26. Mencoba memahami

785 56 3
                                    

"Percayalah, diluar sana ada seseorang yang mati-matian berjuang agar bisa melihat senyum dan tawa kamu. Dan sadarilah, kamu itu istimewa bagi orang yang tepat."
.

.

Setelah mendengar semua perkataan Adrian, Rahel langsung berlari kearah belakang sekolah.

Gadis itu terisak sembari memeluk lututnya, Rahel merasa bahwa hatinya memang masih sepenuh nya milik Adrian.

Terdengar suara derap langkah kaki di belakang Rahel, gadis itu masih saja terisak tanpa memperdulikan siapa yang datang.

“Aku denger semuanya.” Ucap orang itu sembari mengelus rambut Rahel.

Rahel semakin terisak, punggungnya bergetar hebat. Dia sangat kenal suara ini, orang yang selama ini selalu membuatnya bahagia namun perasaan bodohnya itu malah masih tertuju pada masa lalu nya.

Ya, orang itu adalah Reno. Lelaki yang statusnya kini telah menjadi pacar Rahel.

“Hey, angkat kepala kamu princess. Nanti mahkota nya jatuh loh kalo nunduk terus.” Ucap Reno lembut sembari terkekeh pelan.

Rahel menggelengkan kepala nya tanda bahwa gadis itu tidak mau.
Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa menghela nafasnya.

“Kamu mau ninggalin aku?” Tanya Reno pelan hampir terdengar seperti bisikan.

Rahel menggelengkan kepala nya lagi, ia tidak mau kehilangan Reno. Namun hatinya juga bimbang ingin memilih siapa.

“Liat aku Hel.” Tutur Reno lembut sembari mengambil tangan Rahel untuk di gengamnya.

Rahel mengangkat kepala nya dan mata nya langsung bertubrukan dengan mata Reno.

Reno tersenyum lembut menatap Rahel sembari mengusap air mata yang terus mengalir di pipi gadis kecil nya itu.

“Kamu denger semuanya?” Tanya Rahel dengan suara serak.

Reno menganggukkan kepala nya sembari mengusap lembut tangan Rahel.

Air mata Rahel kembali turun saat melihat Reno yang menganggukkan kepalanya. Ia tau bahwa Reno juga merasakan sakit saat mendengar itu semua.

“Maaf.” kata Rahel pelan sembari kembali menangis.

“Maaf buat apa? Kamu gak salah. Jangan nangis gini, aku gak suka ngeliat kamu nangis.” Ucap Reno sembari menghapus air mata gadis itu.

“Aku udah nyakitin kamu Ren, aku nyakitin kamu dengan masa lalu aku yang sampe sekarang belum bisa aku lupain.” Jawab Rahel sembari sesegukan.

“Aku udah bilang dari awal waktu kita mulai hubungan ini, aku gak akan nyerah buat bahagiain kamu.” Balas Reno sembari menantap ke manik mata Rahel.

“Aku takut nyakitin kamu lebih dalem Ren.” Ucap Rahel lagi.

Reno menghela nafasnya gusar mendengar penuturan Rahel yang selalu saja seperti itu.

“Aku yang milih kamu dari awal berarti aku juga yang harus nerima semua resikonya. Entah itu kamu nyakitin aku atau gak, aku tetep gak akan nyerah buat bahagiain kamu walaupun aku tau hati kamu bukan punya aku.” Jeda Reno.

“Aku juga udah pernah bilangkan kalo aku gakpapa. Selagi aku bisa ngeliat senyuman kamu, ngeliat gimana cerianya kamu ketawa dan semua itu terjadi karena aku, gitu aja aku udah bahagia Hel.” Jawab Reno sembari menarik Rahel ke dalam pelukannya.

Rahel semakin terisak mendapat perlakuan seperti itu dari Reno, ada rasa nyaman sekaligus takut kehilangan yang di rasakan gadis itu yang sekarang tengah berada di dalam dekapan Reno.

Bodohnya Rahel rasa nyaman dan takut kehilangan itu tidak bisa membuat nya jatuh cinta kepada Reno, lelaki yang selama ini berjuang mati-matian untuk mendapatkan hatinya.

“Susah banget yah buka hati kamu buat aku?” Tanya Reno sembari melepaskan pelukannya dari Rahel dan mengarahkan wajah Rahel tepat di depannya.

“Gak, bukan gitu.” Jawab Rahel cepat sembari menggelengkan kepalanya.

Reno terkekeh pelan melihat tingkah gadis di depannya ini.

“Yaudah kalo gitu belajar buat buka hati kamu buat aku, kayak yang aku bilang dari awal, semua butuh proses. Selama ini kamu bukannya gak bisa buka hati kamu buat aku, tapi karna kamu gak pernah nyoba buat ngelakuin itu. Sekalipun kamu coba, kamu gak pernah bersungguh-sungguh, maka nya kamu selalu balik lagi sama ingatan kenangan di masa lalu kamu.” Jelas Reno panjang lebar sembari mengacak pelan rambut Rahel.

Rahel seperti di tusuk ribuan pisau mendengar perkataan Reno, memang benar yang dikatakan oleh lelaki itu.

Selama ini Rahel telah mencoba untuk melupakan Adrian tapi selalu saja gagal karena Rahel gak pernah nyoba ngelakuin itu dengan sungguh-sungguh.

“Aku jahat banget yah karna secara gak langsung aku udah mainin perasaan kamu.” Ucap Rahel yang terdengar seperti bisikkan.

Reno menggelengkan kepalanya mendengarperkataan gadis itu.

“Gak lah, kamu gak jahat. Wajar kalo kamu emang susah buat lupain masa lalu kamu, itu manusiawi. Tanda nya kamu dulu sayang banget sama dia, maka nya kamu bersikap kayak sekarang.” Balas Reno sembari memejamkan matanya dan mendongak kearah langit yang sedang mendung.

Rahel tersenyum tipis mendengar penuturan Reno, dia benci dengan sikap Reno yang sebaik ini. Yang membuat dia bingung, ingin bertahan tetapi menyakiti perasaannya sendiri atau melepaskan dan hal itu akan menyakiti perasaan Reno.

Rahel meneliti setiap lekuk wajah Reno, lelaki sebaik Reno harusnya tidak memperjuangkan wanita seperti Rahel.

Air mata Rahel kembali jatuh untuk yang kesekian kalinya, namun cepat-cepat ia menghapus air mata nya sebelum Reno melihatnya.

Hati Rahel sesak melihat wajah damai Reno yang sedang memejamkan mata nya itu kemudian gadis ini mengangkat kedua ujung bibirnya sembari tersenyum tipis.

Reno merasakan kalo Rahel sekarang tengah memperhatikannya, Rahel tidak tau kalo sekarang Reno tengah tersenyum tetapi sangat tipis, bahkan senyuman itu tidak bisa di lihat oleh Rahel.

Sangat munafik bila Reno mengatakan jika perasaannya baik-baik saja, sedari tadi Reno juga merasakan sesak di dada nya melihat Rahel yang sedang menangis.

Tetapi sebagai seorang lelaki yang gentle man, ia berusaha untuk menguatkan gadis di hadapannya ini agar gadis itu kembali tersenyum dan ceria seperti biasa nya.

Reno tidak memikirkan bagaimana perasaannya saat ini, yang ia pikirkan hanya bagaimana cara membuat Rahel kembali tersenyum dan tidak lagi menangis seperti tadi.

“Aku ganteng yah?” Tanya Reno sembari membuka mata nya dan melihat wajah kaget Rahel.

Rahel tersentak mendengar pertanyaan Reno, ia tidak menyangka bahwa Reno akan mendapati nya yang sedang memperhatikan lelaki itu sedari tadi.

Rahel mengerucutkan bibirnya sembari mencibir kearah lelaki itu.

Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa terkekeh geli sembari mengacak rambut Rahel.

“Kalo mau di peluk lagi sama aku itu ngomong aja, gak usah make merhatiin muka aku segala. Kan jadi malu.” Ucap Reno sembari menarik Rahel ke dalam pelukannya.

Wajah Rahel mereno merah seperti kepiting rebus mendengar perkataan Reno, tak urung gadis itu sesekali mencubit lengan Reno itu sehingga sukses membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.

Rahel merasa sangat nyaman berada di pelukkan Reno, aroma lelaki ini sangat memabukkan indra  penciuman.

‘Bahagia buat gue itu sederhana, cukup ngeliat senyum dan ketawa lo aja gue udah bahagia.’ Ucap Reno dalam hati.

Rahel tersenyum tipis dalam dekapan Reno sembari berkata dalam hatinya ‘Andaikan gue bisa jatuh cinta sama lo, pasti rasanya bakal lebih dari ini.’

Rahel dan Reno sama-sama terdiam menikmati semilir angin yang menerpa kulit mereka, tidak ada lagi pembicaraan antara kedua nya sampai akhirnya bel tanda masuk kelas pun berbunyi.

HOLD ONWhere stories live. Discover now