Chapter 32

138 8 0
                                    

Yudhi melihat Gain dan Arga bergantian. Dia saat ini sedang duduk di antara keduanya. Merasa heran dengan sikap keduanya yang tak biasanya diam saja, Yudhi pun bertanya.
"Kalian kenapa dah? Diem aja dari tadi, biasanya paling heboh berdua." Neal yang tahu alasan dari kediaman keduanya menyikut perut Yudhi.

"Apa?" tanya Yudhi tak mengerti.

"Lagi berantem," beritahu Neal lewat gerakan bibirnya. Mulut Yudhi membentuk huruf O begitu tahu alasannya.

"Eh, di lapangan belakang rumah gue ada pasar malam baru buka nih, ke sana rame-rame yuk, udah lama nggak main bareng nih," ajak Yudhi.

"Ayok aja, gue juga lagi bosen di rumah," jawab Aldo.

"Gue ikut deh, males ikutan mama kondangan," timpal Iman.

"Kita juga ikut," jawab Ifo diangguki Reva dan Irma.

"Lo gimana, Mut?" Yudhi menengok pada Gain.

"Ngikut aja gue mah."

"Kalo lo, Ga?"

"Iya, gue ikut."

"Neal gimana?"

"Elah, nggak usah ajakin dia lah," protes Iman.

"Apaan sih lo, Neal kan juga temen kita, ya kali nggak diajak," bela Ifo sambil melayangkan tabokan keras di punggung Iman, cowok itu sampai meringis.

"Gue ikut kalo Gain ikut," jawab Neal tidak memedulikan protesan Iman.

"Kalo gitu ntar abis magrib kumpul di rumah gue ya," saran Yudhi disetujui oleh mereka semua.

***

"GUE NGGAK MAU NAIK!!" jerit Iman dramatis karena dipaksa Aldo. Saat ini dia sedang ditarik-tarik oleh Yudhi dan Aldo untuk menyusul teman-teman yang lain naik kora-kora.

"Ntar gue traktir deh, Man, ayok," bujuk Aldo.

"NGGAK MAU!"

"Kalo lo nggak mau naik, gue bilang sama semua orang kalo lo suka sama Ifo," ancam Aldo. Yudhi menaikkan alisnya, dia tidak tahu kalau ternyata Iman menyukai Ifo. Selama ini Iman bahkan tidak menunjukkan kalau dia sedang jatuh cinta. Dia terlihat biasa saja kepada cewek itu.

"Kampret! Tambah satu orang lagi yang tahu," kesal Iman sambil melirik Yudhi.

"Makanya ikut. Ntar gue nggak bilang ke yang lain deh."

"Dasar ember bocor," ketus Iman. Dia berjalan mendahului Aldo dan Yudhi, Aldo terkekeh melihatnya.

"Itu tadi beneran, Do?"

"Iya."

"Waaah," takjub Yudhi. "KABAR GEMBIRA UNTUK KITA SEMUA. IMAN TERNYAT-" teriakan Yudhi terhenti karena Aldo membekap mulutnya. Iman yang sudah hampir naik tangga menoleh kaku, takut kalau Yudhi sampai membocorkan rahasianya. Sedangkan teman-temannya yang lain menatap Yudhi bingung.

"Diem, Goblok! Ntar gue digantung Iman kalau sampai bocor." Yudhi hanya nyengir saat Aldo memarahinya.

"Cepetan woy," seru Arga dari atas kora-kora. Dia sudah duduk anteng di barisan nomer 2 dari belakang, bersama Gain yang duduk di tengah dan Neal yang duduk setelah Gain. Iman berjalan ke depan, hendak mengambil duduk di barisan paling depan di bagian yang menghadap ke kanan, tapi Yudhi menariknya untuk duduk bersamanya di belakang Arga. Yang artinya mereka bertiga duduk di tempat paling tinggi di wahana kora-kora itu.

"Eh, gue di depan aja, nggak mau di sini," protes Iman.

"Udah. Duduk aja, udah mulai gerak, tuh." Setelah Aldo mengatakan itu kora-kora mulai digerakkan. Pertama-tama bergerak dengan tempo yang pelan. Iman sudah pucat di tempatnya, padahal ini baru dimulai. Semakin lama kecepatannya bertambah. Membuat orang-orang yang naik harus berpegangan supaya tidak merosot.

Ssstt Pacar Pura PuraOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz