Edisi Spesial : Dimana Azka?

Start from the beginning
                                    

Aidan memeriksa CCTV mulai dari tempat parkir, lobi rumah sakit sampai dengan lorong depan kamar perawatannya. Ya, dia bisa melihat Azka datang ke rumah sakit hampir setiap hari selama dirinya dirawat. Hampir di semua CCTV yang ia periksa, ia bisa melihat Azka bersama keempat sahabatnya. Namun ada sesuatu yang mencurigakan. Di hari kelima Azka datang ke rumah sakit, ia tak bisa melihat melalui CCTV rekaman saat Azka meninggalkan rumah sakit. Ada apa sebenarnya ini?

Penasaran, Aidan memeriksa CCTV di tempat parkir mobil. Dan selama beberapa hari ia melihat mobil Azka masih terparkir di sana. Apa memang Azka menungguinya dan tidak meninggalkan rumah sakit? Tapi keempat sahabatnya yang lain tetap pulang pergi dari rumah sakit. Dihari selanjutnya, CCTV rumah sakit di bagian parkir mobil di tempat Azka memarkir mobilnya rusak dan ketika Aidan mengecek cctv hari berikutnya, mobil Azka sudah tidak berada di sana.

Aidan memijat pelipisnya, bingung. Apa memang Azka meninggalkan dirinya di saat kondisinya sedang kritis? Apa yang terjadi dengan sahabatnya itu sampai harus buru-buru pergi tanpa lebih dahulu menunggu dirinya bangun dan sembuh?

Aidan benar-benar merasa kehilangan. Ia merenung dalam ruangannya, mengingat sosok Azka yang selalu berada paling depan untuk membantunya. Ia ingat bagaimana Azka menerobos kobaran api kala dapurnya mengalami kebakaran, untuk menyelamatkan Carmila. Juga saat Azka menjadikan dirinya umpan saat sebuah bata hampir jatuh menimpa dirinya ketika mereka sedang melakukan kontrol ke salah satu proyek yang sedang mereka bangun. Azka seolah selalu siap mengorbankan nyawanya demi dirinya. Itulah mengapa sulit bagi Aidan mempercayai bahwa Azka pergi saat dirinya kritis.

***

"Kalian tidak bisa?" Aidan mengernyitkan dahi mengetahui keempat sahabatnya tak ada yang bisa menemaninya untuk melakukan audit di salah satu anak cabang perusahaannya. Aneh sekali, tidak biasanya mereka menolak ajakannya seperti ini. Dan yang semakin membuatnya curiga adalah mereka berempat kompak tidak bisa. Semua ada acara.

"Maaf," ujar Damian terlihat menyesal.

"Aku benar-benar tak bisa kali ini," Tristan mengatakan itu dengan wajah sendu.

"Aku juga minta maaf," Bian berkata lirih dengan suara serak seperti orang yang sedang menahan tangis.

"Aku pun tak bisa, maaf." Ali menunduk, menghindari bertatapan mata secara langsung dengannya.

Aidan mengembuskan napas keras, "ya sudah, mau bagaimana lagi."

Keempat sahabatnya itu pun pamit dari kantornya. Ada apa sebenarnya. Mereka seperti sedang merencanakan sesuatu bersama-sama dan tidak melibatkan dirinya? Apakah mereka sudah tidak lagi menganggapnya sebagai sahabat?

Tanpa sepengetahuan keempat sahabatnya, Aidan membatalkan kunjungan auditnya dan mengikuti keempat sahabatnya. Awalnya ia hanya berniat membuntuti Bian. Karena bian adalah skretaris pribadinya yanh tidak biasanya menunjukkan sikap tidak loyal seperti sekarang. Namun, alangkah terkejut dirinya ketika mengetahui Bian ternyata pergi bersama Damian, Tristan dan Ali dalam satu mobil.

Aidan membuntuti keempat sahabatnya dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Kali ini ia memakai mobil butut VW combie milik satpamnya di kantor yang ia sewa untuk seharian ini. Ia tak ingin menimbulkan kecurigaan kepada keempat sahabatnya bahwa mereka diikuti.

Mereka menuju ke arah pinggiran kota. Dan jalan mereka lalui semakin lama semakin sepi dan jauh dari keramaian. Tak berapa lama, mobil keempat sahabat Aidan berhenti di sebuah pemakanan di pinggir jalanan yang rindang, asri dan jauh dari keramaian kota. Aidan memegang setir kemudinya kuat, dalam hati bertanya-tanya, siapa yang dikunjungi oleh keempat sahabatnya itu. Perasaannya semakin tak karuan.

Aidan menunggu sampai keempat sahabatnya masuk ke dalam pemakaman, barulah dirinya ke luar dari dalam mobil. Ia berdiri di depan gerbang pemakanan dan memandang ke sekitar. Lokasi ini asing baginya, ia pun tak mempunyai kenalan yang pernah dimakankan di sini. Apakah keempat sahabatnya sedang mengunjungi makam seseorang yang dirinya tak kenal?

Aidan & Carmila (TAMAT)Where stories live. Discover now