Terluka sekali hatiku, ketika jemariku tak begitu tahu bahwa kau telah melepasku. Seperti awan melepas hujan, seakan langit tak begitu iba dengan resahnya.
Terlalu sayang jikalau bungkam kusimpan sendiri. Beranak pinak dengan dengkuran orang tua tidur. Atau pesing pipis seseorang di celananya.
Aku terlalu celaka.
Memberikan dua potong cerita tentang kenangan itu. Cukup menarik. Walau kadang harus melewakan asaku.Padang, 4 September 2017
😥
ESTÁS LEYENDO
Hujan Belum Usai di Matamu
PoesíaSebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan yang mengguyur matamu. Dan sekarang, apakah hujan telah henti di matamu? Jangan hanya diam dan membeku Sebab aku butuh mentari di balik c...