Chapter 24

147 9 1
                                    

"Aaaaa, Conaaan."

"Conan, i love you."

"Conan, aku padamuuuu."

"WOY... BIASA AJA DONG TERIAKNYA! KUPING GUE SAKIT, NIH!" teriak Yudhi kesal sambil menutup telinganya. Saat ini dia sedang berdiri paling depan supaya bisa melihat teman-temannya tampil dalam acara penutup classmeeting. Dan di sana, di atas panggung sudah ada dua manusia populer yang tersenyum sambil dadah-dadah ke sekumpulan cewek stress alias fans mereka.

Yudhi mendengus karena tak satupun dari mereka yang mengindahkan teriakannya. Mereka tetap saja berteriak kesetanan tanpa memikirkan orang lain.

"BERISIK LO PADA!" teriak Yudhi lagi.
Yudhi jadi kesal karena teriakan mereka semakin kencang seiring dengan terdengarnya musik. Apalagi sekarang dua orang populer itu sedang menunjukkan keahliannya. Arga dan Conan tidak melakukan atraksi neko-neko. Mereka juga tidak sedang ngedance ataupun bernyanyi, mereka hanya melakukan freestyle diiringi musik hiphop. Hal yang biasa dilakukan keduanya saat sedang berlatih basket. Hanya itu, tidak ada yang lain lagi. Anehnya para cewek yang sedang menonton itu malah berteriak seolah-olah yang mereka lihat saat ini adalah Justin Bieber.

Gain memperhatikan dari sisi kanan panggung yang terhubung dengan ruang ganti. Sejak tadi dia berdiri di sana melihat penampilan Conan dan Arga. Harus ia akui, Conan terlihat keren dengan style seperti itu. Celana army sepanjang lutut, kaos polos berwarna putih serta jaket bomber warna hitam, tak lupa sneaker hitam putih dan snapback warna hitam. Simple memang, tapi cocok untuknya.
Pandangan mereka sempat bertemu saat Conan menoleh. Dia tersenyum manis sambil melambai kecil pada Gain membuat pipi cewek itu bersemu. Namun, beberapa saat setelahnya Gain menggeleng keras-keras. Tidak seharusnya ia blushing. Conan tersenyum hanya untuk menghormati keberadaannya. Ia melambaikan tangan hanya untuk menunjukkan pada semua orang bahwa Gain sedang menontonnya. Itu saja. Jangan berpikiran yang aneh-aneh!

Gain berbalik. Ia harus pergi sebelum sesuatu yang lain terjadi. Dia tidak mau baper.

***

kamu dikirim Tuhan
untuk melengkapiku tuk jaga hatiku
kamu hasrat terindah untuk cintaku
takkan cemas, ku percaya kamu

karena kau jaga tulus cintamu
ternyata (ternyata ooh)
ternyata (oh ternyata)
ternyata kamu yang ku tunggu


Akhirnya. Gain bisa menyanyikan lagu itu sampai akhir. Meski tadi sempat gugup, tapi dia bisa menyelesaikannya. Juga mendapatkan apresiasi berupa tepuk tangan meriah membuat sebuah senyum lebar terpatri di bibirnya. Robin yang masih menggenggam tangan Gain pun ikut tersenyum. Dia sudah menduga kalau mereka akan menyukainya dan dengan berakhirnya duet mereka—Robin dan Gain—itu berarti acara juga telah berakhir. Robin selaku ketua dari acara merasa bangga karena kerja keras para anggota juga para pengisi acara tidak sia-sia.

Gain berbalik, hendak melangkah untuk kembali ke belakang panggung hingga sebuah suara memanggil namanya melalui microphone. Langkahnya terhenti, tanpa menoleh pun Gain tahu pemilik suara itu. Gain mendadak gusar. Perasaannya tidak enak.

"Aprilia..." ulang Neal karena Gain tak kunjung memberikan respon.

"Sebentar saja...." Neal masih fokus pada Gain. "Dengarkan isi hatiku," lanjutnya. Gain memegang erat microphone di genggamannya. "Jangan lanjutkan, please," pinta Gain dalam hati. Dia tahu apa yang ingin Neal katakan.

"Sebentar saja...." Kali ini Neal menunduk. "Biarkan aku mengungkapkannya," katanya seraya mendongak. Tatapan matanya seolah mengunci pergerakan Gain.

Ssstt Pacar Pura Puraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن