17. Masalah perempuan

977 66 5
                                    

"Bagaimana solusimu ketika aku tak mampu untuk bertahan, namun sulit meninggalkan?"

.

.

Pagi ini Rahel berangkat ke sekolah sedikit lebih awal dikarenakan jadwal piketnya.

Gadis bertubuh kecil dengan rambut yang tergerai indah ini telah selesai melakukan tugasnya untuk membersihkan kelas.

Rahel menemui teman-teman nya yang sedang asik bercerita sembari menunggu guru mapel yang akan mengajar di kelasnya.

"Woy." Sapa Rahel kepada teman-teman nya.

"Kenapa muka lo kusut gitu?" Tanya Adara sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Pms gue, hari pertama lagi." Jawab Rahel sambil menyusupkan wajahnya ke dalam lipatan tangan.

"Kasian amat temen gue." Ucap Putri sambil mengelus punggung Rahel.

Rahel yang mendapatkan perlakuan seperti itupun hanya bisa berdecak kesal.

"Singkirin tangan lo dari punggung gue nyet." Ucap Rahel kesal.

"Ya Allah, salah lagi kan gue. Padahal niat gue baik." Balas Putri sembari mengelus dada nya.

"Makanya lo diem aja, kayak lo gak tau Rahel kalo lagi pms jiwa-jiwa singa nya keluar." Balas Reka sembil terkekeh pelan.

Rahel yang mendengar perkataan Reka pun mengangkat wajahnya kemudian menatap tajam kearah Reka.

Reka yang mendapati tatapan tajam dari Rahel pun hanya tertawa semakin kencang.

"Reka monyet, berisik lo." Ucap Rahel kesal kepada Reka.

Mood Rahel hari ini benar-benar sangat tidak Bagus. Rasanya dia ingin memarahi semua orang yang menyenggolnya.

Rahel kembali membaringkan kepalanya diatas meja, perutnya terasa sangat sakit dan keram.

Reno yang melihat Rahel pun langsung mengerutkan dahinya bingung.
Da berpikir apakah Rahel masih sakit sehingga gadis ini hanya membaringkan kepalanya diatas meja dan tidak peduli dengan suara bising teman-teman nya yang sedang bergosip ria.

Reno berjalan menghampiri meja Rahel dengan tangan yang sebelah di masukkan ke dalam kantong celana nya.

Teman-teman Rahel yang melihat kedatangan Reno pun seketika terdiam dan menatap lekat kearah Reno.

Reno yang mendapati tatapan teman-teman Rahel hanya bisa menaikkan alisnya sembari bertanya.

"Kenapa nih anak?" Tanya Reno sambil melirik kearah Rahel yang sedang menyusupkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya.

"Masalah cewe." Jawab Adara sambil menoleh kearah Reno.

"Hah? Gak ngerti gue." Balas Reno dengan muka bingung nya.

Adara yang melihat muka bingung Reno pun hanya bisa mendengus pelan.

"Rahel lagi pms." Sekarang giliran Putri yang angkat bicara.

Reno yang mendengar itupun hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dia baru mengerti sekarang masalah cewe yang di maksud Adara adalah pms.

"Rahel." Panggil Reno lembut.

"Apaan?" Jawab Rahel yang masih membaringkan kepala nya.

"Coba sini liat gue." Balas Reno sembari mengusap puncak kepala Rahel.

"Gak mau Ren, perut gue keram." Jawab Rahel malas.

"Yaudah liat ke gue dulu maka nya." Ucap Reno lembut.

Rahel yang mendengar perkataan Reno pun hanya bisa mendengus kesal sembari mengangkat wajahnya.

"Apa?" Tanya Rahel dengan muka datarnya kearah Reno.

"Sakit banget yah?" Tanya nya lembut.

Rahel yang mendengar pertanyaan Reno pun hanya bisa menganggukkan kepalanya lemas.

Reno tersenyum melihat tingkah laku Rahel yang seperti anak kecil jika dia sedang pms seperti ini.

"Gue gak tau gimana sakitnya kalo cewe lagi pms. Kata nyokap gue sih rasa nya emang sakit banget karena pas lagi pms itu dinding rahim seorang perempuan mengalami pengelupasan yang besar-besaran dan kalo perempuan jadi sensitif saat pms itu karena pengaruh hormon." Ucap Reno sambil menoleh kearah Rahel.

Mama Reno adalah seorang dokter umum di salah satu Rumah Sakit ternama di kota Bandung.

Maka nya lelaki bertubuh tinggi ini mengetahui semuanya karena ia sempat menanyakan tentang wanita yang sedang pms kepada mama nya, kata nya sih buat jaga-jaga aja kalo ntar pacarnya lagi pms. Reno gak bakal pusing lagi buat ngadepin sikap ceweknya yang bakal berubah-ubah.

"Nyokap juga bilang kalo jadi cowok itu gak boleh nyakitin cewek, karena cewek udah kesakitan setiap bulannya. Dan begitu juga gue, gue bakal perlakuin lo dengan baik, bakal pahamin lo pas lagi pms kayak sekarang, dan gue bakal coba sebisa mungkin buat ngertiin sikap lo yang sensitif kayak gini." Ucap Reno lagi sembari tersenyum lembut dan mengelus pelan kepala Rahel.

Rahel yang mendengar perkataan Reno pun tidak tau mau menjawab apa.
Lelaki yang berada di sampingnya ini benar-benar membuat dia terdiam.

Begitu pula dengan teman-teman Rahel yang menyaksikan percakapan antara Reno dan Rahel.
Mereka benar-benar iri terhadap Rahel karena mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Hey, kok diem?" Tanya Reno kepada Rahel.

Rahel yang tersentak kaget mendengar perkataan Reno pun tersadar dari lamunannya.

"Gue gak tau mau ngomong apa nyet. Terharu gue." Jawab Rahel ceplas-ceplos sambil memanyunkan bibirnya.

Reno yang mendengar jawaban Rahel pun hanya bisa tertawa dan mengacak pelan rambut gadis itu.

"Kata-kata gue so sweet yah?" Tanya Reno sembari terkekeh pelan.

Rahel yang mendengar perkataan Reno hanya bisa menganggukkan kepalanya sembari memasang wajah polosnya.

Reno yang melihat tingkah Rahel pun hanya bisa tertawa sembari mengacak rambut gadis yang berada di sampingnya ini.

"Mungkin gue lagi pms jadi keadaan hati gue gak begitu baik. Padahal kata-kata lo biasa aja sih, tapi gak tau kenapa gue terharu ngedenger lo ngomong gitu." Ucap Rahel sambil menatap mata Reno.

"Bilang aja lo suka kalo gue gituin. Gak usah ngeles." Balas Reno dengan senyum jahilnya.

Rahel yang mendengar itupun hanya bisa memutar bola matanya kesal.

"Jangan sampe gue tonjok lo." Ucap Rahel sembari menatap tajam kearah Reno.

"Yah berubah lagi jadi singa." Jawab Reno sembari bergidik ngeri kearah Rahel.

Rahel yang mendengar perkataan Reno pun semakin kesal dan akhirnya mencubit lengan Reno dengan keras sehingga membuat cowo itu mengaduh kesakitan.

Rahel tersenyum puas melihat Reno yabg sedang kesakitan karena cubitan mautnya.

Reno hanya bisa pasrah di jadikan pelampiasan kekesalan Rahel ketika gadis ini sedang pms.

HOLD ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang