteks sindiran yang jelas dilempar

"Lagakmu macam anak paling sopan saja," cibiran diujar dan menuai tawa dari yang remaja Kim yang lebih tua.

"Mulutmu ini kurang ajar juga lama-lama!" Ia berbalas ujar, kemudian tangannya diulur 'tuk rebut keripik yang digenggam erat oleh Jungkook sebelumnya.

"Hasil didikanmu." Suara si tetua di antara tiga termuda menginterupsi dari belakang, membuat remaja Jeon ataupun Kim memutar mata malas tak peduli.

"Kupikir kau mati," celetuk Taehyung mengomentari gaya tidur Jimin, kemudian mengunyah keripik, lalu meneguk sodanya sekali. Batang rokok diketuk dengan telunjuk dua kali, hingga abu turun ke asbak sebelum rokok dihisap lagi.

"Whoa-whoa, kasar sekali, Man. Duh, asapmu itu bukan main." Sofa di balkon hanya ada dua, itulah alasan mengapa Jimin duduk di lantai sudut dekat pagar pembatas.

"Dari mana saja kau seharian?"

"Cari udara segar di luar."

"Udara segar?"

"Oh tolong, kau pikir aku tak suntuk di kamar terus-menerus enam hari belakangan ini?"

Brotherhood ✔ [Masih dalam proses perevisian]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora