Segelintir perasaan tentu saja pernah menyeka mata. Yang membendung rasa getir yag dirasa.
Sekarang, kita mampu menoleh ke belakang kembali, bukan karena mengikuti rasa pahit tadi, tapi hanya sekadar ingin tahu, apakah ia kembali mengikuti atau malah berdiam diri.
Arif Rahman Hakim
YOU ARE READING
Hujan Belum Usai di Matamu
PoetrySebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan yang mengguyur matamu. Dan sekarang, apakah hujan telah henti di matamu? Jangan hanya diam dan membeku Sebab aku butuh mentari di balik c...