Epilog

1.1K 52 0
                                    

"Aku baru ingat, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dan perpisahan itu adalah hal yang paling menyakitkan karena meninggalkan banyak kenangan."
.

.

Terhitung sampai saat ini sudah lima bulan kepergian Reno meninggalkan kota Bandung dan meninggalkan segala kenangan yang pernah ia ukir bersama seseorang di masa lalunya.

Pagi ini Rahel tengah bersenandung kecil sembari berjalan menuju kelasnya.

Tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang juga ikut berjalan tepat di belakangnya sambil memperhatikan tingkah gadis kecil itu.

“Rahel.” Ucap orang itu dengan suara yang hampir terdengar seperti bisikkan.

Rahel yang mendengar suara itupun sukses menghentikan langkahnya dan diam mematung mendengar suara yang sangat tidak asing bagi indra pendengarannya.

Lelaki itupun berjalan ke depan Rahel dan sekarang posisi nya sudah tepat berada di hadapan gadis berambut panjang itu.

Rahel yang sedari tadi menunduk pun lantas langsung mengangkat kepala nya ketika merasakan orang itu telah berada di hadapannya.

“Eh Adrian, ada apa?” Tanya Rahel dengan senyum tipis.

Ya, lelaki yang sedari tadi berada di belakang Rahel adalah Adrian.
“Jalan bareng ke kelas sama gue, mau gak?” Tanya Adrian sembari menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Rahel kembali tersenyum tipis namun tak urung ia mengangguk menyetujui ajakkan Adrian untuk berjalan beriringan menuju kelas.

Jarak ke kelas terasa sangat jauh saat kedua nya berjalan bersama, karena sedari tadi baik Rahel maupun Adrian hanya diam dan tidak ada yang membuka percakapan lebih dulu.

Adrian menghela nafas panjang menurunkan gengsi dan ego nya sehingga lelaki itu membuka pembicaraan terlebih dahulu.

“Gimana hubungan lo sama Reno?” Tanya Adrian dengan senyum tipis di wajahnya.

Rahel tersentak kaget mendengar pertanyaan Adrian, tetapi buru-buru gadis berambut panjang itu menetralkan ekspresi wajah nya.

“Baik-baik aja kok.” Jawab Rahel singkat.

Adrian mengangguk-anggukkan kepala nya tanda mengerti.

“Ldr dong?” Tanya Adrian lagi sembari terkekeh pelan.

Rahel tersenyum tipis sembari menggelengkan kepala nya.

“Gue sama Reno udah putus, bahkan sebelum dia pindah ke Surabaya.” Ucap Rahel sembari menoleh kearah Adrian.

Lelaki itupun tersentak kaget mendengar pengakuan Rahel, pasalnya hingga detik ini pun Adrian mengira bahwa Rahel masih menjalin hubungan dengan Reno.
Walaupun mereka terpisahkan oleh jarak, tetapi jarak bukanlah penghalang untuk dua orang yang menjalin sebuah hubungan.

Rahel terkekeh geli melihat wajah cengo Adrian yang kaget mendengar perkataannya barusan.

“Mulut lo tutup dong, bau nya jadi kemana-mana nih.” Ucap Rahel sembari pura-pura menutup hidungnya dan tertawa terbahak-bahak.

Adrian yang menyadari mulutnya sedari tadi terbuka pun akhirnya menutup kembali mulutnya dan memasang ekspresi kesal karna mendengar perkataan Rahel.

“Kampret lo.” Ucap Adrian dengan nada kesalnya.

“Gue ngakak anjirr.” Balas Rahel dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari  bibirnya.

“Turun pamor gue di ketawain sama lo.” Ucap Adrian yang masih tidak terima karna merasa malu akibat wajah cengo nya tadi.

“Dih, salah lo sendiri ogeb.” Jawab Rahel sembari terkekeh geli.

“Gara-gara dengerin omongan lo yang bikin kaget makanya gue masang tampang cengo kayak tadi.” Balas Adrian membela dirinya.

Rahel yang mendengar perkataan Adrian pun hanya bisa memamerkan deretan gigi nya.

Suasana yang tadinya terasa sangat canggung, sekarang telah berubah menjadi lebih santai.

Kedua nya sama-sama menurunkan ego dan gengsi yang ada dalam diri mereka sehingga tidak ada lagi kecanggungan diantara kedua nya.

“Udah ah, gue mau nanya serius nih.” Ucap Adrian sembari menoleh kearah Rahel.

“Silahkan.” Jawab Rahel sembari menganggukan kepala nya.

“Sekarang lo masih sering tukeran kabar sama Reno?” Tanya Adrian penasaran.

“Kalo dia gak sibuk sama sekolahnya, biasa nya dia selalu sempetin waktu buat kabarin gue. Kadang gue suka heran sama tuh anak, status gue sama dia udah bukan pacaran lagi tapi dia selalu ngejaga perasaan gue walaupun kita udah di pisahin sama yang nama nya jarak.” Tutur Rahel sembari tersenyum tipis.

Adrian yang mendengar itupun hanya bisa ikut tersenyum tipis.

“Reno cowok goals banget yah, idaman para wanita.” Balas Adrian sembari terkekeh pelan.

Rahel mengangguk menyetujui ucapan Adrian, memang Reno adalah lelaki yang pengertian dan selalu menghadapi semua masalahnya dengan tenang sekalipun itu berurusan dengan masalah hati.

Tidak terasa mereka berdua telah sampai di kelas dan Rahel berpamitan kepada Adrian untuk segera menuju ke bangku nya.

Jam pelajaran belum di mulai sehingga Rahel mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan membuka aplikasi chat yang dia punya.

Terdapat beberapa chat yang masuk ke hp nya dan salah satu nya adalah chat dari Reno yang mengucapkan selamat pagi untuk Rahel dan mengirim foto jalan yang diambil dari dalam mobil dan agak sedikit kabur karna mungkin kamera nya tidak fokus saat mengambil gambar tersebut.

Rahel terkekeh pelan melihat chat dari Reno, lelaki itu selalu saja mengirimkan hal-hal yang tidak penting kepada Rahel. Bahkan pernah waktu itu Rahel sedang asik mendengar lagu di ponselnya tiba-tiba terdapat satu notifikasi dan itu dari Reno. Reno mengirimkan foto guru botak yang terdapat di sekolah baru nya yang ada di Surabaya dan sukses membuat Rahel tertawa terbahak-bahak sampai air mata nya keluar.

Reno memang selalu punya cara membuat Rahel bahagia dengan cara nya sendiri.

Rahel menggerakkan jari diatas keyboard ponselnya untuk membalas pesan Reno.

Rahel Amanda:
Kebiasaan deh Ren, kalo lagi nyetir sambil main hp
Kan udah di bilangin gak boleh gitu

Reno Dirgantara:
Iya maaf
Besok-besok gak lagi deh

Rahel Amanda:
Lah ini apa?
Bales chat sambil nyetir lagi?

Reno Dirgantara:
Udah nyampe di sekolah
Ini udah di kelas malah

Rahel Amanda:
Oh, kirain
Yaudah lanjut nanti
Guru udah masuk

Reno Dirgantara:
Iya
Belajar yang bener
Biar pinter dan gak malu-maluin buat jadi ibu untuk anak-anak nya kita nanti
Haha

Rahel terkekeh geli membaca chat dari Reno, Rahel tidak lagi berniat membalas pesan itu karna guru nya telah masuk ke kelas dan siap untuk membagikan ilmu nya kepada Rahel dan kawan-kawan.  

Mungkin seperti inilah akhirnya, mereka bertiga bahagia dengan kehidupannya masing-masing. Rahel memilih untuk tidak menjalin sebuah hubungan serius dengan Reno maupun Adrian karna ia sadar jodoh seseorang tidak pernah tertukar, biarkan mereka berteman seperti semula dan takdir yang akan menjawabnya nanti.

Hidup akan terus maju seiring dengan berjalan nya waktu, maka kita akan hidup sambil memandang lurus ke depan. Namun sesekali berbaliklah, terkadang kita harus mengingat yang telah terjadi di masa lalu agar kita bisa belajar dan memulai hidup yang lebih baik di masa depan.

END OF EPILOG

HOLD ONWhere stories live. Discover now