Ketika hujan membelah sepi waktu itu.
Aku kian menunggumu tanpa resah.
Menemani luka, membersamai duka yang menganakkan air mata.Aku bercerita, bahwa air mata tak kunjung kering.
Luka takkan terobati.
Tapi, sebelum pukul lima janjimu. Senja mekar di jendela.
membenamkan sepi yang kau tambal.Dan air matamu tak kunjung mereda.
Hanya saja, aku baru tahu jika luka mengupingi sedihku.Arif Rahman Hakim
YOU ARE READING
Hujan Belum Usai di Matamu
PoetrySebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan yang mengguyur matamu. Dan sekarang, apakah hujan telah henti di matamu? Jangan hanya diam dan membeku Sebab aku butuh mentari di balik c...