Part 3

15.8K 1.3K 85
                                    

( Mawar Putih mengartikan sebagai sebuah pernikahan dan kesucian )


Dear My Wife

"Tidak ! Tidak mungkin. Lelaki diktator itu tidak mungkin kesini hanya memberikan ini saja. Tapi..... AH sudahlah aku tidak mau ambil pusing" tandasnya. Minri bergerak kearah meja kasir. Memasukan bingkisan yang diberikan Namjoon beserta undangan Junsoo ke dalam laci.

Dear My Wife

Minri menatap gaun pengantin yang dikirim kerumahnya kemarin malam dengan tatapan kosong.

Dalam benaknya ia ingin membakar gaun indah tersebut.

"Ah tidak. Gaun ini tidak salah. Lelaki ini seharusnya ku bakar" monolognya sendiri. "ASTAGA KENAPA AKU SEPERTI PSIKOPAT" lanjutnya lagi. Gadis ini menghembuskan nafasnya secara kasar. Pandangannya beralih dari gaun pengantin ke langit - langit kamarnya. Pikirannya kini kosong. Otaknya buntuh. Ia tidak dapat berfikir jernih. Besok adalah pernikahannya. Apakah ia sanggup ? Minri masih bertanya dalam hati.

Lamunannya buyar. Ponselnya berdering. Kontak Jihye tertera di ponselnya. Dengan malas Minri mengangkatnya.

"HYAAAAA BAEK MINRIIIIIIII" suara Jihye mengaung dari seberang. Refleks Minrimenjauh ponselnya dari telinganya.

"Jihye ini sudah malam. Ada apa ?" tanyanya malas.

"ADA APA KAU BILANG. APA AKU HARUS MENGGILASMU DI JALAN HAH ! KAU MENIKAH TAPI KAU TIDAK MEMBERI TAU AKU DAN SERIN !! WAH !! WAH !! KAU SUNGGUH TEGA NONA BAEK !". Minri mengelus dadanya. Dia serasa kena serangan jantung.

"Ini mendadak. Aku tidak mau menggangu Serin yang lagi bulan madu pasti nya dan juga kau. Pasti kau sedang sibuk dengan bisnismu" jelas Minri.

"Jangan buat alibi yang tidak - tidak Minri. Kau bisa memberi kami pesan teks atau apalah namanya. Kau tau, Serin malam ini rela pulang dini hari dari Spanyol agar bisa melihatmu datang ke acara pernikahanmu. Untung kau tinggal bersama bibimu. Kalau kau tinggal sendirian. Kupastikan kau tidak akan memberi tahu kami" tandas Jihye. Minri mengusap kepalanya yang mendadak panas. Seharusnya ia bilang ke bibi agar tidak memberi tahu mereka.

"Kan.. sudah ku duga Serin akan menunda bulan madunya".

"Ya setidaknya Serin tidak membuang sia - sia tiket bulan madunya" balas Jihye sadis. Minri menelan ludahnya.

"Ceritanya juga panjang. Aku juga tidak tahu kenapa seperti ini. Dan saat ini aku benar - benar tidak bisa berfikir Jihye. Aku benar - benar binggung. Ini terjadi secara mendadak. It's Complicate Jihye" nada Minri yang tadinya pelan sedikit menaik.

Jihye diseberang sana dapat mendengar helaan nafas Minri. Ia, tau temannya ini tidak bisa cerita kalau dalam keadaan kalut.

"Oke ! Kali ini aku memaafkanmu. Tapi tidak benar - benar memaafkanmu. Kau punya hutang. Ingat itu Nona Baek. Tunggu kedatanganku dan Serin. Malam ini harus harus menyiapkan penjelasan untuk besok. Ingat itu BAEK MIN RI" . Jihye menekankan nama Minri sebelum benar - benar menutup telfonnya.

Minri melemparkan ponselnya ke samping. Ia kembali menatap langit - langit. Entah berapa kali Minri menghelah kasar. Besok ia harus menjelaskan apa kepada teman - temannya yang sangat ingin tahu tersebut.

Perlahan tapi pasti. Mata Minri sedikit demi sedikit menutup ngantuk. Sesekali ia menutup matanya sampai akhirnya ia benar - benar terlelap.


Dear My Wife [ Complete ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang