18. Pengakuan

1K 71 5
                                    

"Saya benci jarak, saya juga benci kita. Tapi saya lebih benci lagi ketika jarak memisahkan kita"
.

.


Matahari mengintip dari balik awan yang masih berwarna jingga.

Seperti nya hari ini tidak akan turun hujan seperti hari kemarin.

Burung-burung sedang berterbangan Indah diatas awan sembari mengeluarkan suara bising yang terdengar seperti sebuah senandung yang Indah.

Ada apa dengan hari ini? Semuanya tampak lebih berwarna, tidak ada air mata kesedihan yang di jatuhkan ke bumi seperti hari-hari kemarin.
Seluruh hewan dan tumbuhan yang ada di muka bumi seakan-akan bersorak gembira untuk menyambut hari ini.

Semesta sedang tersenyum lembut kepada makhluk hidup yang terdapat di jagad Raya.

Semilir angin berhembus lembut seolah-olah mereka sedang merencanakan sesuatu yang Indah.

***

Cahaya mentari mulai masuk melalui sela-sela jendela kelas Rahel.
Hari ini guru sedang ada rapat panjang dan tentu saja para siswa akan di pulangkan lebih cepat.

Hari ini Rahel tidak membawa kendaraan dan sekarang gadis ini sedang sibuk untuk menghubungi orang rumah untuk menjemputnya.

Reno yang meihat Rahel yang sedang gelisah dengan ponselnya itu pun datang untuk menghampiri Rahel.

"Kenapa Hel?" Tanya Reno saat sudah berada di dekat Rahel.

Rahel yang terkejut karena kedatangan Reno pun hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ngagetin lo nyet." Ucap Rahel sembari menatap tajam kearah Reno.

Reno yang mendapati raut wajah Rahel yang berubah itupun hanya bisa tertawa sembari merapikan rambutnya yang berantakan karena tertiup angin.

Rahel menoleh mendapati mata teduh Reno yang sedang tertawa dan entah angin darimana, Rahel justru semakin memperhatikan lekuk wajah Reno.

Tatapan mata lelaki itu tajam namun teduh dalam waktu yng bersamaan.
Reno memiliki kulit sawo matang, garis rahang yang sempurna dan hidungnya mancung sehingga menambah kesan Indah bila di pandang.

Menurut Rahel, lelaki di depannya ini tampan. Dan Rahel baru menyadari itu sekarang.

Reno yang merasa sedang diperhatikan oleh Rahel pun berhenti tertawa dan membalas tatapan Rahel sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gue ganteng yah?" Tanya Reno yang berhasil membuat lamunan Rahel buyar seketika.

Rahel yang kedapatan memperhatikan lelaki itupun segera mengalihkan pandangannya.

"Najis, pede amat lo." Jawabnya sembari memutar bola mata jengah.

"Ngomong aja kali, gue tau gue ganteng." Balas Reno dengan tampang pede nya.

"Jangan kayak tai deh Ren." Ucap Rahel sembari mencubit lengan Reno dan berhasil membuat lelaki itu mengaduh kesakitan.

Reno yang melihat wajah cemberut Rahel pun hanya bisa terkekeh pelan.

HOLD ONKde žijí příběhy. Začni objevovat