Chapter 28

156 10 2
                                    

Huaaaa... Lumutan nih lapak 😂. Kira-kira masih ada orangnya nggak ya? Semoga masih ya. Yang masih setia nunggu lanjutan cerita ini terima kasih buanyak dan selalu aku katakan maaf untuk lamanya update...

Yash! Happy Reading

***

"Heh, Neal!"

Neal refleks berhenti dari langkah mundurnya. Ia mengenal nada panggilan itu.

"Aprilia?" tanyanya sembari membuka mata. Neal meringis melihat Gain di depannya. Dia mengusap dadanya, lega karena yang ia lihat ternyata bukan hantu.

"Ayo balik ke tenda! Yang lain pada nyariin. Kasihan Arga khawatir banget sama lo."

"Nanti aja. Duduk sini dulu deh, Neal. Temenin gue sebentar aja," pinta Gain. Neal mengangguk. Dia berjalan menghampiri Gain, lalu duduk di sebelah kirinya.

"Lo kenapa nggak ngabarin sih kalo ilang?"

"Bego! Kalo ngabarin bukan ilang namanya! Lagian dari tadi pagi kan HP gue dibawa Arga. Dasar emang tuh orang nyebelin," ucapnya kesal.

Neal terkekeh. "Benar juga." Dia mengiyakan dalam hati.

"Lo nggak apa-apa kan, Aprilia?"

"Tadi kenapa-napa, tapi sekarang udah enggak. Kan ada lo." Neal tersenyum mendengarnya. Ia lega sekarang. Neal merogoh saku jaketnya, mengeluarkan HP dari sana, mengetik sesuatu lalu mengirimkannya pada Arga.

Neal : Gue udah ketemu sama Aprilia. Tolong kasih tahu yang lain untuk nunggu di tenda aja, soalnya katanya dia mau di sini sebentar lagi. Gue rasa dia butuh waktu untuk nenangin diri, dia kelihatan kacau banget.

Arga : Syukurlah. Baik, gue kabarin yang lain. Tolong jaga Gain buat gue.

Neal : sip

Neal memasukkan kembali HP nya setelah mengirim balasan untuk Arga. Dia menolehkan kepala ke samping kanan, sekarang Gain sedang merapikan rambutnya yang berantakan.

"Biar gue bantu." Neal meletakkan senternya. Dia mengambil sisir dari saku jaketnya lalu mulai menyisir rambut Gain dengan lembut. Dia juga mengikat rambut Gain, sama seperti yang sering Arga lakukan. Gain diam menunggu. Sebuah senyuman menghiasi bibirnya kala Neal memperlakukannya seperti itu.

"Sudah."

"Terimakasih."

"Jadi, mau balik kapan?"

"Nanti, sebentar lagi." Neal mengangguk mengerti. Dia diam sambil menatap Gain.

"Lo nggak pengen nanya gue kenapa?" tanya Gain penasaran karena Neal diam saja. Kalau saja yang menemukannya Iman atau yang lain, mereka pasti sudah bertanya panjang kali lebar.

"Nggak perlu. Ngelihat lo baik-baik saja sudah cukup buat gue." Hati Gain menghangat mendengarnya.

"Seandainya Conan juga begitu," batin Gain. Namun, sedetik setelah membatin ia segera menggeleng kuat-kuat. "Kok gue jadi bandingin mereka berdua sih? Ish," batinnya lagi.

"Kok geleng-geleng gitu? Gue kan nggak nawarin kopi," canda Neal yang sumpah, nggak lucu sama sekali. Gain sampai melongo, tapi akhirnya dia tertawa juga. Bukan karena candaan Neal, cuma dia merasa lucu saja melihat ekspresi cowok di sampingnya itu.

"Udah ah. Ayo balik tenda sekarang! Ini sudah mau tengah malam." Neal mengingatkan.

***

Iman mondar-mandir layaknya setrikaan di depan Aldo, membuat cowok itu berdecak sebal.
"Heh, lo bisa berhenti mondar-mandir nggak? Pusing nih gue lihatnya," semprot Aldo

Ssstt Pacar Pura PuraWhere stories live. Discover now